Kisah Putri Gading Cempaka, Keturunan Majapahit yang Kecantikannya Memicu Tragedi Berdarah

Senin, 01 Agustus 2022 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Putri Gading Cempaka, Keturunan Majapahit yang Kecantikannya Memicu Tragedi Berdarah
Makam yang dipercaya sebagai makam Putri Gading Cempaka, bersebelahan dengan makam Maharaja Sakti, di Balai Buntar, Bengkulu Tengah. Foto/Dok. direktoripariwisata.id
A A A
Anak Baginda Raja Aceh, Raja Muda Ahmad tengah berbahagia. Senyumnya terhampar saat duduk di pelaminan yang mewah. Pernikahannya dengan Putri Gading Cempaka, yang merupakan putri cantik jelita dari Kerajaan Sungai Serut, segera dimulai.



Namun tanpa dinyana, angin kencang bertiup disertai hujan lebat menghancurkan seluruh tempat pesta pernikahan tersebut. Angin kencang yang sengaja diciptakan oleh kakak kandung Putri Gading Cempaka, Rindang Papan telah membuat kekacauan di penghujung pesta tersebut.



Saat situasi kacau balau, Rindang Papan langsung membobong Putri Gading Cempaka, dan membawanya lari dari area pesta pernikahan yang digelar Baginda Raja Aceh, untuk putra mahkota. Upaya melarikan Putri Gading Cempaka, mendapatkan perlawanan sengit dari prajurit pilihan Kerajaan Aceh.



Dua kakak kandung Putri Gading Cempaka, Gelombang Batu, dan Manuk Mincor berupaya menghadang laju prajurit Kerajaan Aceh. Upaya itu berhasil dilakukan, namun keduanya gugur terkena tembakan dari para prajurit pilihan.

Kisah pilu upaya mengambil kembali Putri Gading Cempaka ini, berkembang dalam cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Bengkulu. Cerita rakyat tersebut, ditulis kembali oleh Saksono Prijanto dalam bukunya yang berjudul "Putri Gading Cempaka" terbitan Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, tahun 2005.

Dalam buku tersebut, dikisahkan Putri Gading Cempaka menangis sejadi-jadinya saat mengetahui dua kakak kandungnya gugur untuk menyelamatkannya. Kesedihan juga dirasakan Raja Anak Dalam, raja Kerajaan Sungai Serut, yang juga kakak kandung Putri Gading Cempaka.

Kabar gugurnya Gelombang Batu, dan Manuk Mincor membuat rakyat Kerajaan Sungai Serut, merasakan kesedihan yang mendalam. Rakyat di kerajaan tersebut berkabung, untuk mengenang kedua putra mahkota yang gugur saat menyelamatkan putri mahkota kerajaan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2302 seconds (0.1#10.140)