Kisah Cinta Bung Karno dengan Gadis Belanda, Simbol Perlawanan Pribumi terhadap Penjajah

Kamis, 15 Agustus 2024 - 16:41 WIB
loading...
Kisah Cinta Bung Karno...
Bung Karno, selain dikenal sebagai orator ulung dan politikus andal yang menginspirasi dunia, juga memiliki sisi lain yang penuh gairah dan petualangan dalam urusan cinta. Foto/Ist
A A A
Soekarno , selain dikenal sebagai orator ulung dan politikus andal yang menginspirasi dunia, juga memiliki sisi lain yang penuh gairah dan petualangan dalam urusan cinta. Banyak gadis Belanda yang hatinya tertawan oleh pesona Soekarno muda, sebuah fakta yang tidak disangkalnya. Dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams, Soekarno mengungkapkan ketertarikannya yang mendalam terhadap gadis-gadis Belanda, yang menurutnya bukan hanya soal cinta, tetapi juga bagian dari perjuangan melawan dominasi kulit putih.

Ketertarikan Bung Karno begitu biasa disapa Soekarno terhadap gadis Belanda, seperti yang diakuinya, bukan semata-mata didorong oleh hasrat, tetapi juga sebagai simbol perlawanan. Baginya, menjalin hubungan dengan gadis Belanda adalah cara untuk menunjukkan keunggulan pribumi atas penjajah. "Menaklukkan seorang gadis kulit putih dan membuatnya tergila-gila padaku adalah soal kebanggaan," ungkapnya dalam buku tersebut.

Latar belakang sosial dan politik pada masa itu juga mempengaruhi pemikiran dan tindakan Soekarno. Saat masih muda, Soekarno aktif dalam berbagai organisasi seperti Tri Koro Darmo dan Jong Java, yang membentuk semangat nasionalismenya. Dalam perjalanan hidupnya, ia pertama kali menonjolkan kemampuannya sebagai orator pada usia 16 tahun dalam rapat kelompok belajar di HBS, yang akhirnya memperkuat posisinya sebagai pemimpin masa depan.



Di sekolah HBS, Soekarno mengalami diskriminasi yang membuatnya semakin teguh untuk melawan ketidakadilan. Meski mengalami perlakuan tidak adil, ia tetap berprestasi dan bahkan mencuri perhatian para guru dengan kecakapannya, termasuk seorang guru bahasa Jerman yang meramalkan bahwa Soekarno akan menjadi pemimpin besar suatu hari nanti.

Petualangan cinta Soekarno dimulai dengan Pauline Gobee, gadis Belanda yang merupakan cinta "monyet" pertamanya. Soekarno juga menjalin hubungan dengan beberapa gadis lain seperti Laura dan anggota keluarga Raat, yang membuatnya rela berjalan jauh hanya untuk sekadar melihat gadis yang dipujanya. Namun, di antara semua gadis itu, Mien Hessels-lah yang paling membekas dalam hatinya.

Soekarno benar-benar jatuh cinta pada Mien Hessels, dan dengan keberanian yang luar biasa, ia datang ke rumah Mien untuk melamarnya pada usia 18 tahun. Namun, ia malah mendapatkan penolakan yang menyakitkan dari ayah Mien, yang memandang rendah dirinya sebagai "inlander" (pribumi). Penolakan ini meninggalkan luka mendalam di hati Soekarno, meskipun ia tidak pernah benar-benar bisa melupakan Mien.

Takdir kemudian mempertemukan mereka kembali 23 tahun kemudian pada tahun 1942 di Jakarta. Saat itu, Soekarno hampir tidak mengenali Mien, yang sudah berubah drastis dari gadis cantik yang dulu sangat dicintainya. Pertemuan yang tak terduga ini membawa kesadaran pada Soekarno bahwa penolakan yang pernah menghancurkan hatinya ternyata adalah rahmat terselubung dari Tuhan.

Kisah cinta Soekarno dengan gadis-gadis Belanda ini menunjukkan bahwa di balik sosoknya yang penuh semangat perjuangan, tersimpan cerita-cerita pribadi yang juga penuh warna. Perjalanan cintanya bukan hanya tentang hubungan antarindividu, tetapi juga cerminan dari perjuangan identitas dan harga diri di tengah bayang-bayang penjajahan.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1845 seconds (0.1#10.140)