Kisah Putri Gading Cempaka, Keturunan Majapahit yang Kecantikannya Memicu Tragedi Berdarah
loading...
A
A
A
Baginda Raja Aceh akhirnya mengetahui duduk persoalan yang terjadi, setelah Rindang Papan sempat bertemu dan memberikan penjelasan terkait upayanya menyelamatkan Putri Gading Cempaka. Baginda Raja Aceh merasa malu, karena putra mahkotanya, Raja Muda Ahmad telah menculik Putri Gading Cempaka, untuk diperistri.
Sebelum terjadi penculikan terhadap Putri Gading Cempaka, Raja Muda Ahmad datang ke Kerajaan Sungai Serut untuk menjalankan misi dagang, dan ingin meminang Putri Gading Cempaka. Kedatangannya, juga membawa ratusan tentara.
Saat utusan Raja Muda Ahmad bertemu dengan Raja Kerajaan Sungai Serut, Raja Anak Dalam, dengan tangan terbuka kerajaan tersebut menerima misi dagang itu. Namun, khusus untuk pinangan kepada Putri Gading Cempaka, Raja Anak Dalam memutuskan untuk menundanya, karena putri tersebut masih sangat belia dan dalam pengasuhan kakak-kakaknya.
Penangguhan pinangan itu, ternyata membuat Raja Muda Ahmad tersinggung, hingga mereka melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Sungai Serut. Pertempuran hebat tak dapat dihindari lagi. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan.
Di tengah kekalutan perang, Raja Muda Ahmad mengambil kesempatan itu untuk menculik Putri Gading Cempaka. Penculikan inilah yang membuat murka para kakak kandung Putri Gading Cempaka, dan melakukan penyamaran untuk merebut kembali dari Kerajaan Aceh.
Usai Putri Gading Cempaka berhasil diselamatkan, dan melihat kondisi Kerajaan Sungai Serut yang telah hancur lebur akibat perang. Akhirnya Raja Anak Dalam bersama kakak dan adiknya memilih menuruti wasiat orang tuanya, untuk hijrah ke Gunung Bungkuk.
Dilansir dari situs duniapendidikan.co.id, Putri Gading Cempaka merupakan keturunan Kerajaan Majapahit. Dia merupakan putri bungsu dari tujuh bersaudara, putra Raja Ratu Agung yang merupakan Raja Kerajaan Sungai Serut.
Raja Ratu Agung, merupakan pendiri Kerajaan Sungai Serut, yang wilayahnya berada di selatan Pulau Perea. Dia disebut-sebut berasal dari Kerajaan Majapahit. Raja Ratu Agung memiliki saudara kandung Raja Mawang, yang memerintah di Kerajaan Pinang Berlapis.
Baca Juga
Sebelum terjadi penculikan terhadap Putri Gading Cempaka, Raja Muda Ahmad datang ke Kerajaan Sungai Serut untuk menjalankan misi dagang, dan ingin meminang Putri Gading Cempaka. Kedatangannya, juga membawa ratusan tentara.
Saat utusan Raja Muda Ahmad bertemu dengan Raja Kerajaan Sungai Serut, Raja Anak Dalam, dengan tangan terbuka kerajaan tersebut menerima misi dagang itu. Namun, khusus untuk pinangan kepada Putri Gading Cempaka, Raja Anak Dalam memutuskan untuk menundanya, karena putri tersebut masih sangat belia dan dalam pengasuhan kakak-kakaknya.
Penangguhan pinangan itu, ternyata membuat Raja Muda Ahmad tersinggung, hingga mereka melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Sungai Serut. Pertempuran hebat tak dapat dihindari lagi. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan.
Di tengah kekalutan perang, Raja Muda Ahmad mengambil kesempatan itu untuk menculik Putri Gading Cempaka. Penculikan inilah yang membuat murka para kakak kandung Putri Gading Cempaka, dan melakukan penyamaran untuk merebut kembali dari Kerajaan Aceh.
Usai Putri Gading Cempaka berhasil diselamatkan, dan melihat kondisi Kerajaan Sungai Serut yang telah hancur lebur akibat perang. Akhirnya Raja Anak Dalam bersama kakak dan adiknya memilih menuruti wasiat orang tuanya, untuk hijrah ke Gunung Bungkuk.
Baca Juga
Dilansir dari situs duniapendidikan.co.id, Putri Gading Cempaka merupakan keturunan Kerajaan Majapahit. Dia merupakan putri bungsu dari tujuh bersaudara, putra Raja Ratu Agung yang merupakan Raja Kerajaan Sungai Serut.
Raja Ratu Agung, merupakan pendiri Kerajaan Sungai Serut, yang wilayahnya berada di selatan Pulau Perea. Dia disebut-sebut berasal dari Kerajaan Majapahit. Raja Ratu Agung memiliki saudara kandung Raja Mawang, yang memerintah di Kerajaan Pinang Berlapis.