Rapid Test di Pasar Hewan Rembang, Tiga Orang Reaktif
loading...
A
A
A
Sementara itu, seorang pedagang sapi asal Kendal, Sugiyono berharap Pasar Hewan Pamotan masih boleh buka setiap hari Selasa, yang terpenting pengunjung disiplin mematuhi aturan protokol kesehatan.
“Saya sudah sejak tahun 1997 beli sapi dari sini. Penginnya ya tetap buka mas, biar ekonomi nggak macet. Yang penting, kita patuhi aturan cuci tangan dan pakai masker, “ ungkap Sugiyono.
Sebelumnya, pada hari Selasa (23/06) pekan lalu, kegiatan rapid test sudah diadakan di Pasar hewan Pamotan. Kala itu dari 20 orang, lima di antaranya reaktif. Masing-masing 4 warga luar daerah dan 1 warga Kabupaten Rembang.
Sebanyak 20 orang menjalani rapid test secara acak, Mereka merupakan warga Kabupaten Rembang maupun dari luar daerah. Hasil rapid test, ada tiga orang di antaranya menunjukkan reaktif, semua warga Kabupaten Rembang, sedangkan 17 sample darah non reaktif.
Kepala Puskesmas Pamotan, dr Nur Khotib menuturkan bagi yang reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan tes swab.
“Kita ingin mendapatkan gambaran sejauh mana potensi penularan COVID-19 di Pasar Hewan Pamotan. Kalau reaktif, maka kita tindaklanjuti dengan tes swab, untuk memastikan terkena COVID-19 atau tidak, “ ujarnya.
Menurut Nur Khotib, Pasar Hewan Pamotan menjadi salah satu titik rawan, karena banyak pedagang lintas provinsi yang datang. Mulai dari Gunungkidul DIY, Semarang, Tegal, Purwokerto, bahkan dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Sebenarnya nggak ada masalah, asal protokol kesehatan bisa ditegakkan. Cuman bisa dilihat sendiri, betapa ramainya Pasar Hewan Pamotan, “ terangnya.(Baca juga : Kurangi Kerumunan, Rembang Luncurkan Belanja Online di Pasar )
Kepala Desa Pamotan, A Maskur Rukhani setuju pemberlakuan new normal guna memastikan roda ekonomi masyarakat tetap berjalan. Tapi jika ada temuan yang mengarah pada COVID-19 dan dianggap mengkhawatirkan bagi keselamatan banyak orang, maka dia mengusulkan kepada Pemkab Rembang agar Pasar Hewan Pamotan sebaiknya ditutup sementara, paling tidak selama dua Minggu.
“Prinsipnya begini, kita mendukung kebijakan pemerintah menuju new normal, dengan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan. Tapi kalau hasil rapid test ada beberapa yang reaktif, menurut saya perlu dikaji ulang operasional Pasar Hewan Pamotan,“ terangnya.
“Saya sudah sejak tahun 1997 beli sapi dari sini. Penginnya ya tetap buka mas, biar ekonomi nggak macet. Yang penting, kita patuhi aturan cuci tangan dan pakai masker, “ ungkap Sugiyono.
Sebelumnya, pada hari Selasa (23/06) pekan lalu, kegiatan rapid test sudah diadakan di Pasar hewan Pamotan. Kala itu dari 20 orang, lima di antaranya reaktif. Masing-masing 4 warga luar daerah dan 1 warga Kabupaten Rembang.
Sebanyak 20 orang menjalani rapid test secara acak, Mereka merupakan warga Kabupaten Rembang maupun dari luar daerah. Hasil rapid test, ada tiga orang di antaranya menunjukkan reaktif, semua warga Kabupaten Rembang, sedangkan 17 sample darah non reaktif.
Kepala Puskesmas Pamotan, dr Nur Khotib menuturkan bagi yang reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan tes swab.
“Kita ingin mendapatkan gambaran sejauh mana potensi penularan COVID-19 di Pasar Hewan Pamotan. Kalau reaktif, maka kita tindaklanjuti dengan tes swab, untuk memastikan terkena COVID-19 atau tidak, “ ujarnya.
Menurut Nur Khotib, Pasar Hewan Pamotan menjadi salah satu titik rawan, karena banyak pedagang lintas provinsi yang datang. Mulai dari Gunungkidul DIY, Semarang, Tegal, Purwokerto, bahkan dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Sebenarnya nggak ada masalah, asal protokol kesehatan bisa ditegakkan. Cuman bisa dilihat sendiri, betapa ramainya Pasar Hewan Pamotan, “ terangnya.(Baca juga : Kurangi Kerumunan, Rembang Luncurkan Belanja Online di Pasar )
Kepala Desa Pamotan, A Maskur Rukhani setuju pemberlakuan new normal guna memastikan roda ekonomi masyarakat tetap berjalan. Tapi jika ada temuan yang mengarah pada COVID-19 dan dianggap mengkhawatirkan bagi keselamatan banyak orang, maka dia mengusulkan kepada Pemkab Rembang agar Pasar Hewan Pamotan sebaiknya ditutup sementara, paling tidak selama dua Minggu.
“Prinsipnya begini, kita mendukung kebijakan pemerintah menuju new normal, dengan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan. Tapi kalau hasil rapid test ada beberapa yang reaktif, menurut saya perlu dikaji ulang operasional Pasar Hewan Pamotan,“ terangnya.