Cerita Basoeki Abdullah dan Misteri Lukisan Nyai Roro Kidul yang Diborong Bos Gudang Garam
loading...
A
A
A
Pelukis Basoeki Abdullah merupakan salah satu maestro perupa Indonesia yang banyak membuat lukisan bertema sosok Nyai Roro Kidul atau Nyai Loro Kidul.
Salah satu lukisan tentang sosok penguasa Pantai Selatan itu dibuat Basoeki Abdullah setelah dirinya menginap di Hotel Samudera Beach, di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Di pagi buta menjelang subuh, Basoeki Abdullah tiba-tiba keluar kamar, dan memilih berdiri mematung di garis pantai selatan. Sebagian tubuhnya masih diselubungi selimut hotel. Basoeki digerakkan suara perempuan misterius yang menyapanya “hallo”. Nalurinya menangkap sapaan pendek melalui saluran telepon itu sebagai isyarat.
Dalam buku Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan karya Agus Dermawan T, diceritakan bagaimana pandangan Basoeki Abdullah tidak bergeser dari debur ombak laut selatan. Di antara ombak dan gelombang yang menerjang silih berganti, ia menangkap sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang menyembul dari balik cakrawala yang berkabut.
“Nyai dan tujuh ekor kudanya,” kata Basoeki Abdullah seperti dikutip dari Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan. Pengalaman spiritual Basoeki Abdullah dengan sesuatu yang diyakini sebagai entitas ratu penguasa laut selatan bukan pertama kalinya, dan itu tidak lepas dari kehidupannya sebagai anak priyayi Jawa.
Raden Basoeki Abdullah lahir di Sriwedari Solo, 27 Februari 1915. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Raden Abdullah Suriosubroto dan Raden Ayu Sukarsih atau Raden Nganten Ngadisah. Ayah Basoeki dikenal sebagai pelukis naturalis yang namanya tercatat dalam sejarah seni lukis Indonesia.
Basoeki kerap menyebut ayahnya sebagai salah satu pelukis bumiputera menonjol pada abad ke-20 setelah Raden Saleh wafat (1880). Raden Abdullah Suriosubroto merupakan putra dokter Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) dengan istri pertama yang bernama Freuiletau de Brtuyne alias Anna.
Sementara ibu Basoeki Abdullah berasal dari keluarga Kasunanan Solo. Perempuan ningrat yang menjadi istri kedua Raden Abdullah Suriosubroto itu tersohor sebagai seniman batik. Pada usia remaja, Basoeki Abdullah yang pindah ke Yogyakarta banyak bergaul di dalam lingkungan kraton. Salah satu teman mainnya yang sama-sama menyukai kesenian wayang, tembang dan musik gamelan, adalah Raden Mas Dorodjatun yang kelak dinobatkan menjadi Sultan Hamengkubuwono IX.
Salah satu lukisan tentang sosok penguasa Pantai Selatan itu dibuat Basoeki Abdullah setelah dirinya menginap di Hotel Samudera Beach, di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Di pagi buta menjelang subuh, Basoeki Abdullah tiba-tiba keluar kamar, dan memilih berdiri mematung di garis pantai selatan. Sebagian tubuhnya masih diselubungi selimut hotel. Basoeki digerakkan suara perempuan misterius yang menyapanya “hallo”. Nalurinya menangkap sapaan pendek melalui saluran telepon itu sebagai isyarat.
Dalam buku Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan karya Agus Dermawan T, diceritakan bagaimana pandangan Basoeki Abdullah tidak bergeser dari debur ombak laut selatan. Di antara ombak dan gelombang yang menerjang silih berganti, ia menangkap sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang menyembul dari balik cakrawala yang berkabut.
“Nyai dan tujuh ekor kudanya,” kata Basoeki Abdullah seperti dikutip dari Basoeki Abdullah, Sang Hanoman Keloyongan. Pengalaman spiritual Basoeki Abdullah dengan sesuatu yang diyakini sebagai entitas ratu penguasa laut selatan bukan pertama kalinya, dan itu tidak lepas dari kehidupannya sebagai anak priyayi Jawa.
Raden Basoeki Abdullah lahir di Sriwedari Solo, 27 Februari 1915. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan Raden Abdullah Suriosubroto dan Raden Ayu Sukarsih atau Raden Nganten Ngadisah. Ayah Basoeki dikenal sebagai pelukis naturalis yang namanya tercatat dalam sejarah seni lukis Indonesia.
Basoeki kerap menyebut ayahnya sebagai salah satu pelukis bumiputera menonjol pada abad ke-20 setelah Raden Saleh wafat (1880). Raden Abdullah Suriosubroto merupakan putra dokter Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) dengan istri pertama yang bernama Freuiletau de Brtuyne alias Anna.
Sementara ibu Basoeki Abdullah berasal dari keluarga Kasunanan Solo. Perempuan ningrat yang menjadi istri kedua Raden Abdullah Suriosubroto itu tersohor sebagai seniman batik. Pada usia remaja, Basoeki Abdullah yang pindah ke Yogyakarta banyak bergaul di dalam lingkungan kraton. Salah satu teman mainnya yang sama-sama menyukai kesenian wayang, tembang dan musik gamelan, adalah Raden Mas Dorodjatun yang kelak dinobatkan menjadi Sultan Hamengkubuwono IX.