Kisah Wasiat RMP Sosrokartono, Guru Spiritual yang Menguatkan Bung Karno Pimpin Republik Indonesia

Senin, 20 Juni 2022 - 16:03 WIB
loading...
Kisah Wasiat RMP Sosrokartono, Guru Spiritual yang Menguatkan Bung Karno Pimpin Republik Indonesia
Salah satu penasihat spiritual Bung Karno, RMP Sosrokartono yang merupakan kakak kandung Raden Ajeng Kartini. Foto/Repro/Ist
A A A
BLITAR - Penasihat spiritual atau guru spiritual menjadi salah satu orang yang suaranya didengar Presiden Soekarno atau Bung Karno. Salah satu penasihat spiritual Bung Karno adalah Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono.

Kedekatan dengan guru spiritual membuat jiwa dan semangat Bung Karno senantiasa kuat dalam memimpin Republik Indonesia.



Dokter Soeharto pernah mengungkapkan kedekatan itu sebagai sumber kekuatan mental spiritual Bung Karno. “Secara mental spiritual Bung Karno masih kuat dan segar karena mempunyai hubungan dengan dua orang penasihat spiritualnya,” kata dokter Soeharto seperti disampaikan H Maulwi Saelan dalam buku “Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa Dari Revolusi 45 Sampai Kudeta 66”.

Kisah Wasiat RMP Sosrokartono, Guru Spiritual yang Menguatkan Bung Karno Pimpin Republik Indonesia

Presiden Soekarno atau Bung Karno. Foto/Ist

Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Bung Karno yang hari-harinya banyak berada di sekitar sang proklamator. Dokter Soeharto pernah menemani Bung Karno saat Putra Sang Fajar itu menunaikan ibadah haji tahun 1955. Pertemuan rahasia antara Bung Karno dengan Tan Malaka di awal kemerdekaan juga berlangsung di rumah dokter Soeharto.

Salah satu penasihat spiritual Bung Karno yang disebut Maulwi Saelan dalam percakapannya dengan dokter Soeharto adalah Drs Raden Mas Panji (RMP) Sosrokartono.

Diketahui Sosrokartono yang lahir di Mayong, Jepara, Jawa Tengah 10 April 1887 adalah kakak kandung Raden Ajeng Kartini.


Rekam jejak intelektualnya begitu panjang. Sosrokartono merupakan lulusan Universitas Leiden Belanda tahun 1908 Jurusan Sastra Timur. Sebagai murid terpandai Prof Dr. H Kern Leiden, Sosrokartono menguasai 37 bahasa, dan karenanya ia disanjung sebagai manusia jenius. Kaum intelektual Barat yang terpesona menjulukinya De Javanese Prince (Sang Pangeran Jawa) dan De Mooie Sos.

Saat Perang Dunia I pecah (1914-1918), Sosrokartono yang berada di Eropa menjadi jurnalis koran The New York Herald terbitan New York. Keberadaanya diterima banyak kalangan. Ia juga pernah menjadi juru bahasa untuk Sekutu (1918) di Jenewa, dan kemudian pindah ke Prancis menjadi mahasiswa pendengar di Universitas Sorbonne, jurusan psikometri dan psikotekhnik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2758 seconds (0.1#10.140)