Bus Listrik di Belantara Kota, Jalan Panjang PLN Dorong Transisi Energi Nusantara

Kamis, 29 Desember 2022 - 18:20 WIB
loading...
Bus Listrik di Belantara...
Petugas saat mengecek proses charging bus listrik Bandung raya di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung. Foto-foto/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Bus tiga perempat melaju tanpa suara. Menembus padatnya kendaraan di jalanan Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). Tak ada bising suara mesin menderu musabab pedal gas diinjak dan direm. Pun, tak ada asap knalpot hitam pekat, seperti gumpalan awan hitam yang disemburkan ke udara.

Sedikit roda motor matik ini didekatkan. Penasaran, mencari tahu adakah lubang knalpot di sisi belakang. Tapi benar adanya, tak ada knalpot kasat mata. Jangankan hawa panas yang menyesakkan tenggorokan, asap hitam tebal pun tak jua muncul. Bus ini bersih dan senyap, bak heningnya malam.

“Pasti, ini bus listrik yang sebelumnya dipakai acara G20 di Bali,” pikirku.

Insting wartawan ku pun muncul, coba menyalip ke sisi kanan. Betul adanya. Bus berwarna merah dan motif gunungan putih masih bertuliskan 'G20 Indonesia 2022, Recover Together, Recover Stronger'.

“Andai saja semua angkutan umum di Bandung seperti ini. Tak bersuara, tak berasap, pasti kami para pemotor lebih nyaman. Tak ada hawa panas dan asap hitam pekat yang menyembur di bagian belakang bus yang terkadang membuat kami harus menahan nafas,” khayalku sembari berlalu.

Ya, bus dengan plat nopol D 7994 AT, adalah satu dari delapan bus listrik yang baru saja dioperasikan di Kota Bandung, bagian dari Bus Rapid Transit (BRT) Bandung raya. Bus listrik E-Inobus ini sebelumnya digunakan pemerintah Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 lalu.

Tak hanya Bandung, 15 bus listrik lainnya dioperasikan di Kota Surabaya. E-Inobus berkapasitas 19 kursi dan lima berdiri. Para sopir menyebutnya, bus tiga perempat karena berdimensi panjang 8 meter, lebar 2,1 meter, dan tinggi 3,6 meter. Mereka pun menamainya, si gesit irit.

Di Kota Bandung, bus listrik ini adalah angkutan umum pertama tanpa bahan bakar (non-BBM). Pemprov Jabar menargetkan, dari kebutuhan 455 bus, separuhnya diharapkan menggunakan bus listrik. Hadirnya bus listrik ini membawa harapan baru bagi warga Bandung. Apa sebab, polusi udara di Bandung kian tinggi menimbulkan suhu terasa lebih panas.

“Bandung sekarang enggak sesejuk dulu, apalagi kalau siang, hawanya panas. Mungkin karena sudah banyak kendaraan, asap knalpot di mana-mana. Penduduk juga semakin padat,” kata warga Bandung Putri.

Ibu berusia 41 tahun ini salah satu yang paling bersyukur atas kehadiran bus listrik. Hari pertama mengaspal, Putri langsung memanfaatkannya. Hingga kini, dia memilih bus ini sebagai transportasi untuk berangkat dan pulang kerja.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1710 seconds (0.1#10.140)