Pengawasan Hewan Kurban di Sinjai Diperketat di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
SINJAI - Dinas Perternakan dan Kesehatann Kabupaten Sinjai, membentuk tim pemantau perdagangan dan distribusi hewan kurban .
Langkah tersebut dilakukan guna memastikan kondisi hewan kurban sehat dan layak di potong (disembelih).
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan Sinjai drh Mappamancu membenarkan adanya tim yang di bentuk untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Sinjai.
"Ia tim kami bentuk yang menyebar di setiap kecamatan untuk memeriksa hewan kurban secara gratis, ada 3 sampai 4 petugas di masing-masing kecamatan dan juga di setiap perbatasan ada petugas kami yang memeriksa hewan kurban yang melintas," katanya.
Ia mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan terbagi dalam dua tahap, yakni sebelum dipotong dan sesudah dipotong.
Pemeriksaan sebelum pemotongan berupa kondisi fisik, suhu tubuh, gigi, hidung, mata dan lainnya. Setelah pemotongan pemeriksaan mengarah ke organ, jerohan seperti hati, paru-paru, ginjal, limpa dan limfoglandula.
Hingga saat ini pihaknya tidak menemukan hewan kurban yang mengalami penyakit atau tidak layak untuk jadikan hewan kurban.
"Untuk di Sinjai belum ada tim yang menemukan gejala-gejala yang aneh dan kami memastikan hewan kurban di Sinjai aman," jelasnya.
"Terkait informasi yang beredar bahwa hewan kurban juga dilakukan rapid test atau uji swab saya pastikan ada kekeliruan, karena kami tidak melakukan," katanya.
Beredar memang informasi itu di kalangan pedagang sapi, terkait hal tersebut. Itu disampaikan antara penyuluhan Covid-19 dan sosialisasi protokol Covid-19 saat pemotongan hewan kurban.
Langkah tersebut dilakukan guna memastikan kondisi hewan kurban sehat dan layak di potong (disembelih).
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan Sinjai drh Mappamancu membenarkan adanya tim yang di bentuk untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Sinjai.
"Ia tim kami bentuk yang menyebar di setiap kecamatan untuk memeriksa hewan kurban secara gratis, ada 3 sampai 4 petugas di masing-masing kecamatan dan juga di setiap perbatasan ada petugas kami yang memeriksa hewan kurban yang melintas," katanya.
Ia mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan terbagi dalam dua tahap, yakni sebelum dipotong dan sesudah dipotong.
Pemeriksaan sebelum pemotongan berupa kondisi fisik, suhu tubuh, gigi, hidung, mata dan lainnya. Setelah pemotongan pemeriksaan mengarah ke organ, jerohan seperti hati, paru-paru, ginjal, limpa dan limfoglandula.
Hingga saat ini pihaknya tidak menemukan hewan kurban yang mengalami penyakit atau tidak layak untuk jadikan hewan kurban.
"Untuk di Sinjai belum ada tim yang menemukan gejala-gejala yang aneh dan kami memastikan hewan kurban di Sinjai aman," jelasnya.
"Terkait informasi yang beredar bahwa hewan kurban juga dilakukan rapid test atau uji swab saya pastikan ada kekeliruan, karena kami tidak melakukan," katanya.
Beredar memang informasi itu di kalangan pedagang sapi, terkait hal tersebut. Itu disampaikan antara penyuluhan Covid-19 dan sosialisasi protokol Covid-19 saat pemotongan hewan kurban.
(agn)