Euforia Kemerdekaan, Masyarakat Tumpah Ruah Gelar Karnaval di Jalan
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Perayaan HUT ke-77 Republik Indonesia (RI) benar-benar sangat terasa kemeriahannya di masyarakat yang ada di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sejumlah karnaval dan parade kendaraan hias digelar di sejumlah wilayah kecamatan dengan diikuti antusias tinggi dari masyarakat dari kalangan anak kecil hingga orang tua.
Seperti yang terlihat di wilayah Padalarang, sejumlah warga melakukan konvoi dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan yang telah dihias menyerupai kendaraan tempur. Begitupun di wilayah Batujajar karnaval dimeriahkan dengan aksi sisingaan dan kreasi lainnya sehingga sempat menimbulkan kemacetan.
Hal itu bisa dimaklumi mengingat karnaval yang selama dua tahun tidak boleh digelar, sekarang menjadi euforia masyarakat untuk tumpah ruah ke jalan seiring kasus COVID-19 yang sudah melandai. Namun meski macet namun warga dan pengguna jalan tetap menikmati kemeriahan dan tidak tampak kekesalan.
Baca juga: Ketua Geng Motor di Kabupaten Bandung Diduga Gembong Narkoba, Simpan 3 Kg Sabu
"Enggak apa-apa macet, kan enggak tiap tahun. Lagian sekarang COVID-19 sudah turun jadi masyarakat bisa berkumpul menggelar acara," kata salah seorang warga, Wanti (38) ditemui di lokasi.
Dirinya pun memanfaatkan momen 17 Agustus untuk ikut pawai karnaval bersama keluarganya menikmati kemeriahaan. Momen ini pun digunakan untuk berswafoto dan diunggah ke akun media sosialnya sebagai eksistensi diri dan kenang-kenangan ikut memeriahkan HUT RI.
"Ya tadi foto-foto juga buat dimasukin ke medsos, kan gak tiap kali kaya gini. Terus ini kan karnavalnya unik-unik jadi harus diabadikan," kata ibu dua anak ini.
Sementara itu Kepala Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Farhan Fauzi mengatakan, karnaval arak-arakan yang diikuti warganya disambut sangat antusias. Namun dirinya membatasi warga yang ikut pawai hanya sekitar 300 orang perwakilan dari dua RW dari total 26 RW yang ada di wilayahnya. Mengingat jika semua RW mengirimkan perwakilannya akan sangat membuldak jumlahnya.
Kreasi yang ditampilkan warganya dalam karnaval mengusung tema meningkatkan nasionalisme dengan jargon nasional "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat". Selain itu peserta karnaval juga menampilkan sejumlah kekhasan Desa Kertamulya yang dikenal sebagai kampung Kupat Tahu Padalarang.
"Tadi kami juga tampilkan kupat tahu raksasa berukuran 3x1 meter, serta menyajikan 2.000 porsi kupat untuk disantap oleh masyarakat. Itu sebagai ikon desa kami yang pada tahun 2021 berhasil memecahkan Rekor MURI dengan kupat tahu khas Padalarang," tuturnya.
Seperti yang terlihat di wilayah Padalarang, sejumlah warga melakukan konvoi dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan yang telah dihias menyerupai kendaraan tempur. Begitupun di wilayah Batujajar karnaval dimeriahkan dengan aksi sisingaan dan kreasi lainnya sehingga sempat menimbulkan kemacetan.
Hal itu bisa dimaklumi mengingat karnaval yang selama dua tahun tidak boleh digelar, sekarang menjadi euforia masyarakat untuk tumpah ruah ke jalan seiring kasus COVID-19 yang sudah melandai. Namun meski macet namun warga dan pengguna jalan tetap menikmati kemeriahan dan tidak tampak kekesalan.
Baca juga: Ketua Geng Motor di Kabupaten Bandung Diduga Gembong Narkoba, Simpan 3 Kg Sabu
"Enggak apa-apa macet, kan enggak tiap tahun. Lagian sekarang COVID-19 sudah turun jadi masyarakat bisa berkumpul menggelar acara," kata salah seorang warga, Wanti (38) ditemui di lokasi.
Dirinya pun memanfaatkan momen 17 Agustus untuk ikut pawai karnaval bersama keluarganya menikmati kemeriahaan. Momen ini pun digunakan untuk berswafoto dan diunggah ke akun media sosialnya sebagai eksistensi diri dan kenang-kenangan ikut memeriahkan HUT RI.
"Ya tadi foto-foto juga buat dimasukin ke medsos, kan gak tiap kali kaya gini. Terus ini kan karnavalnya unik-unik jadi harus diabadikan," kata ibu dua anak ini.
Sementara itu Kepala Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Farhan Fauzi mengatakan, karnaval arak-arakan yang diikuti warganya disambut sangat antusias. Namun dirinya membatasi warga yang ikut pawai hanya sekitar 300 orang perwakilan dari dua RW dari total 26 RW yang ada di wilayahnya. Mengingat jika semua RW mengirimkan perwakilannya akan sangat membuldak jumlahnya.
Kreasi yang ditampilkan warganya dalam karnaval mengusung tema meningkatkan nasionalisme dengan jargon nasional "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat". Selain itu peserta karnaval juga menampilkan sejumlah kekhasan Desa Kertamulya yang dikenal sebagai kampung Kupat Tahu Padalarang.
"Tadi kami juga tampilkan kupat tahu raksasa berukuran 3x1 meter, serta menyajikan 2.000 porsi kupat untuk disantap oleh masyarakat. Itu sebagai ikon desa kami yang pada tahun 2021 berhasil memecahkan Rekor MURI dengan kupat tahu khas Padalarang," tuturnya.
(msd)