Kelompok Pemburu di Gunung Sanggabuana Kepergok Pecinta Alam saat Asyik Kuliti Landak
loading...
A
A
A
KARAWANG - Kelompok pemburu satwa liar, kepergok para pecinta alam saat sedang asyik menguliti hewan langka hasil buruannya di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. Para pemburu tersebut, kedapatan membawa senjata api rakitan, saat mengolah Landak Jawa, hasil buruannya.
" Pemburunya ada lima orang, dan membawa tiga pucuk senjata api rakitan. Kami menemukan mereka sedang mengukiti landak hasil buruannya untuk dimakan. Kami mencoba mengingatkan mereka tentang larangan berburu hewan langka, namun mereka acuh saja," kata salah satu anggota Mahasiswa Pencinta Alam ( Mapala) Universitas Negeri Karawang (Uniska), Agung Hamzani, Kamis (18/8/22).
Menurut Agung, anggota Mapala Uniska menemukan kelompok pemburu saat akan mengambil dokumentasi pengibaran bendera merah putih di Gunung Sanggabuana. Saat itu kelompok pemburu yang berjumlah lima orang itu tengah menguliti landak. Sedangkan beberapa orang lagi sedang mengumpulkan kayu bakar. "Mereka sedang melakukan persiapan untuk makan malam," katanya.
Agung yang juga tergabung dalam Baraya Sanggabuana, komunitas pecinta alam sayap organisasi Sanggabuana Conservaton Foundation (SCF) mencoba memberi tahu para pemburu, perihal landak merupakan hewan dilindungi.
Namun para pemburu mengaku sudah terbiasa berburu di Gunung Sanggabuana. "Sudah kami ingatkan, tapi mereka acuh saja. Apalagi mereka memakai kaos camo dengan logo Perbakin, jadi kami tidak berani melarang," katanya.
Sementara itu, Direktur Executif Sanggabuana Conservaton Foundation (SCF), Solihin Fuadi mengatakan, perburuan hewan langka di Gunung Sanggabuana masih sering terjadi. Para pemburu itu ada yang menggunakan senapan angin, dan senjata api rakitan.
Bukan hanya para pemburu, warga di sekitar Hunung Sanggabuana juga ikut berburu hewan di kawasan pegunungan. "Warga sekitar masih menyimpan senjata api, atau senjata angin untuk berburu," katanya.
Menurut Solihin, warga sekitar berdalih menyimpan senjata untuk menakut-nakuti binatang buas. Namun dalam kenyataannya banyak juga dari mereka sengaja berburu seperti babi hutan atau monyet. "Kalau mereka menembak binatang di sekitar kebun atau sawah sulit kita tegur. Tapi ada juga dari mereka sengaja masuk hutan mencari dan menembak binatang," katanya.
" Pemburunya ada lima orang, dan membawa tiga pucuk senjata api rakitan. Kami menemukan mereka sedang mengukiti landak hasil buruannya untuk dimakan. Kami mencoba mengingatkan mereka tentang larangan berburu hewan langka, namun mereka acuh saja," kata salah satu anggota Mahasiswa Pencinta Alam ( Mapala) Universitas Negeri Karawang (Uniska), Agung Hamzani, Kamis (18/8/22).
Menurut Agung, anggota Mapala Uniska menemukan kelompok pemburu saat akan mengambil dokumentasi pengibaran bendera merah putih di Gunung Sanggabuana. Saat itu kelompok pemburu yang berjumlah lima orang itu tengah menguliti landak. Sedangkan beberapa orang lagi sedang mengumpulkan kayu bakar. "Mereka sedang melakukan persiapan untuk makan malam," katanya.
Agung yang juga tergabung dalam Baraya Sanggabuana, komunitas pecinta alam sayap organisasi Sanggabuana Conservaton Foundation (SCF) mencoba memberi tahu para pemburu, perihal landak merupakan hewan dilindungi.
Namun para pemburu mengaku sudah terbiasa berburu di Gunung Sanggabuana. "Sudah kami ingatkan, tapi mereka acuh saja. Apalagi mereka memakai kaos camo dengan logo Perbakin, jadi kami tidak berani melarang," katanya.
Sementara itu, Direktur Executif Sanggabuana Conservaton Foundation (SCF), Solihin Fuadi mengatakan, perburuan hewan langka di Gunung Sanggabuana masih sering terjadi. Para pemburu itu ada yang menggunakan senapan angin, dan senjata api rakitan.
Bukan hanya para pemburu, warga di sekitar Hunung Sanggabuana juga ikut berburu hewan di kawasan pegunungan. "Warga sekitar masih menyimpan senjata api, atau senjata angin untuk berburu," katanya.
Menurut Solihin, warga sekitar berdalih menyimpan senjata untuk menakut-nakuti binatang buas. Namun dalam kenyataannya banyak juga dari mereka sengaja berburu seperti babi hutan atau monyet. "Kalau mereka menembak binatang di sekitar kebun atau sawah sulit kita tegur. Tapi ada juga dari mereka sengaja masuk hutan mencari dan menembak binatang," katanya.
(eyt)