Tes Massal COVID-19 di Indonesia Diakui Masih Rendah

Minggu, 14 Juni 2020 - 10:52 WIB
loading...
Tes Massal COVID-19 di Indonesia Diakui Masih Rendah
Pemerintah Indonesia mengaku tes massal COVID-19 masih rendah dilakukan hingga saat ini. Foto: Sindonews/dok
A A A
JAKARTA - Tes massal untuk mendeteksi penyebaran Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 di Indonesia, diakui pemerintah masih rendah.

Menurut catatan pemerintah, rasio pemeriksaan yang mampu dilakukan yaitu 1.752 tes per 1 juta penduduk.

“Memang secara keseluruhan kalau menghitung seluruh wilayah Tanah Air, tes kita masih rendah, yaitu 1.752 tes per 1 juta penduduk,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu, (13/06/2020).



Namun, Yuri menegaskan angka itu tidak bisa dijadikan kesan bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani kasus COVID-19 .

Menurut dia, hal itu berdasarkan kondisi Indonesia yang terdiri atas banyak kepulauan dan wilayah yang cukup luas.
“Banyak wilayah yang cukup luas dengan kepadatan dan risiko mobilitas orang dengan faktor pembawa penyakit cukup besar yang sangat berbeda,” tuturnya.

Bila dibandingkan antara Jakarta dan negara lain, perbandingan tes jauh lebih tinggi karena tingkat ancaman epidemologisnya yang berbeda. Misalnya, di DKI Jakarta sebagai episentrum kasus COVID-19 , jumlah tes per 1 juta penduduk adalah 17.954 orang.

“Angka ini berada di atas Thailand secara keseluruhan yang mencapai 6.708 per 1 juta penduduk. Filipina 4.419 orang per 1 juta penduduk. Bahkan, Jepang hanya 2.626 orang per 1 juta penduduk," katanya.

Jika dibandingkan dengan Malaysia, jumlah itu masih dibawah. Di sana, pemeriksaan mencapai 19.118 tes per 1 juta penduduk.

Yuri mengatakan, pemerintah tengah mempelajari beberapa daerah lain yang menjadi episentrum penyebaran COVID-19 seperti Kota Surabaya, Kota Makassar, dan Kalimantan Selatan. Salah satunya yaitu menghitung kembali berapa skala tes yang sudah dilakukan untuk setiap 1 juta penduduk.

“Ini menjadi faktor pengukur yang lebih obyektif kalau mau melihat kinerja secara keseluruhan dalam menanggulangi COVID-19,” tuturnya.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7088 seconds (0.1#10.140)