Kampung Jagir, Revolusi Karya Melawan Binasa

Kamis, 10 November 2022 - 11:37 WIB
loading...
A A A
Menjaga Buah Hati, Menanamkan Mandiri Sejak Dini

Lampu-lampu jalanan mulai dinyalakan ketika petang datang. Neon warna kuning dan merah begitu dominan menerpa tembok kampung yang dicat warna biru dan hijau. Beberapa ruas kampung juga asri dengan tanaman hijau yang menjalar di berbagai sudut perkampungan.

Lebar jalan hanya 3 meter, cukup untuk dipakai sepeda motor berpapasan. Kampung sempit yang kini mulai muncul pamornya itu menegaskan aliran rezeki tetap datang di malam hari. Tentu bukan dari prostitusi seperti dulu yang tersohor dari kawasan Wonokromo, tapi dari UMKM yang bertumbuh di Jagir.

Di bawah purnama itu, para ibu duduk di teras rumah. Ada yang membungkus minuman herbal, meletakan kemasan makanan ringan, serta sebagian ada yang membuat manik-manik dari kain perca. "Ini lagi coba juga buat olahan kunyit dan sere jadi minuman. Dari hasil tanam di depan rumah," kata Sofia, salah satu warga.

Celoteh anak terdengar lirih, ada tepuk tangan, dan sesekali teriakan keras yang diakhiri dengan tertawa bersama dalam libasan angin yang malam itu merayap pelan di permukaan kulit ketika duduk di teras rumah Kampung Jagir.

Sebuah lahan gambut yang ta terpakai disulap warga menjadi sebuah taman bacaan bagi anak. Sekaligus menjadi tempat berkumpul anak yang nyaman. Beberapa rak tersusun rapi, deretan buku berjejar dengan beberapa mainan yang tersebar di tiap sudutnya.

Ada anak yang duduk bersila, ada yang bersandar di dinding, sebagian lainnya juga berkerumun sambil selonjoran di sebuah tikar sederhana berwarna merah yang cukup nyaman buat anak-anak itu belajar. Di lahan yang juga bekan tempat sampah itu, mereka menemukan rumah yang bisa dipakai untuk belajar anak.

Para orang tuanya merasa aman anak-anaknya di sana. Mereka bisa memantau anaknya setiap saat. Di sela-sela mereka membungkus keripik, meramu minuman herbal maupun membuat kreasi manik-manik yang menjadikan Kampung Jagir salah satu kampung produktif dan kreatif di Kota Pahlawan.



Mereka pun bersyukur kini anak-anak mereka terbangun dalam lingkaran sehat dalam proses pengasuhan. Di masa emas mereka bertumbuh, banyak kesematan yang dilakukan oleh anak-anak dalam mengembangkan bakat dan minatnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2052 seconds (0.1#10.140)