Dewan Minta Keselamatan Tenaga Medis Diperhatikan Lebih Serius
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tingginya angka penularan COVID-19 terhadap tenaga medis di Makassar, mendapat perhatian serius dari D ewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Hal itu diketahui saat Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Kesehatan memaparkan angka penularan di kota Daeng beberapa hari terakhir, termasuk pada akhir pekan lalu di mana dari 145 orang yang terpapar 30 orang diantaranya adalah tenaga kesehatan .
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Makassar Al Hidayat Syamsu menjelaskan bahwa, tenaga medis saat ini cukup banyak menemui persoalan, tidak hanya di dalam rumah sakit namun di luar pun mereka masih harus menanggung persoalan. Pihaknya mengaku siap mensupport penuh kenerja-kinerja mereka.
"Kami juga sangat prihatin kepada tenaga medis , mereka berjuang namun mereka justru belum ada penghargaan, baik itu insentif atau apapun itu," ujar Legislator PDIP tersebut.
Utamanya pada persoalan APD, pasalnya kata Hidayat, ia melihat kondisi ini sifatnya berkelanjutan, dan terbukti hal ini mulai menjadi permasalahan yang dihadapi tenaga medis saat ini.
"Pemerintah saya pikir memang perlu memikirkan itu, terkait dengan kekurangan APD, kami ini siap mendukung berapapun anggaran yang dibutuhkan tenaga medis untuk ini," ujarnya.
Melihat rasio penggunaan APD di RS memang cukup tinggi, apalagi berdasarkan pantauan terakhirnya ke RS Daya, penggunaan APD hanya diperkenangkan sekali.
Dirinya menyoroti pemerintah dengan menyebut pemerintah hanya fokus pada ekonomi, sementara persoalan APD masih menjadi masalah yang mesti dipikirkan tenaga medis.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Makassar sempat menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka penularan COVID-19 ke tenaga medis.
Angka penularan diketahui mulai melonjak tajam pada sepekan terakhir utamanya pada tenaga kesehatan.
"RS itu bahkan sudah 24 yang terkontaminasi, yah paling tidak yang pertama adalah bagaimana memperbaiki APD-nya, kemudian semua bagaimana memperbaiki semua proses-proses, dimana dikemungkinkan bisa terjadi penularan, karena tiap hari mereka kontak dengan pasien," katanya.
Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Makassar Hamsa Tasa melaporkan dari 9.740 sedikitnya 64 tenaga perawat yang baru-baru ini terpapar.
Dia menjelaskan, kondisi ini sudah cukup berpengaruh apalagi dengan banyaknya problematika yang mesti dihadapi tenaga medis saat ini.
"Bayangkan kalau pake APD, selama kurang lebih 14 hari berturut-berturut, ini bisa mempengaruhi kondisi fisik, ketika keluar dari tempat kerja dia dapat serangan psikologis masyarakat, kami minta perlindungan baik fisik maupun psikologis," pinta Kasa.
Hal itu diketahui saat Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Kesehatan memaparkan angka penularan di kota Daeng beberapa hari terakhir, termasuk pada akhir pekan lalu di mana dari 145 orang yang terpapar 30 orang diantaranya adalah tenaga kesehatan .
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Makassar Al Hidayat Syamsu menjelaskan bahwa, tenaga medis saat ini cukup banyak menemui persoalan, tidak hanya di dalam rumah sakit namun di luar pun mereka masih harus menanggung persoalan. Pihaknya mengaku siap mensupport penuh kenerja-kinerja mereka.
"Kami juga sangat prihatin kepada tenaga medis , mereka berjuang namun mereka justru belum ada penghargaan, baik itu insentif atau apapun itu," ujar Legislator PDIP tersebut.
Utamanya pada persoalan APD, pasalnya kata Hidayat, ia melihat kondisi ini sifatnya berkelanjutan, dan terbukti hal ini mulai menjadi permasalahan yang dihadapi tenaga medis saat ini.
"Pemerintah saya pikir memang perlu memikirkan itu, terkait dengan kekurangan APD, kami ini siap mendukung berapapun anggaran yang dibutuhkan tenaga medis untuk ini," ujarnya.
Melihat rasio penggunaan APD di RS memang cukup tinggi, apalagi berdasarkan pantauan terakhirnya ke RS Daya, penggunaan APD hanya diperkenangkan sekali.
Dirinya menyoroti pemerintah dengan menyebut pemerintah hanya fokus pada ekonomi, sementara persoalan APD masih menjadi masalah yang mesti dipikirkan tenaga medis.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Makassar sempat menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka penularan COVID-19 ke tenaga medis.
Angka penularan diketahui mulai melonjak tajam pada sepekan terakhir utamanya pada tenaga kesehatan.
"RS itu bahkan sudah 24 yang terkontaminasi, yah paling tidak yang pertama adalah bagaimana memperbaiki APD-nya, kemudian semua bagaimana memperbaiki semua proses-proses, dimana dikemungkinkan bisa terjadi penularan, karena tiap hari mereka kontak dengan pasien," katanya.
Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Makassar Hamsa Tasa melaporkan dari 9.740 sedikitnya 64 tenaga perawat yang baru-baru ini terpapar.
Dia menjelaskan, kondisi ini sudah cukup berpengaruh apalagi dengan banyaknya problematika yang mesti dihadapi tenaga medis saat ini.
"Bayangkan kalau pake APD, selama kurang lebih 14 hari berturut-berturut, ini bisa mempengaruhi kondisi fisik, ketika keluar dari tempat kerja dia dapat serangan psikologis masyarakat, kami minta perlindungan baik fisik maupun psikologis," pinta Kasa.
(agn)