Dukung Peningkatan Kualitas Pendidikan, Warga Batanghari Jambi Hibahkan Tanah untuk Jalan

Kamis, 20 Oktober 2022 - 01:10 WIB
loading...
Dukung Peningkatan Kualitas...
Kegiatan belajar mengajar di SMPN 21 Batanghari Jambi. Foto: Hasan/SINDOnews
A A A
BATANGHARI - Peran aktif masyarakat dalam pendidikan sangat penting. Tanpa ada dukungan dari masyarakat, dunia pendidikan akan sulit untuk berkembang.

Seperti tampak di SMPN 21 Batanghari, Jambi. Masyarakat di lingkungan sekolah ini rela menghibahkan tanahnya hingga sepanjang 150 meter untuk jalan sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 21 Batanghari, Abdul Kadir mengatakan, dengan pendekatan lokal, masyarakat sekitar akhirnya tergugah menyumbangkan tanahnya secara sukarela.



"Saya gabung dengan Tanoto Foundation (TF) sejak 2019, dan manfaatnya banyak sekali di antaranya melibatkan peran serta masyarakat," katanya, kepada SINDOnews, di Batang Hari, Rabu (19/10/2022).

Dengan pembekalan yang didapat dari TF, pihak sekolah berhasil melakukan pendekatan kepada warga sekitar, tanpa harus terlibat pungutan liar (pungli).

"Masyarakat dengan rela menghibahkan tanahnya sepanjang 150 meter lebih. Masing-masing menyumbang 1 meter untuk pembangunan jalan ke sekolah," jelasnya.

SMPN 21 Batanghari merupakan sekolah yang mendapatkan pendampingan dari TF dalam peningkatan kualitas pendidikan.



Diakuinya, setelah mengikuti pelatihan TF, banyak terjadi perubahan mengajar di SMPN 21 Batanghari. Mulai dari pola guru dalam mengajar siswa, hingga berhasilnya sekolah itu menjadi percontohan.

"Ini satu-satunya sekolah yang memakai password di Batanghari. Kita buat sistem password untuk melatih kejujuran, saling sapa, dan terbiasa mengucapkan terima kasih kepada para siswa," sambungnya.

Password tersebut digunakan oleh siswa dan guru saat memasuki gerbang sekolah, untuk mata pelajaran, keagamaan, rekam jejak mapel, branding dan lainnya.

"Password itu kunci, ini adalah kesepakatan yang kita laksanakan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Misal anak boleh lewat setelah mengucapkan password," jelasnya.



Dilanjutkan dia, sebelum menggunakan sistem password, etika siswa terhadap guru dan orang yang lebih tua sangat kurang. Mereka juga tidak mengenal sopan santun.

"Kadang-kadang, anak ketika guru datang mereka menyelonong saja, artinya tidak ada etikanya. Dengan program password ini, para siswa jadi suka menyapa guru dan sesama, jadi terjadi keakraban," paparnya.

Adapun, password yang digunakan setiap hari berbeda, dan diambil dari ayat-ayat suci Alquran, mata pelajaran, dan lainnya.

Para siswa juga ditanamkan kebersihan lingkungan dengan mengambil sampah yang berserakan di sekolah. Semua kegiatan itu mendapat kontrol ketat guru.



"Para siswa juga kami ajarkan untuk selalu berdoa, membaca surat pendek, dan mengambil sampah. Setiap hari ada petugas yang mengecek ke kelas-kelas. Berapa sampah yang dipungut," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batanghari, Zulpadli mengapresiasi terobosan yang dilakukan SMPN 21 di sekolah.

Menurutnya, terobosan ini dapat dijadikan contoh sekolah lain, bagaimana pihak sekolah bisa mengaplikasikan pelatihan TF dan praktik dari kurikulum merdeka belajar.

"Benar, ini kan kita tahu ini di sini. Tahun depan kita cobakan sekolah-sekolah lain lagi. Bergulir, berkelanjutan. Namanya program baru butuh waktu," ungkapnya.



Lebih lanjut, dia berharap semua sekolah di Batanghari bisa mengikuti pola yang terbukti efektif membentuk karakter siswa, seperti di SMPN 21. Apalagi, sistem password ini sudah dibukukan oleh kepala sekolah.

"Semua sekolah rencananya. Sudah mulai diperkenalkan ini ke sekolah lain. Di buku panduan juga sudah mulai ini," tukasnya.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2705 seconds (0.1#10.140)