Kisah Kerajaan Bali Jadi Korban Pertama Sumpah Palapa yang Digaungkan Gajah Mada
loading...
A
A
A
Jauh sebelum menaklukkan Kerajaan Bali, untuk menyatu di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada menapaki karir dari seorang Bekel Bhayangkara. Dia menjadi buah bibir, karena memiliki jasa besar, terutama setelah bersama 15 orang Bhayangkara menyelamatkan Raja Jayanegara, dari serangan Ra Kuti beserta pasukan dharmaputranya.
Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakan Ra Kuti. Gajah Mada juga yang menikam Ra Tanca hingga tewas, setelah memergoki Tanca menghabisi Raja Jayanegara. Di masa pemerintahan Bhre Kahuripan dan Bhre Daha. Gajah Mada juga berandil besar dalam penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Terhadap semua hambatan yang muncul dalam mewujudkan Sumpah Palapa, Gajah Mada tidak segan mengambil langkah pemusnahan. Termasuk kepada Kembar dan Warak yang telah mengejek sumpahnya.
Gajah Mada yang murka karena merasa diejek oleh Kembar, usai mengucapkan Sumpah Palapa. Langsung menghabisi Kembar. "Di luar panangkilan, Kembar dan Warak dimusnahkan. Itulah kesempatan baik untuk melampiaskan dendamnya kepada Kembar yang telah mendahului mengepung Sadeng," tulis Slamet Muljana.
Dalam menjalankan politiknya, Gajah Mada lebih dulu menyingkirkan para perintangnya. "Demikianlah telah terjadi perubahan susunan kabinet pada awal pemerintahan Gajah Mada," tulis Slamet Muljana.
Gajah Mada betul-betul membuktikan sumpahnya. Selama 21 tahun menjabat mahapatih Majapahit, ia berhasil menundukkan negara-negara di luar Kerajaan Majapahit. Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatra Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik (Singapura), menyatakan takluk.
Sesuai sumpah yang diucapkan. Setelah semua mengakui kebesaran Majapahit, Gajah Mada melakukan amukti palapa (Istirahat). "Lamun huwus kalah nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakan Ra Kuti. Gajah Mada juga yang menikam Ra Tanca hingga tewas, setelah memergoki Tanca menghabisi Raja Jayanegara. Di masa pemerintahan Bhre Kahuripan dan Bhre Daha. Gajah Mada juga berandil besar dalam penumpasan pemberontakan Sadeng dan Keta.
Terhadap semua hambatan yang muncul dalam mewujudkan Sumpah Palapa, Gajah Mada tidak segan mengambil langkah pemusnahan. Termasuk kepada Kembar dan Warak yang telah mengejek sumpahnya.
Gajah Mada yang murka karena merasa diejek oleh Kembar, usai mengucapkan Sumpah Palapa. Langsung menghabisi Kembar. "Di luar panangkilan, Kembar dan Warak dimusnahkan. Itulah kesempatan baik untuk melampiaskan dendamnya kepada Kembar yang telah mendahului mengepung Sadeng," tulis Slamet Muljana.
Dalam menjalankan politiknya, Gajah Mada lebih dulu menyingkirkan para perintangnya. "Demikianlah telah terjadi perubahan susunan kabinet pada awal pemerintahan Gajah Mada," tulis Slamet Muljana.
Gajah Mada betul-betul membuktikan sumpahnya. Selama 21 tahun menjabat mahapatih Majapahit, ia berhasil menundukkan negara-negara di luar Kerajaan Majapahit. Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru (Sumatra Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik (Singapura), menyatakan takluk.
Sesuai sumpah yang diucapkan. Setelah semua mengakui kebesaran Majapahit, Gajah Mada melakukan amukti palapa (Istirahat). "Lamun huwus kalah nusantara insun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
(eyt)