Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Asa Anak Petani Desa Ujung Selatan Pulau Jawa

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 23:05 WIB
loading...
A A A
Kini petani anggota Gapoktan juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan air dari rumah pompa berteknologi tenaga surya ini karena biaya perawatannya sudah ditanggung uang kas kelompok tani.

“Secara ekonomi kami hemat dan bisa menyisihkan uang untuk tambahan biaya sekolah anak. Tanah kami ini juga akan lebih baik kalau ditanami jenis tanaman holtikultura karena jenis tanah ini tadah hujan. Dengan adanya PLTS, saat ini kami bisa selingi dengan tanaman cabai, terong, kobis, kangkung dan lain-lain, Dalam satu bulan kami bisa menghasilkan uang tambahan kurang lebih Rp1 juta rupiah,” tambah Priyanto.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Asa Anak Petani Desa Ujung Selatan Pulau Jawa


Perancangan teknologi untuk pengairan sawah tadah hujan di Desa Kalijaran itu tidak lepas dari ide dan pemikiran akademisi Perguruan Negeri Cilacap, Afrizal Abdi Musyafiq. Menurut dosen muda ini mengatakan, ide tersebut berawal dari sulitnya petani setempat mengiri sawahnya yang berjenis tadah hujan.

“Berawal dari hasil riset kami di mana kami fokus pada pengembangan energi terbarukan berbasis panel surya, angin maupun air, namun dalam hal ini kami mengembangann solar home system di mana ini memanfaatkan energy matahari yang dikonfersi ke panel surya untuk menjadi energy listrik. Energi listrik ini kemudian bisa digunakan untuk pompa air untuk mengambil sumber air sumur tanah yang masih bersih tidak tercampur air laut karena daerah sekitar Desa Kalijaran dekat dengan laut,” jalas Afrizal.

Saat ini petani sudah bisa menikmati hasil risetnya yang ia kembangkan dengan biaya Pertamina Foundation sekitar kurang lebih satu tahun lamanya.

“Jadi prinsip kerja alat ini adalah, air kami pompa untuk dimasukan ke tandon dan disitribusikan ke pertanian melalui selang dan pipa paralon. Panel surya tersebut kami set di kisaran 1200 watt peak (watt puncak) di mana satu pompa air berkekuatan sebesar 375 watt dan mampu beroperasi antara 8 hingga 10 jam per hari dengan memproduksi 20 meter kibik air atau 20 ribu liter air dan bisa mengairi persawahan hingga 2 setengah hektar," urai Afrizal saat ditemui di lokasi Pembangkit Listrik tenaga Surya di Desa Kalijaran.



Energi terbarukan yang dibiayai Pertamina Foundation ini merupakan sistem pembangkit listrik yang bisa menghasilkan debit air yang cukup besar hingga mencapai 20.000 liter per hari. Rumah pompa air tersebut juga dilengkapi baterai untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan panel surya pada siang hari. Bahkan, teknologi ini dapat bertahan hingga 10 tahun sesuai dengan rata-rata usia baterai dan panel surya.

Area Manager Commrel & CSR PT Kilang Pertamina Internasional ( KPI ) RU IV Cilacap, Cecep Supriyatna mengatakan, pembangkit tenaga listrik tenaga surya di Desa Kalijaran bisa menjadi solusi kebutuhan air di lokasi desa tadah hujan.

“Pembangkit listrik tenaga surya yang ada di Desa Kalijaran Kecamatan Maos ini sebagai bentuk komitmen Pertamina terhadap petani melalui petani mandiri energi. Kemudian Pertamina juga berkomitmen tentang energi terbarukan. Di mana pembangunan PLTS ini merupakan wujud pertamina untuk terus menggelorakan bahwa energi terbarukan sangat bermanfaat untuk semua lini masyarakat untuk kemandirian petani,” ujar Cecep.

Di sisi lain, meski kemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya ini sudah bisa dirasakan, namun masih diperlukan adanya tambahan alat bagi petani setempat yang mempunyai lahan cukup jauh dari alat tersebut.

Suratmi misalnya, yang merupakan petani dengan lahan garapan yang cukup jauh dari rumah pompa ini berharap agar pertamina bisa menambah alat yang sama dan bisa menjangkau sawah garapan petani lain yang cukup jauh dari jangkauan alat tersebut.

