Tragis, Ada Warga Miskin di Ogan Ilir Belum Menerima Bansos
loading...
A
A
A
OGAN ILIR - Karut-marut penyaluran bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah, untuk masyarakat terdampak COVID-19, masih terus terjadi. Salah satunya menimpa Saparudin, warga Kelurahan Tanjung Raja Barat, Kabupaten Ogan Ilir.
(Baca juga: 8 Pemandu Lagu Seksi Dicokok Satpol PP Lamongan Saat Temani Tamu )
Sayangnya, saat dia menanyakan persoalan bansos tersebut kepada lurah setempat, justru pejabat kelurahan tersebut terkesan lepas tangan terkait kondisi yang dialami warga.
Saparudin mengaku, bukan hanya dia sendiri yang tidak mendapatkan bansos untuk masyarakat terdampak COVID-19 tersebut. Sedikitnya sekitar 30 orang di lingkungan tempat tinggalnya, sama sekali belum mendapatkan bansos tersebut.
"Bukan hanya saya yang tidak dapat bantuan tersebut. Ada sekitar 30 orang warga lain yang menurut saya layak menerima bansos, tetapi juga tidak mendapatkannya," ujar pria yang sehari-hari mengaku bekerja sebagai pengemudi becak motor (Bentor) itu.
Sebelumnya ia bersama warga lain sudah pernah menyampaikan berkas berupa data sebagai calon penerima bantuan langsung ke Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir.
"Data sudah kami serahkan ke Dinas Sosial. Lurah juga sudah kami tanya, namun dijawab ia tidak berwenang atas pendataan tersebut. Belum lama ini saya sempat menanyakan hal ini ke salah satu pegawai Dinas Sosial, malah oknum tersebut sempat mengatakan ingin membantu dengan syarat imbalan uang. Setelah itu saya tidak bisa menghubunginya lagi," ungkapnya.
(Baca juga: Memilukan, Perawat Hamil 8 Bulan Meninggal Akibat COVID-19 )
Ia bersama warga lain yang terdampak pandemi COVID-19 mengaku bingung terhadap pendataan penerima bansos. Sementara sudah sejak beberapa bulan terakhir kebutuhan hidup mereka mulai sulit terpenuhi.
"Mau bagaimana lagi kalau kondisi seperti ini, bukannya saya mengada-ada tapi kenyataan. Saya bersama istri dan anak saja tinggal menumpang di rumah mertua, dengan kondisi serba terbatas. Beras mulai menipis," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir, Irawan saat dikonfirmasi membantah adanya oknum yang meminta imbalan untuk mengurus bansos. "Kami tidak pernah meminta imbalan untuk mengurus bansos," tegasnya.
(Baca juga: 8 Pemandu Lagu Seksi Dicokok Satpol PP Lamongan Saat Temani Tamu )
Sayangnya, saat dia menanyakan persoalan bansos tersebut kepada lurah setempat, justru pejabat kelurahan tersebut terkesan lepas tangan terkait kondisi yang dialami warga.
Saparudin mengaku, bukan hanya dia sendiri yang tidak mendapatkan bansos untuk masyarakat terdampak COVID-19 tersebut. Sedikitnya sekitar 30 orang di lingkungan tempat tinggalnya, sama sekali belum mendapatkan bansos tersebut.
"Bukan hanya saya yang tidak dapat bantuan tersebut. Ada sekitar 30 orang warga lain yang menurut saya layak menerima bansos, tetapi juga tidak mendapatkannya," ujar pria yang sehari-hari mengaku bekerja sebagai pengemudi becak motor (Bentor) itu.
Sebelumnya ia bersama warga lain sudah pernah menyampaikan berkas berupa data sebagai calon penerima bantuan langsung ke Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir.
"Data sudah kami serahkan ke Dinas Sosial. Lurah juga sudah kami tanya, namun dijawab ia tidak berwenang atas pendataan tersebut. Belum lama ini saya sempat menanyakan hal ini ke salah satu pegawai Dinas Sosial, malah oknum tersebut sempat mengatakan ingin membantu dengan syarat imbalan uang. Setelah itu saya tidak bisa menghubunginya lagi," ungkapnya.
(Baca juga: Memilukan, Perawat Hamil 8 Bulan Meninggal Akibat COVID-19 )
Ia bersama warga lain yang terdampak pandemi COVID-19 mengaku bingung terhadap pendataan penerima bansos. Sementara sudah sejak beberapa bulan terakhir kebutuhan hidup mereka mulai sulit terpenuhi.
"Mau bagaimana lagi kalau kondisi seperti ini, bukannya saya mengada-ada tapi kenyataan. Saya bersama istri dan anak saja tinggal menumpang di rumah mertua, dengan kondisi serba terbatas. Beras mulai menipis," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir, Irawan saat dikonfirmasi membantah adanya oknum yang meminta imbalan untuk mengurus bansos. "Kami tidak pernah meminta imbalan untuk mengurus bansos," tegasnya.
(eyt)