Kapolres Lubuklinggau, Berangkat ke Kantor Gunakan Motor Jadul
loading...
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Berbeda dengan yang lainnya, sosok AKBP Harissandi memang terkenal kesederhananya. Terlebih lagi orang nomor satu di Polres Lubuklinggau ini senang mengendarai sepeda jadul.
Kesenengannya dengan motor-motor jadul membuat Harissandi memiliki tujuh motor jadul, mulai dari C70, Vespa Pegio tahun 1965 dan Rx King. Dan semuanya sering dia gunakan dalam kesehariannya.
Jumat (8/7/2022), Harissandi ke kantor Mapolres Lubuklinggau dengan mengendarai vespa Pegio tahun 1965. Tanpa pengawalan dengan santainya dia mengendarai motor jadul sambil menikmati suasana pagi di Kota Lubuklinggau. Dai berbaur dengan masyarakat pengguna jalan lainnya.
Walaupun menggunakan motor jadul, dia tetap taat berlalulintas dengan tetap menggunakan helm, agar masyarakat juga dapat mencontohnya.
Menurut Harissandi rata-rata motor jadulnya dibeli di Surabaya, Palembang dan Lubuklinggau. Harissandi mengakui, dirinya senang dengan motor jadul, karena yang jadul-jadul nilainya tidak terhingga karena barangnya sudah tidak produksi lagi dan susah carinya.
Kalau yang baru-baru banyak, sama halnya dengan istri, pertama susah carinya karena mau hidup dari susah dan jodoh. Tapi cewek yang mau langsung senang banyak.
“Ya ibarat mencari istrilah, susah nyari yang mau hidup susah dulu, karena sekarang banyak cewek langsung mau hidup senang,” katanya.
Ditambahkan Harissandi, rencana ke depan, dia akan bina komunitas motor jadul agar dapat bersama-sama menjaga harkamtibmas di Kota Lubuklinggau.
Kesenengannya dengan motor-motor jadul membuat Harissandi memiliki tujuh motor jadul, mulai dari C70, Vespa Pegio tahun 1965 dan Rx King. Dan semuanya sering dia gunakan dalam kesehariannya.
Jumat (8/7/2022), Harissandi ke kantor Mapolres Lubuklinggau dengan mengendarai vespa Pegio tahun 1965. Tanpa pengawalan dengan santainya dia mengendarai motor jadul sambil menikmati suasana pagi di Kota Lubuklinggau. Dai berbaur dengan masyarakat pengguna jalan lainnya.
Walaupun menggunakan motor jadul, dia tetap taat berlalulintas dengan tetap menggunakan helm, agar masyarakat juga dapat mencontohnya.
Menurut Harissandi rata-rata motor jadulnya dibeli di Surabaya, Palembang dan Lubuklinggau. Harissandi mengakui, dirinya senang dengan motor jadul, karena yang jadul-jadul nilainya tidak terhingga karena barangnya sudah tidak produksi lagi dan susah carinya.
Kalau yang baru-baru banyak, sama halnya dengan istri, pertama susah carinya karena mau hidup dari susah dan jodoh. Tapi cewek yang mau langsung senang banyak.
“Ya ibarat mencari istrilah, susah nyari yang mau hidup susah dulu, karena sekarang banyak cewek langsung mau hidup senang,” katanya.
Ditambahkan Harissandi, rencana ke depan, dia akan bina komunitas motor jadul agar dapat bersama-sama menjaga harkamtibmas di Kota Lubuklinggau.
(don)