Petani Sawit Sumut Bersemangat Melangkah ke Pasar Global: Lidi Sawit Jadi Andalan Baru
loading...
A
A
A
ASAHAN - Petani sawit di Sumatera Utara (Sumut) kini memiliki peluang baru untuk meningkatkan penghasilan mereka. Melalui workshop yang diadakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia, para petani diajarkan cara mengolah lidi sawit menjadi berbagai kerajinan tangan yang bernilai tinggi, bahkan siap untuk diekspor ke mancanegara.
Workshop bertema "Memperkuat Kelembagaan Petani Kelapa Sawit Melalui Pengembangan UKMK Kerajinan Lidi Sawit untuk Mendorong Lahirnya Home Industri Berbasis Kelapa Sawit" ini diikuti oleh 80 peserta yang terdiri dari perwakilan koperasi dan kelompok tani kelapa sawit.
Ketua DPD I Aspekpir Sumut, Syarifuddin Sirait, optimis bahwa workshop ini akan membawa manfaat besar bagi para petani sawit di wilayahnya. "Melalui pelatihan ini, petani diharapkan dapat menghasilkan produk-produk kreatif dan bernilai jual tinggi dari lidi sawit, yang selama ini hanya dianggap limbah," ujarnya.
Bupati Asahan, H. Surya B.Sc, melalui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Asahan, Ir Hazairin MM, menyambut baik kolaborasi antara BPDPKS dan Aspekpir dalam meningkatkan kesejahteraan para petani sawit. "Ini merupakan langkah yang tepat untuk membuka peluang baru bagi petani dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal," tuturnya.
Bendahara Umum Aspekpir Indonesia, Sutoyo menekankan potensi besar lidi sawit dan limbah kelapa sawit lainnya sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. "Diperlukan koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah agar usaha lidi sawit ini dapat berkembang pesat," jelasnya.
Sementara itu, Senior Analis Divisi UKMK BPDPKS, Anwar Sadat, menegaskan komitmen BPDPKS dalam mendukung kesejahteraan petani sawit. "Melalui program-program yang kami sediakan, kami ingin membantu petani meningkatkan daya saing dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik," ungkapnya.
Workshop ini tak hanya menghadirkan materi edukatif, tetapi juga sesi praktek pembuatan kerajinan lidi sawit. Para peserta diajari cara membuat berbagai produk menarik, seperti name tag, sandal, dan piringan lidi sawit. Tak hanya itu, Natassa Kusumawardany, Direktur Utama PT Wardani Agro Utama, turut memperkenalkan teknologi pengolahan lidi sawit yang mampu menghasilkan hingga 30 kg lidi per jam.
"Teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan membuka peluang ekspor lidi sawit ke pasar global," jelas Natassa. Ia pun membuka peluang kerja sama dengan petani sawit anggota Aspekpir untuk memasarkan lidi sawit ke luar negeri.
Workshop bertema "Memperkuat Kelembagaan Petani Kelapa Sawit Melalui Pengembangan UKMK Kerajinan Lidi Sawit untuk Mendorong Lahirnya Home Industri Berbasis Kelapa Sawit" ini diikuti oleh 80 peserta yang terdiri dari perwakilan koperasi dan kelompok tani kelapa sawit.
Ketua DPD I Aspekpir Sumut, Syarifuddin Sirait, optimis bahwa workshop ini akan membawa manfaat besar bagi para petani sawit di wilayahnya. "Melalui pelatihan ini, petani diharapkan dapat menghasilkan produk-produk kreatif dan bernilai jual tinggi dari lidi sawit, yang selama ini hanya dianggap limbah," ujarnya.
Bupati Asahan, H. Surya B.Sc, melalui Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Asahan, Ir Hazairin MM, menyambut baik kolaborasi antara BPDPKS dan Aspekpir dalam meningkatkan kesejahteraan para petani sawit. "Ini merupakan langkah yang tepat untuk membuka peluang baru bagi petani dalam memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal," tuturnya.
Bendahara Umum Aspekpir Indonesia, Sutoyo menekankan potensi besar lidi sawit dan limbah kelapa sawit lainnya sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. "Diperlukan koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah agar usaha lidi sawit ini dapat berkembang pesat," jelasnya.
Sementara itu, Senior Analis Divisi UKMK BPDPKS, Anwar Sadat, menegaskan komitmen BPDPKS dalam mendukung kesejahteraan petani sawit. "Melalui program-program yang kami sediakan, kami ingin membantu petani meningkatkan daya saing dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik," ungkapnya.
Workshop ini tak hanya menghadirkan materi edukatif, tetapi juga sesi praktek pembuatan kerajinan lidi sawit. Para peserta diajari cara membuat berbagai produk menarik, seperti name tag, sandal, dan piringan lidi sawit. Tak hanya itu, Natassa Kusumawardany, Direktur Utama PT Wardani Agro Utama, turut memperkenalkan teknologi pengolahan lidi sawit yang mampu menghasilkan hingga 30 kg lidi per jam.
"Teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan membuka peluang ekspor lidi sawit ke pasar global," jelas Natassa. Ia pun membuka peluang kerja sama dengan petani sawit anggota Aspekpir untuk memasarkan lidi sawit ke luar negeri.
(hri)