Sri Aji Kresna Kepakisan, Penguasa Bali yang Dikendalikan oleh Majapahit

Senin, 19 Desember 2022 - 08:32 WIB
loading...
A A A
Baik Adipati maupun Patih Agung berasal dari satu desa yaitu Desa Pakis, sehingga setibanya di Bali, menggunakan nama yang hampir sama. Adipatinya bergelarSri Dalem Kresna Kepakisan, sedangkan Patih Agungnya bergelarArya Kepakisan,atauSri Nararya Kresna Kepakisan

Dalam pemerintahannya, Sri Kresna Kepakisan juga didampingi oleh Ki Patih Wulung yang menjabat sebagai Mangku Bumi. Ibu kota kerajaan dipindahkan dari Gelgel, ke Samprangan.

Samprangan menjadi piliahn sebagai ibu kota, karena ketika ekspedisi Gajah Mada, Desa Samprangan mempunyai arti historis, yaitu sebagai perkemahan Gajah Mada, serta tempat mengatur strategi untuk menyerang Kerajaan Bedahulu. Dalam kenyataan kini menunjukkan, jarak Desa Bedahulu ke Samprangan hanya kurang lebih 5 km.



Dari Babad Dalem, diketahui bahwa dalam menjalankan pemerintahan sebagai wakil dari Majapahit di Pulau Bali, Sri Kresna Kepakisan dibekali dengan pakaian kebesaran kerajaan, dan sebilah keris yang bernama Si Ganja Dungkul. Seluruh konsepk kebudayaannya, memadukan kebudayaan Jawa dengan Bali.

Sri Kresna Kepakisan beristri dua. Istri pertama adalah Ni Gusti Ayu Gajah Para, merupakan putri dari Arya Gajah Para. Dari pernikahan ini, lahir Dalem Wayan (Dalem Samprangan); Dalem Di-Madia (Dalem Tarukan); Dewa Ayu Wana (putri, meninggal ketika masih anak-anak); dan Dalem Ketut (Dalem Ketut Ngulesir).

Sementara istri kedua Sri Kresna Kepakisan, adalah Ni Gusti Ayu Kuta Waringin merupakan putri dari Arya Kutawaringin. Dari pernikahan kedua ini, Sri Kresna Kepakisan memiliki satu putra, yakni Dewa Tegal Besung.

Masa pemerintahan Sri Kresna Kepakisan, menjadi awal terbentuknya dinasti baru di Bali, yaitu Dinasti Kresna Kepakisan. Dinasti ini berkuasa di Bali, sampai awal abad ke-20, atau tepatnya pada tahun 1908.

Kehadiran Sri Kresna Kepakisan, membawa pengaruh-pengaruh baru dari Majapahit, ke Bali, termasuk para bangsawan. Bangsawan baru ini merupakan kelompok elite yang menempati status dan peranan penting, atas struktur pelapisan masyarakat Bali.Hal ini sekaligus menggeser kedudukan dan peranan bangsawan dari kerajaan Bali Kuno.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4062 seconds (0.1#10.140)