Tokoh Adat Papua Sebut Penolakan DOB Cenderung karena Persoalan Kekuasaan
loading...
A
A
A
Kelompok penolak pemekaran, lanjut dia, jika dilakukan seharusnya lantaran daerahnya sudah maju dan berkembang masyarakatnya sejahtera. Saat ini yang terjadi sebaliknya, kelompok penolak DOB, wilayah adatnya masih jauh dari kata sejahtera.
"Saya tanyakan lagi ke yang menolak itu, sekarang kalian ribut tolak itu daerah adat kalian sudah maju, kalau sudah maju kalian tolak tidak apa-apa. Tapi dengan catatan penolakan itu kalian kembali ke kalian punya kampung, atau Kabupatenmu, bukan di orang lain yang kampungnya mau maju," katanya.
Soal aksi penolakan DOB yang terjadi di beberapa daerah, kata Ondo Herman Yoku, akibat iming-iming pesan dari pihak-pihak yang nantinya malah mengorbankan masyarakat.
"Kasihan masyarakat tidak tahu apa-apa, dikasih informasi sepihak yang menurut mereka benar, padahal ini pesan soal kekuasaan. Jadi masyarakat yang aslinya berharap pembangunan kemajuan kampungnya, tapi termakan informasi sesat akhirnya menjadi korban," katanya.
Terakhir, dia meminta semua masyarakat melihat persoalan DOB tidak dari kacamata yang sempit melainkan melihat secara terbuka, untuk besok dan nanti, demi kemajuan pembangunan dan sumber daya manusia masing-masing daerah.
"Harusnya kita bersyukur dengan kekhususan yang pemerintah berikan, manfaatkan dengan baik untuk membangun kampung, distrik, kabupaten kota, jangan malah ribut. Dan jangan juga ributnya di wilayahnya orang lain, karena orang lain mau daerahnya maju," pungkasnya.
"Saya tanyakan lagi ke yang menolak itu, sekarang kalian ribut tolak itu daerah adat kalian sudah maju, kalau sudah maju kalian tolak tidak apa-apa. Tapi dengan catatan penolakan itu kalian kembali ke kalian punya kampung, atau Kabupatenmu, bukan di orang lain yang kampungnya mau maju," katanya.
Soal aksi penolakan DOB yang terjadi di beberapa daerah, kata Ondo Herman Yoku, akibat iming-iming pesan dari pihak-pihak yang nantinya malah mengorbankan masyarakat.
"Kasihan masyarakat tidak tahu apa-apa, dikasih informasi sepihak yang menurut mereka benar, padahal ini pesan soal kekuasaan. Jadi masyarakat yang aslinya berharap pembangunan kemajuan kampungnya, tapi termakan informasi sesat akhirnya menjadi korban," katanya.
Terakhir, dia meminta semua masyarakat melihat persoalan DOB tidak dari kacamata yang sempit melainkan melihat secara terbuka, untuk besok dan nanti, demi kemajuan pembangunan dan sumber daya manusia masing-masing daerah.
"Harusnya kita bersyukur dengan kekhususan yang pemerintah berikan, manfaatkan dengan baik untuk membangun kampung, distrik, kabupaten kota, jangan malah ribut. Dan jangan juga ributnya di wilayahnya orang lain, karena orang lain mau daerahnya maju," pungkasnya.
(shf)