Enggan Dikritik, Amarah Gajah Mada Berujung Tewasnya Pejabat Kerajaan Majapahit
loading...

Pelantikan Gajah Mada sebagai Mahapatih yang merupakan pejabat struktur tertinggi kedua di Kerajaan Majapahit diwarnai prahara. Foto: Ist
A
A
A
PELANTIKAN Gajah Mada sebagai Mahapatih yang merupakan pejabat struktur tertinggi kedua di Kerajaan Majapahit diwarnai prahara. Usai pelantikan nyawa pejabat setingkat menteri di Majapahit tewas dibunuh Gajah Mada.
Peristiwa tersebut membuat geger seluruh istana di bawah komando perempuan cantik Tribhuwana Wijayatunggadewi yang naik takhta menggantikan Jayanagara, raja kedua Majapahit. Pembunuhan menteri Majapahit dilakukan Gajah Mada saat rapat pertamanya.
Saat itu rapat diikuti para perwira tinggi dan pejabat istana lainnya sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit".
Gajah Mada mengumumkan kebijakannya yang berani untuk memperluas wilayah kerajaan, bahkan lebih ambisius ketimbang yang pernah diajukan Kertanagara.
Mahapatih Gajah Mada menyampaikan keinginan menyatukan Nusantara, dari Maluku hingga Lombok, seluruh Jawa termasuk Sunda, sampai ke Sumatera dan Pahang, yang masuk wilayah Malaysia saat ini.
Jika keinginan itu tidak terlaksana, maka dia tidak akan dapat menikmati hidup dengan tenang. Pada narasi yang tercatat dalam dokumen waktu itu, sejumlah rekannya terkejut dan menentang rencana Gajah Mada yang akhirnya ditanggapi dengan kekerasan.
Saat rapat kabinet kala itu seluruh menteri hadir di aula sidang. Kembar pejabat istana mengkritik dan menghina Gajah Mada habis-habisan, Banak pun ikut-ikutan.
Waktu itu, Jabu-Terewes dan Lembu-Peten tertawa. Gajah Mada turun dari panggung dan memberikan penjelasan kepada sang ratu. Ratu Tribhuwana sedemikian marahnya atas kelakuan para pengkritik itu, demikian pula dengan Arya Tadah. Kesalahan Kembar amatlah besar kemudian dia dibunuh.
Begitu berita tentang kehebohan ini sampai ke telinga Gayatri, dia segera meminta Gajah Mada menghadap. Dia mencemaskan siasat Gajah Mada dalam mempresentasikan rencananya itu dengan tiba-tiba maupun reaksi negatif di majelis yang muncul setelah presentasi tersebut.
Gayatri memberi selamat kepada Gajah Mada yang setia mendukung kebijakan lama Kertanagara untuk menyatukan seluruh negeri di Nusantara di bawah Majapahit. Namun, setelah itu dia meminta dengan selembut dan sesantun mungkin agar Gajah Mada menjelaskan mengapa dia terlalu lugas dan keras dalam presentasi pertamanya sebagai Mahapatih.
Peristiwa tersebut membuat geger seluruh istana di bawah komando perempuan cantik Tribhuwana Wijayatunggadewi yang naik takhta menggantikan Jayanagara, raja kedua Majapahit. Pembunuhan menteri Majapahit dilakukan Gajah Mada saat rapat pertamanya.
Saat itu rapat diikuti para perwira tinggi dan pejabat istana lainnya sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit".
Gajah Mada mengumumkan kebijakannya yang berani untuk memperluas wilayah kerajaan, bahkan lebih ambisius ketimbang yang pernah diajukan Kertanagara.
Mahapatih Gajah Mada menyampaikan keinginan menyatukan Nusantara, dari Maluku hingga Lombok, seluruh Jawa termasuk Sunda, sampai ke Sumatera dan Pahang, yang masuk wilayah Malaysia saat ini.
Jika keinginan itu tidak terlaksana, maka dia tidak akan dapat menikmati hidup dengan tenang. Pada narasi yang tercatat dalam dokumen waktu itu, sejumlah rekannya terkejut dan menentang rencana Gajah Mada yang akhirnya ditanggapi dengan kekerasan.
Saat rapat kabinet kala itu seluruh menteri hadir di aula sidang. Kembar pejabat istana mengkritik dan menghina Gajah Mada habis-habisan, Banak pun ikut-ikutan.
Waktu itu, Jabu-Terewes dan Lembu-Peten tertawa. Gajah Mada turun dari panggung dan memberikan penjelasan kepada sang ratu. Ratu Tribhuwana sedemikian marahnya atas kelakuan para pengkritik itu, demikian pula dengan Arya Tadah. Kesalahan Kembar amatlah besar kemudian dia dibunuh.
Begitu berita tentang kehebohan ini sampai ke telinga Gayatri, dia segera meminta Gajah Mada menghadap. Dia mencemaskan siasat Gajah Mada dalam mempresentasikan rencananya itu dengan tiba-tiba maupun reaksi negatif di majelis yang muncul setelah presentasi tersebut.
Gayatri memberi selamat kepada Gajah Mada yang setia mendukung kebijakan lama Kertanagara untuk menyatukan seluruh negeri di Nusantara di bawah Majapahit. Namun, setelah itu dia meminta dengan selembut dan sesantun mungkin agar Gajah Mada menjelaskan mengapa dia terlalu lugas dan keras dalam presentasi pertamanya sebagai Mahapatih.
(jon)
Lihat Juga :