Kisah Putri Gading Cempaka, Keturunan Majapahit yang Kecantikannya Memicu Tragedi Berdarah
loading...
A
A
A
Di tengah kekalutan yang menyengsarakan rakyat tersebut, datanglah Maharaja Sakti dari Pagaryung. Pemuda tampan dan sopan ini, memikat hati rakyat yang tinggal di Kerajaan Sungai Serut. Bahkan, konflik empat bangsawan mampu diredamnya.
Melihat Raja Sakti yang bijak, dan mampu membuat kedamaian di tanah Bengkulu, akhirnya rakyat dan empat bangsawan meminta kepada Maharaja Diraja Pagaruyung, agar Raja Sakti diizinkan menjadi raja di Kerajaan Sungai Serut.
Setelah dilantik menjadi raja, Raja Sakti memimpin kerajaannya yang diberi nama Kerajasaan Sungai Limau. Dalam bukunya, Saksono Prijanto menyebut, Raja Sakti belum bersedia dibangunkan istana, karena belum memiliki permaisuri.
Di tengah menjalankan tugas sebagai raja, Raja Sakti diberitahu oleh para menterinya, bahwa ada putri dari Kerajaan Sungai Serut, yang hingga kini masih diliputi kesedihan karena ditinggalkan kedua kakaknya. Putri tersebut adalah Putri Gading Cempaka, yang tinggal bersama empat kakaknya di Istana Gunung Bungkuk.
Upaya mendekati Putri Gading Cempaka, untuk mengobati luka batin yang mendalam, akhirnya dilakukan Raja Sakti. Namun upaya itu tidaklah mudah, meskipun keempat kakak Putri Gading Cempaka telah menyetujui kehadiran Raja Sakti.
Dengan isak tangis, Putri Gading Cempaka mengajukan sejumlah syarat untuk bersedia dipinang oleh Raja Sakti. Yakni, harus dibangunkan istana peranginan lengkap dengan isinya. Dia juga minta dibuatkan jalan dari Gunung Bungkuk, ke Selebar sehingga bisa dilintasi kereta penjemputan.
Semua persyaratan itu akhirnya disetujui, dan rakyat dari Kerajaan Sungai Serut yang telah berganti menjadi Kerajaan Sungai Limau, menyambutnya dengan suka cita. Mereka bekerjasama mewujudkan semua permintaan Putri Gading Cempaka.
Saat seluruh permintaan itu telah mampu dipenuhi, akhirnya Raja Sakti bisa mempersunting Putri Gading Cempaka atas restu keempat kakaknya, termasuk Raja Anak Dalam Muara Bengkulu. Pernikahan Raja Sakti dengan Putri Gading Cempaka, berlangsung begitu meriah, seluruh rakyat berbahagia.
Pernikahan tersebut, juga membuat rakyat Sungai Serut dengan rakyat Sungai Limau bersatu kembali. Mereka begitu bangga dan bahagia memiliki raja dan permaisuri yang masih muda, pandai bergaul dengan rakyat. Pasangan suami istri Raja Sakti, dan Outri Gading Cempaka dikaruniai seorang putra bernama Arya Bago. Putra mahkota tersebut, yang akhirnya menggantikan Raja Sakti sebagai raja di Kerajaan Sungai Limau.
Melihat Raja Sakti yang bijak, dan mampu membuat kedamaian di tanah Bengkulu, akhirnya rakyat dan empat bangsawan meminta kepada Maharaja Diraja Pagaruyung, agar Raja Sakti diizinkan menjadi raja di Kerajaan Sungai Serut.
Setelah dilantik menjadi raja, Raja Sakti memimpin kerajaannya yang diberi nama Kerajasaan Sungai Limau. Dalam bukunya, Saksono Prijanto menyebut, Raja Sakti belum bersedia dibangunkan istana, karena belum memiliki permaisuri.
Di tengah menjalankan tugas sebagai raja, Raja Sakti diberitahu oleh para menterinya, bahwa ada putri dari Kerajaan Sungai Serut, yang hingga kini masih diliputi kesedihan karena ditinggalkan kedua kakaknya. Putri tersebut adalah Putri Gading Cempaka, yang tinggal bersama empat kakaknya di Istana Gunung Bungkuk.
Upaya mendekati Putri Gading Cempaka, untuk mengobati luka batin yang mendalam, akhirnya dilakukan Raja Sakti. Namun upaya itu tidaklah mudah, meskipun keempat kakak Putri Gading Cempaka telah menyetujui kehadiran Raja Sakti.
Baca Juga
Dengan isak tangis, Putri Gading Cempaka mengajukan sejumlah syarat untuk bersedia dipinang oleh Raja Sakti. Yakni, harus dibangunkan istana peranginan lengkap dengan isinya. Dia juga minta dibuatkan jalan dari Gunung Bungkuk, ke Selebar sehingga bisa dilintasi kereta penjemputan.
Semua persyaratan itu akhirnya disetujui, dan rakyat dari Kerajaan Sungai Serut yang telah berganti menjadi Kerajaan Sungai Limau, menyambutnya dengan suka cita. Mereka bekerjasama mewujudkan semua permintaan Putri Gading Cempaka.
Saat seluruh permintaan itu telah mampu dipenuhi, akhirnya Raja Sakti bisa mempersunting Putri Gading Cempaka atas restu keempat kakaknya, termasuk Raja Anak Dalam Muara Bengkulu. Pernikahan Raja Sakti dengan Putri Gading Cempaka, berlangsung begitu meriah, seluruh rakyat berbahagia.
Pernikahan tersebut, juga membuat rakyat Sungai Serut dengan rakyat Sungai Limau bersatu kembali. Mereka begitu bangga dan bahagia memiliki raja dan permaisuri yang masih muda, pandai bergaul dengan rakyat. Pasangan suami istri Raja Sakti, dan Outri Gading Cempaka dikaruniai seorang putra bernama Arya Bago. Putra mahkota tersebut, yang akhirnya menggantikan Raja Sakti sebagai raja di Kerajaan Sungai Limau.