Kisah Pilu Bocah-bocah Korban Gempa Pasaman Sering Menangis Panggil Ayahnya yang Tak Kunjung Kembali

Senin, 07 Maret 2022 - 19:31 WIB
loading...
Kisah Pilu Bocah-bocah Korban Gempa Pasaman Sering Menangis Panggil Ayahnya yang Tak Kunjung Kembali
Dua bocah malang korban gempa Pasaman saat berada di pengungsian, tak henti mencari ayahnya yang tak kunjung kembali usai terjangan gempa M6,1 yang mengguncang daerah itu. Foto: iNewsTV/Wahyu Sikumbang
A A A
PASAMAN - Derita seorang bocah yang baru berumur 3 tahun 10 bulan di Pasaman , Sumatera Utara belum juga usai, setelah diterjang banjir dan longsor , kini terancam menjadi yatim piatu.

Bocah malang itu hingga kini belum juga bertemu dengan kedua orang tuanya, setelah pada Jumat (26/2/2022), pergi ke kebun namun belum juga kembali ke rumahnya.

Bocah malang itu bernama, Nurnadia Sahara, kini dia selalu minta digendong oleh bibinya. Putri tunggal dari pasangan Rodi (32) dan Madan (27) warga
Kampung Guguang, Jorong Siparayo, kehilangan kedua orang tuanya.



Sejak gempa Jumat pagi (25/2/2022) yang memporak-porandakan Nagari Malampah, Kabupaten Pasaman, nadia dirawat oleh bibi tengahnya, Jusmarni.

Rumah mereka yang hancur memaksa mereka tinggal bersama keluarga lainnya di tenda darurat.



Menurut Jus, ayah Nadia, Rodi telah ditemukan pada Sabtu (26/2/2022) lalu dalam kondisi meninggal dunia tertimbun longsor, sekitar 1,7 Km dari kebunnya. Rodi ayah Nadia diduga terseret longsor yang dipicu gempa berkekuatan M6.1 pada Jumat pagi itu.

Lebih dari sepekan ini, Nadia sering menangis di malam hari dan menanyakan kepada Jus bibinya, ke mana ibunya. Nadia selalu mengatakan menunggu ayahnya yang berjanji pulang membawa ayam goreng.



“Emaknya pergi ke kebun bertiga dengan adiknya, pergi pagi kira-kira sudah lewat jam 8, mungkin belum sampai di kebun. Jenazah ayahnya sudah ditemukan, ibunya belum ditemukan. Ayah namanya rodi, Emaknya madan. Anaknya sekarang, saya bibi tengahnya yang rawat,” tutur Jusmarni, bibi Nadia warga Guguang Malampah.

Nasib yang sama dialami Nuralisa Sofia yang terancam jadi anak yatim saat usia belum genap empat tahun. Ayah Lisa alias Buyuang Pasa (32) hingga saat ini belum ditemukan.

Pella Wina Sari, ibu Lisa mengatakan, Lisa kerap menangis di dekapan ibunya sambil terus bertanya kapan ayahnya pulang.

“Ayah Lisa berjanji cepat pulang tapi kenapa tak juga pulang, apa ayah tidak sayang lagi ke Ica? pertanyaan demi pertanyaan Lisa membuat Wina ikut sedih.



Dia pun hanya berusaha menghibur namun tak berani berjanji sebab sang ayah masih dalam pencarian.

“Saya bawa Lisa keluar, dia nangis nanya ayah, telpon ayah katanya, HP tidak dibawa, kakak ada bawa hp tapi sinyal hilang, jadi nggak bisa telepon, kami disuruh orang lari ke atas bukit. Dia panggil-panggil ayah juga. Ayahnya pergi ke kebun sama seiring dengan ayah Nadia,” ujarnya.

Ayah dan ibu Nadia serta ayah Lisa bersama beberapa warga lainnya Jumat pagi itu sama-sama pergi ke kebun. Gempa yang disertai longsor menghantam kebun tempat mereka mencari nafkah.

Sebelumnya, enam warga di Kenagarian Malampah dinyatakan hilang setelah longsor yang dipicu gempa berkekuatan M6,1 terjadi Jumat (25/2/2022).

Dari total enam korban dua di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, empat korban lainnya masih dalam pencarian. Identitas korban hilang masing-masing, Safar (49), Manir (50), Sendri (32), dan Madan (27).
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5462 seconds (0.1#10.140)