Armada Minim dan Angin Kencang Jadi Kendala Pemadaman Pasar Comboran Malang
loading...
A
A
A
KOTA MALANG - Angin kencang dan kendala armada tak mendukung membuat pemadaman api di Pasar Comboran Kota Malang sulit. Akses titik api di lantai tiga pasar dengan ketinggian lebih dari 7 meter membuat petugas kesulitan memadamkan api.
Kepala Operasional UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang, Anang Yuwono mengungkapkan bila secara armada pihaknya tak memiliki unit mobil Damkar Bronto Skylift, yang mampu memadamkan api di ketinggian lebih dari 7 meter. Tingginya lokasi kebakaran membuat petugas Damkar sempat kesulitan.
"Titik api di lantai dua dan tiga, lebih dari 7 meter ketinggiannya. Kita enggak mampu dalam arti pasukan saya enggak bisa langsung naik ke atas, paling enggak kita harus berhati-hati, untuk memadamkan ini," ujar Anang Yuwono ditemui di lokasi kebakaran, Jumat (13/9/2024) malam.
Alhasil pihaknya harus memadamkan api secara manual dengan menaiki bangunan darı lantai satu hingga lantai tiga. Sementara di dalam bangunan kondisinya juga masih panas dan sulit diakses karena ada arus listrik.
"Tadi sempat tersengat listrik tapi nggak apa-apa, hanya petugas saya kaget saja. (Titik kebakaran) Awal di lantai dua, tapi nggak turun langsung ke bawah melainkan ke atas, karena hembusan angin begitu cepat," terang dia.
Anang menyebutkan seharusnya proses pemadaman api di bangunan tinggi menggunakan armada Damkar Bronto skylift yang memiliki ketinggian lebih dari 10 meter. Tapi sayang armada Damkar Kota Malang tidak memiliki itu.
"Sehingga kita juga membutuhkan waktu untuk naik, karena kita enggak didukung unit Bronto, kita (pemadaman) manual, jadi kita harus ambil selang air, ini membutuhkan waktu," jelasnya.
Terlihat hingga pukul 20.52 WIB, puluhan petugas Damkar masih berupaya memadamkan api. Titik api dari luar bangunan memang sudah tampak padam. Tapi kepulan asap dari area dalam terutama di lantai satu atau lantai dasar masih terlihat.
Kepala Operasional UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang, Anang Yuwono mengungkapkan bila secara armada pihaknya tak memiliki unit mobil Damkar Bronto Skylift, yang mampu memadamkan api di ketinggian lebih dari 7 meter. Tingginya lokasi kebakaran membuat petugas Damkar sempat kesulitan.
"Titik api di lantai dua dan tiga, lebih dari 7 meter ketinggiannya. Kita enggak mampu dalam arti pasukan saya enggak bisa langsung naik ke atas, paling enggak kita harus berhati-hati, untuk memadamkan ini," ujar Anang Yuwono ditemui di lokasi kebakaran, Jumat (13/9/2024) malam.
Alhasil pihaknya harus memadamkan api secara manual dengan menaiki bangunan darı lantai satu hingga lantai tiga. Sementara di dalam bangunan kondisinya juga masih panas dan sulit diakses karena ada arus listrik.
"Tadi sempat tersengat listrik tapi nggak apa-apa, hanya petugas saya kaget saja. (Titik kebakaran) Awal di lantai dua, tapi nggak turun langsung ke bawah melainkan ke atas, karena hembusan angin begitu cepat," terang dia.
Anang menyebutkan seharusnya proses pemadaman api di bangunan tinggi menggunakan armada Damkar Bronto skylift yang memiliki ketinggian lebih dari 10 meter. Tapi sayang armada Damkar Kota Malang tidak memiliki itu.
"Sehingga kita juga membutuhkan waktu untuk naik, karena kita enggak didukung unit Bronto, kita (pemadaman) manual, jadi kita harus ambil selang air, ini membutuhkan waktu," jelasnya.
Baca Juga
Terlihat hingga pukul 20.52 WIB, puluhan petugas Damkar masih berupaya memadamkan api. Titik api dari luar bangunan memang sudah tampak padam. Tapi kepulan asap dari area dalam terutama di lantai satu atau lantai dasar masih terlihat.
(kri)