Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Buatan Pindad, Ternyata Ini Isi Kandungannya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Tembakan gas air mata disebut-sebut menjadi penyebab utama dalam tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa dan luka dari suporter Aremania.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham mose mengatakan, sangat berduka cita atas tragedi yang mendapat sorotan tajam masyarakat dunia itu.
"Kami keluarga besar PT Pindad turut berbelasungkawa dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Beberapa korban, bahkan merupakan bagian dari keluarga karyawan kami sendiri," ujar Abraham, di kantor PT Pindad, Jalan Terusan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (14/10/2022).
Dalam kesempatan itu, Abraham juga menyampaikan berbagai informasi terkait munisi kaliber khusus gas air mata buatan Pindad, sekaligus mengklarifikasi berbagai informasi simpang siur terkait produk ini.
Dia menjelaskan, munisi gas air mata (tear gas cartridge) atau biasa juga disebut dengan riot control catridge merupakan munisi yang ketika ditambahkan, dilemparkan atau disemprotkan akan menghasilkan efek iritasi/perih/rasa terbakar pada mata, kulit, hidung, mulut dan saluran pernafasan karena mengandung lacrimator chemical substance (zat kimia yang menyebabkan iritasi tersebut).
"Munisi gas air mata dengan penggunaan yang sesuai prosedur dan memperhatikan kondisi tertentu tidak berbahaya," jelasnya.
Adapun bahan kimia yang dapat dipakai pada gas air mata adalah CS (2-Chlorobenzalmalononitrile, C10H5CIN2) dan CN (2-Chloroacetophenone, C8H7CIO).
Namun, kata Abraham, ada beberapa bahan kimia lain yang digunakan di beberapa produk gas air mata lainnya seperti CR (dibenzoksazepin, C13H9NO) dan semprotan merica/gas OC (Oleoresin Capsicum).
"Adapun bahan kimia yang digunakan pada munisi gas air mata produksi Pindad seluruhnya menggunakan isian CS (2-Chlorobenzalmalononitrile, C10H5CIN2) baik yang berbentuk serbuk maupun asap, dan tidak ada yang menggunakan isian bahan CN (2-Chloroacetophenone, C8H7CIO)," tegas Abraham.
Abraham menyatakan, berdasarkan berbagai masukan dari pengguna, isian CS lebih diutamakan dari sisi keamanan, sehingga Pindad tidak menggunakan isian CN.
Penggunaan CS sendiri telah diketahui secara umum dan aman digunakan secara luas sebagai bahan kandungan yang sudah menjadi standar pada gas air mata di dunia.
"Pindad telah memproduksi gas air mata sejak tahun 1996, sudah digunakan mendukung Polri dan sudah melakukan ekspor sejak 2006 hingga 2022 ke berbagai negara seperti Australia, Philipina, Thailand, Timor Leste, Malaysia dan Bangladesh," sebutnya.
Abraham juga meyakinkan, bahwa isian produk gas air mata buatan Pindad tersebut juga sama dengan yang digunakan dan diproduksi di negara lain, yaitu di Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Selama ini tidak pernah ada masalah terkait produk gas air mata buatan Pindad tersebut, karena sudah sesuai standar dan melewati proses uji sebelumnya," tukasnya.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham mose mengatakan, sangat berduka cita atas tragedi yang mendapat sorotan tajam masyarakat dunia itu.
"Kami keluarga besar PT Pindad turut berbelasungkawa dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Beberapa korban, bahkan merupakan bagian dari keluarga karyawan kami sendiri," ujar Abraham, di kantor PT Pindad, Jalan Terusan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (14/10/2022).
Dalam kesempatan itu, Abraham juga menyampaikan berbagai informasi terkait munisi kaliber khusus gas air mata buatan Pindad, sekaligus mengklarifikasi berbagai informasi simpang siur terkait produk ini.
Dia menjelaskan, munisi gas air mata (tear gas cartridge) atau biasa juga disebut dengan riot control catridge merupakan munisi yang ketika ditambahkan, dilemparkan atau disemprotkan akan menghasilkan efek iritasi/perih/rasa terbakar pada mata, kulit, hidung, mulut dan saluran pernafasan karena mengandung lacrimator chemical substance (zat kimia yang menyebabkan iritasi tersebut).
"Munisi gas air mata dengan penggunaan yang sesuai prosedur dan memperhatikan kondisi tertentu tidak berbahaya," jelasnya.
Adapun bahan kimia yang dapat dipakai pada gas air mata adalah CS (2-Chlorobenzalmalononitrile, C10H5CIN2) dan CN (2-Chloroacetophenone, C8H7CIO).
Namun, kata Abraham, ada beberapa bahan kimia lain yang digunakan di beberapa produk gas air mata lainnya seperti CR (dibenzoksazepin, C13H9NO) dan semprotan merica/gas OC (Oleoresin Capsicum).
"Adapun bahan kimia yang digunakan pada munisi gas air mata produksi Pindad seluruhnya menggunakan isian CS (2-Chlorobenzalmalononitrile, C10H5CIN2) baik yang berbentuk serbuk maupun asap, dan tidak ada yang menggunakan isian bahan CN (2-Chloroacetophenone, C8H7CIO)," tegas Abraham.
Abraham menyatakan, berdasarkan berbagai masukan dari pengguna, isian CS lebih diutamakan dari sisi keamanan, sehingga Pindad tidak menggunakan isian CN.
Penggunaan CS sendiri telah diketahui secara umum dan aman digunakan secara luas sebagai bahan kandungan yang sudah menjadi standar pada gas air mata di dunia.
"Pindad telah memproduksi gas air mata sejak tahun 1996, sudah digunakan mendukung Polri dan sudah melakukan ekspor sejak 2006 hingga 2022 ke berbagai negara seperti Australia, Philipina, Thailand, Timor Leste, Malaysia dan Bangladesh," sebutnya.
Baca Juga
Abraham juga meyakinkan, bahwa isian produk gas air mata buatan Pindad tersebut juga sama dengan yang digunakan dan diproduksi di negara lain, yaitu di Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Selama ini tidak pernah ada masalah terkait produk gas air mata buatan Pindad tersebut, karena sudah sesuai standar dan melewati proses uji sebelumnya," tukasnya.
(san)