Tokoh Adat Papua Sebut Penolakan DOB Cenderung karena Persoalan Kekuasaan
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Tokoh adat Papua Herman Yoku menyebut persoalan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) atau pemekaran Provinsi Papua adalah kepentingan elite politik yang tidak mau Provinsi Papua dimekarkan. Hal itu lantaran kekuasaan yang tidak ingin dibagi-bagi.
Ondo Herman Yoko dengan tegas menyebut keserakahan kelompok yang menolakn DOB ini diibaratkan sepotong kue yang tidak mau dibagi dengan masyarakat lainnya.
"Kalau sekarang mereka ribut itu saya bilang ada satu kue, atau ada satu pejabat atau beberapa pejabat yang ada dan kue ini tidak mau bagi-bagi. Jadi mereka tidak mau bagi dengan orang lain di luar kelompoknya atau mau bagi tapi dengan kelompoknya sendiri," ujarnya, Kamis (14/4/2022).
Dia menegaskan bahwa DOB sudah sudah menjadi amanat UU. "Dan tidak bisa kita sangkalkan, tidak bisa kita sepelekan, itu yang punya kewenangan DPR RI dan Presiden. Kita MRP, DPRP atau siapapun didaerah tidak bisa lagi mengusulkan ini itu, semua kewenangan pusat," katanya.
Menurutnya, dengan draf RUU DOB yang sudah disahkan oleh DPR RI dan sedikit lagi menjadi UU atas tiga daerah otonomi baru, yakni Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan Tengah maka harusnya disikapi dengan baik. Sehingga harus dersiapkan segala sesuatu untuk membangun wilayah adat masing-masing.
"Saya mau kasih contoh seperti Papua Barat, dulu pemekarannya digugat dan ditolak. Namun apa yang terjadi, hari ini malah jalan bagus, dan sudah lebih maju, dengan perubahan pembangunan dan jalan-jalan penghubung yang membuat Papua Barat lebih berkembang. Jadi yang saat ini terjadi di Papua, ya akan seperti Papua Barat dulu, kita lihat saja," ucapnya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 15 Maret 2022 - 18:24 WIB oleh Antara dengan judul "Demo Tolak Pemekaran di Yahukimo Berujung Amuk Massa, 2 Orang Tewas Tertembak". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://daerah.sindonews.com/read/713541/174/demo-tolak-pemekaran-di-yahukimo-berujung-amuk-massa-2-orang-tewas-tertembak-1647342200
Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Ondo Herman Yoko dengan tegas menyebut keserakahan kelompok yang menolakn DOB ini diibaratkan sepotong kue yang tidak mau dibagi dengan masyarakat lainnya.
"Kalau sekarang mereka ribut itu saya bilang ada satu kue, atau ada satu pejabat atau beberapa pejabat yang ada dan kue ini tidak mau bagi-bagi. Jadi mereka tidak mau bagi dengan orang lain di luar kelompoknya atau mau bagi tapi dengan kelompoknya sendiri," ujarnya, Kamis (14/4/2022).
Dia menegaskan bahwa DOB sudah sudah menjadi amanat UU. "Dan tidak bisa kita sangkalkan, tidak bisa kita sepelekan, itu yang punya kewenangan DPR RI dan Presiden. Kita MRP, DPRP atau siapapun didaerah tidak bisa lagi mengusulkan ini itu, semua kewenangan pusat," katanya.
Menurutnya, dengan draf RUU DOB yang sudah disahkan oleh DPR RI dan sedikit lagi menjadi UU atas tiga daerah otonomi baru, yakni Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan Tengah maka harusnya disikapi dengan baik. Sehingga harus dersiapkan segala sesuatu untuk membangun wilayah adat masing-masing.
"Saya mau kasih contoh seperti Papua Barat, dulu pemekarannya digugat dan ditolak. Namun apa yang terjadi, hari ini malah jalan bagus, dan sudah lebih maju, dengan perubahan pembangunan dan jalan-jalan penghubung yang membuat Papua Barat lebih berkembang. Jadi yang saat ini terjadi di Papua, ya akan seperti Papua Barat dulu, kita lihat saja," ucapnya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 15 Maret 2022 - 18:24 WIB oleh Antara dengan judul "Demo Tolak Pemekaran di Yahukimo Berujung Amuk Massa, 2 Orang Tewas Tertembak". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://daerah.sindonews.com/read/713541/174/demo-tolak-pemekaran-di-yahukimo-berujung-amuk-massa-2-orang-tewas-tertembak-1647342200
Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios