Kisah Sultan Kalijaga Mengubah Keangkeran Alas Mentaok Menjadi Kerajaan Mataram Islam
loading...

Sunan Kalijaga memiliki peran dalam pendirian Kerajaan Mataram Islam. Sultan Kalijaga bertemu rombongan Ki Ageng Pamanahan yang pindah dari Pajang ke hutan Alas Mentaok, cikal bakal Kesultanan Mataram Islam. Foto: Ist
A
A
A
SUNANKalijaga memiliki peran dalam pendirian Kerajaan Mataram Islam. Sultan Kalijaga bertemu rombongan Ki Ageng Pamanahan yang pindah dari Pajang ke hutan Alas Mentaok, cikal bakal Kesultanan Mataram Islam.
Pertemuan ini menjadi yang pertama setelah Sunan Kalijaga mendampingi Ki Ageng Pamanahan menemui Sultan Hadiwijaya, penguasa Pajang untuk menagih janji Alas Mentaok.
Alas Mentaok memang pemberian Sultan Pajang Sultan Hadiwijaya usai sayembara mengalahkan Arya Penangsang berhasil dilaksanakan Ki Ageng Pamanahan. Janji itu akhirnya ditunaikan Sultan Hadiwijaya karena Alas Mentaok masih angker dan tidak pernah dijamah manusia.
Ki Ageng Pamanahan bertekad membuka hutan itu sesuai perjanjiannya dengan Sultan Hadiwijaya. Dia pun pindah dari Pajang ke Mentaok. Sultan Hadiwijaya melepas kepergian Ki Ageng Pamanahan ke Alas Mentaok.
Ki Juru Martani yang merupakan kerabat dekat Sultan Hadiwijaya juga ikut pindah ke Alas Mentaok mengiringi langkah Ki Ageng Pamanahan. Dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", rombongan Ki Ageng Pamanahan pindah dengan membawa perbekalan yang diangkut denga sapi dan kuda.
Selama perjalanan berhari-hari rombongan beberapa kali istirahat di tengah jalan. Ketika tengah berjalan itulah rombongan besar Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Karang Lo bertemu Sunan Kalijaga di Kaliopak. Pertemuan dengan Sunan Kalijaga membuat perjalanan rombongan terhenti.
Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Karang Lo pun hormat kepada Kanjeng Sunan Kalijaga. Ki Ageng Pamanahan menggosok kaki kanan kanjeng sunan, sementara Ki Ageng Karang Lo menggosok kaki kiri kanjeng sunan.
Kanjeng Sunan lalu berkata kepada Ki Pamanahan, "Ketahuilah sesungguhnya keturunan Ki Karang Lo kelak akan mulia bersama keturunanmu, tetapi tidak berhak menyandang gelar raden atau mas dan tidak berwenang naik tandu. Cukup, lanjutkan perjalananmu."
Setelah kembali melanjutkan perjalanan, Ki Pamanahan beserta rombongannya yang diiringi Ki Karang Lo akhirnya sampai juga di tanah impian Mataram. Setelah sampai, mereka segera membabat hutan dan membangun perumahan di situ sekitar tahun 1532.
Lihat Juga: Putri Sunan Kalijaga Rayakan Ulang Tahun Bersama Pacar Baru, Wajah Tampannya Bikin Salfok
Pertemuan ini menjadi yang pertama setelah Sunan Kalijaga mendampingi Ki Ageng Pamanahan menemui Sultan Hadiwijaya, penguasa Pajang untuk menagih janji Alas Mentaok.
Alas Mentaok memang pemberian Sultan Pajang Sultan Hadiwijaya usai sayembara mengalahkan Arya Penangsang berhasil dilaksanakan Ki Ageng Pamanahan. Janji itu akhirnya ditunaikan Sultan Hadiwijaya karena Alas Mentaok masih angker dan tidak pernah dijamah manusia.
Ki Ageng Pamanahan bertekad membuka hutan itu sesuai perjanjiannya dengan Sultan Hadiwijaya. Dia pun pindah dari Pajang ke Mentaok. Sultan Hadiwijaya melepas kepergian Ki Ageng Pamanahan ke Alas Mentaok.
Ki Juru Martani yang merupakan kerabat dekat Sultan Hadiwijaya juga ikut pindah ke Alas Mentaok mengiringi langkah Ki Ageng Pamanahan. Dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", rombongan Ki Ageng Pamanahan pindah dengan membawa perbekalan yang diangkut denga sapi dan kuda.
Selama perjalanan berhari-hari rombongan beberapa kali istirahat di tengah jalan. Ketika tengah berjalan itulah rombongan besar Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Karang Lo bertemu Sunan Kalijaga di Kaliopak. Pertemuan dengan Sunan Kalijaga membuat perjalanan rombongan terhenti.
Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Karang Lo pun hormat kepada Kanjeng Sunan Kalijaga. Ki Ageng Pamanahan menggosok kaki kanan kanjeng sunan, sementara Ki Ageng Karang Lo menggosok kaki kiri kanjeng sunan.
Kanjeng Sunan lalu berkata kepada Ki Pamanahan, "Ketahuilah sesungguhnya keturunan Ki Karang Lo kelak akan mulia bersama keturunanmu, tetapi tidak berhak menyandang gelar raden atau mas dan tidak berwenang naik tandu. Cukup, lanjutkan perjalananmu."
Setelah kembali melanjutkan perjalanan, Ki Pamanahan beserta rombongannya yang diiringi Ki Karang Lo akhirnya sampai juga di tanah impian Mataram. Setelah sampai, mereka segera membabat hutan dan membangun perumahan di situ sekitar tahun 1532.
Lihat Juga: Putri Sunan Kalijaga Rayakan Ulang Tahun Bersama Pacar Baru, Wajah Tampannya Bikin Salfok
(jon)