“Kami sangat berterimakasih dengan adanya bantuan ini, kami mendapatkan panen yang lebih baik, terus waktunya juga tidak habis banyak dengan mengambil air dengan pompa di sungai. Karena tanah garapan kami lokasinya jauh dari titik alat PLTS ini, kami mengharapkan ada alat yang lebih dekat agar panen kami lebih maksimal dan lebih baik lagi. Kami mohon ada bantuan alat satu lagi agar bisa terjangkau air secara merata”, harap petani sekaligus ibu dua anak ini.

Adanya pembangkit listrik tenaga surya perlahan sudah mulai dirasakan manfaatnya bagi peningkatan hasil pertanian. Apalagi, sawah yang semula ditanami padi, kini bisa diselingi dengan tanaman holtikultura seperti kangkung, cabai, terong, sawi, kobis dan lain-lainnya.

Segenggam asa bagi warga untuk bisa menaikkan taraf ekonominya dari hasil pertaniannya kini menjadi harapan baru. Namun demikian, warga masih berharap pihak Pertamina bisa memberikan pendampingan dan bahkan penambahan pembangkit listrik tenaga surya lagi karena hal ini akan bisa menambah hasil pertanian mereka.

Hasil tani meningkat tentunya akan diikuti kenaikan pendapatan. Hal inilah yang menjadi asa mereka untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang kuliah melalui hasil taninya.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Asa Anak Petani Desa Ujung Selatan Pulau Jawa


Adalah Alfatah Rizky seorang lulusan sarjana D3 Universitas Nurtanio Bandung anak petani desa setempat yang orang tuanya merupakan anggota Gapoktan. Sebagai anak seorang petani Desa Kalijaran, ia mengaku terkendala biaya untuk melanjutkan ke sekolah C-2 agar bisa memiliki ijin bekerja di bagian mesin pesawat di Hanggar Penerbangan di Bandung.

Sementara ia dan ibunya berharap, pihak pertamina bisa terus mengembangkan alat Pembangkit Tenaga Listrik Surya ini agar pertanian petani semakin meningkat dan petani bisa menjadi petani mandiri, maju hingga bisa menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang kuliah yang lebih tinggi lagi.

“Saya berharap dengan adanya PLTS bisa membantu pertanian warga Desa Kalijaran kemudian hasil pertanian yang lebih maksimal dapat membantu biaya petani untuk melanjutkan biaya kami agar bisa bersekolah ke jenjang lebih tinggi lagi. Harapan kami selaku anak petani yang bersekolah perguruan tinggi agar kami bisa membantu perekonomian warga desa kami,” harap Rizky dirumahnya di Desa Kalijaran.

Sejalan dengan anaknya, Jumiyati, selaku orang tua Rizky mempunyai harapan yang sama. Adanya dengan peningkatan ekonomi warga desanya, ia menumpukan harapan besar bagi anaknya agar bisa bersekolah kembali agar bisa bekerja sesuai harapan.

“Kita di sini kan banyak anak sekolah. Setidaknya ada 10 orang anak petani yang ingin sekolah ke perguruan tinggi. Dengan adanya PLTS ini, kami berharap banyak bisa merubah nasib anak-anak bangsa di desa kami dan kami ingin ada penambahan alat PLTS lagi agar jangan 1 titik. Karena kalau 1 titik untuk perkebunan kemampuannya belum maksimal untuk menaikkan area persawahan lokasi dengan luas sekitar 7 hektar. Degan adanya alat ini juga harapan kami bisa bisa merubah persawahan menjadi perkebunan dan hasil bertambah, dan bisa menambah biaya anak-anak kuliah,” harap Jumiyati.

Kini, Rizky dan 10 pemuda desa lainnya yang ingin menyelesaikan kuliahnya terus berharap orang tua mereka bisa meningkat perekonomiannya dengan hasil tani yang menggunakan energi terbarukan dari bantuan Pertamina Foundation.

Segenggam asa bagi masyarakat dan pemuda di Desa Kalijaran kini ada di depan mata. Masyarakat dan pemuda setempat berharap, adanya pembangkit listrik tenaga surya sebagai energi terbarukan bisa terus dikembangkan di desanya oleh pihak pertamina agar bisa mengangkat perekonomian Desa Kalijaran.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4757 seconds (0.1#10.140)
pixels