Nyai Ageng Pinatih, Syahbandar Perempuan Gresik yang Juga Ibu Angkat Sunan Giri
loading...
A
A
A
Di Palembang, Cheng Ho mendirikan Kantor Perdamaian yang mengurus dan bertanggung jawab dan menjaga keamanan. Shi Jinqing atau Shi Daniang kemudian diangkat sebagai Syahbandar Gresik dan dijuluki Nyai Ageng Pinatih.
Menurut Chen Yu Sung, ayah Nyai Ageng Pinatih adalah utusan utama yang diangkat oleh penguasa Majapahit di Palembang untuk mengurus soal keadamaan dan administrasi kenegaraan di Palembang setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Baca Juga: Gua Selarong, Markas Gaib Tempat Atur Strategi Pangeran Diponegoro Lawan Belanda.
Nyai Ageng Pinatih dipercaya sebagai perempuan pertama di Nusantara yang memungut bea cukai dan mengawasi pedagang asing pada zaman kesultanan.
Nyai Ageng Pinatih dipercaya merupakan ibu angkat dari Joko Samudro (nama kecil Sunan Giri atau Raden Paku) yang ditemukan terombang-ambing di laut oleh kapal yang berlayar ke Pulau Bali pada 1443.
Menurut buku Grisse Tempo Doeloe, Nyai Ageng Pinatih tidak lagi aktif sebagai syahbandar pada 1477 karena sakit parah kemudian wafat. Makam di Kebungson sekitar 300 meter sebelah utara Alun-Alun Kota Gresik dipercaya sebagai makamnya. Tidak diketahui siapa penggantinya sebagai syahbandar.
Sumber:
wikipedia
diolah dari berbagai sumber
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Menurut Chen Yu Sung, ayah Nyai Ageng Pinatih adalah utusan utama yang diangkat oleh penguasa Majapahit di Palembang untuk mengurus soal keadamaan dan administrasi kenegaraan di Palembang setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Baca Juga: Gua Selarong, Markas Gaib Tempat Atur Strategi Pangeran Diponegoro Lawan Belanda.
Nyai Ageng Pinatih dipercaya sebagai perempuan pertama di Nusantara yang memungut bea cukai dan mengawasi pedagang asing pada zaman kesultanan.
Nyai Ageng Pinatih dipercaya merupakan ibu angkat dari Joko Samudro (nama kecil Sunan Giri atau Raden Paku) yang ditemukan terombang-ambing di laut oleh kapal yang berlayar ke Pulau Bali pada 1443.
Menurut buku Grisse Tempo Doeloe, Nyai Ageng Pinatih tidak lagi aktif sebagai syahbandar pada 1477 karena sakit parah kemudian wafat. Makam di Kebungson sekitar 300 meter sebelah utara Alun-Alun Kota Gresik dipercaya sebagai makamnya. Tidak diketahui siapa penggantinya sebagai syahbandar.
Sumber:
wikipedia
diolah dari berbagai sumber
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(nag)