Kesal Perawat Tertidur, Keluarga Pasien Mengamuk di RSUD Bima
loading...
A
A
A
BIMA - Keluarga pasien di RSUD Bima , Nusa Tenggara Barat mengamuk lantaran kesal dengan petugas medis atau perawat di ruangan bersalin yang tertidur pulas saat menjalankan tugas malamnya, Sabtu dini hari (13/6/2020) .
Karena tak melihat petugas medis untuk dimintai pertolongan, Hermansyah (45) yang merupakan orang tua pasien yang sedang menjalani perawatan usai melahirkan di ruangan bersalin sontak memukul meja hingga semua perawat terbangun dari ruangannya. Dia pun marah dan mengamuk sekuatnya, setelah sebelumnya salah seorang perawat mengabaikan dan menolak permintaan pertolongan untuk menggantikan cairan infus yang telah habis pada anaknya yang usai operasi melahirkan. (Baca juga: 4 Warga Rumbia Jeneponto Hilang Terseret Banjir dan Longsor)
"Saya pun langsung mendatangi tempat para parawat itu tertidur, dan memukul meja sekerasnya karena kesal. Sontak, para perawat terbangun kaget. Lalu saya tegaskan, jika sampai terjadi apa apa sama anak saya maka kalian harus bertanggung jawab," kata Hermansyah saat mengurai kembali kisah yang dialaminya, Sabtu (13/6/2020). (Baca juga: KM Dharma Rucitra Masih Karam di Padangbai Bali, Evakuasi Sulit Dilakukan)
Dijelaskannya, puncak kemarahan yang timbul dari Hermansyah setelah sebelumnya 2 orang suruhannya dengan waktu yang berbeda mendatangi ruangan tempat para petugas medis tertidur. Saat dibangunkan pertama kali, para petugas tak menghiraukan panggilan. Ketika dibangunkan kedua kalinya, justru salah seorang petugas menyeru agar cairan infus pada pasien dimatikan dan akan diganti besok pagi.
"Siapa yang tidak marah mendapat jawaban seperti itu. Apalagi ini cucu pertama saya, dan ibunya harus dijamin hidup. Namun begitulah yang terjadi pada keluarga kami yang kurang mampu, jaminan kesehatan hanya bisa mengandalkan BPJS," sesal Hermansyah.
Diungkapkannya, NK (20) yang merupakan anak kandungnya merupakan pasien rujukan RS Sape, karena sempat dirawat di sana mengingat dekat dari rumahnya di Desa Rai Oi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Setelah di bawa ke RSUD Bima pada Kamis (11/6/2020) pukul 09.30 Wita, NK ditempatkan pada ruangan persalinan.
Selanjutnya pada pada Kamis sore sekitar pukul 16.30 wita, NK melahirkan anak pertamanya dengan cara operasi. Dua hari menjalani perawatan usia operasi tak sedikit pun menuai kendala. Baru pada Sabtu dini hari sekitar 02.45 wita, cairan infus pun terlihat habis dalam botol.
Beberapa keluarga pasien berupaya mencari tenaga medis untuk dimintai pertolongan, akan tetapi saat itu perawat yang diharapkan berjaga ditempat, ternyata sedang tertidur dalam ruangan jaganya.
"Jika seperti ini kerja para perawat medis, sama saja ingin membunuh pasien dan termasuk ingin membunuh anak saya. Dan saya berharap, agar pelayanan jangan pandang bulu, terlebih pasien yang menggunakan BPJS bisa diperhatikan layaknya pasien umum," katanya
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi Direktur RSUD Bima, Ihsan mengaku akan mengecek terlebih dahulu terkait bersoalan diatas. Diakuinya, kejadian yang menimpa keluarga pasien hingga mengamuk di RSUD Bima di luar dari pengetahuannya. "Belum ada laporan ke saya. Coba saya cek dulu," jawabnya.
Karena tak melihat petugas medis untuk dimintai pertolongan, Hermansyah (45) yang merupakan orang tua pasien yang sedang menjalani perawatan usai melahirkan di ruangan bersalin sontak memukul meja hingga semua perawat terbangun dari ruangannya. Dia pun marah dan mengamuk sekuatnya, setelah sebelumnya salah seorang perawat mengabaikan dan menolak permintaan pertolongan untuk menggantikan cairan infus yang telah habis pada anaknya yang usai operasi melahirkan. (Baca juga: 4 Warga Rumbia Jeneponto Hilang Terseret Banjir dan Longsor)
"Saya pun langsung mendatangi tempat para parawat itu tertidur, dan memukul meja sekerasnya karena kesal. Sontak, para perawat terbangun kaget. Lalu saya tegaskan, jika sampai terjadi apa apa sama anak saya maka kalian harus bertanggung jawab," kata Hermansyah saat mengurai kembali kisah yang dialaminya, Sabtu (13/6/2020). (Baca juga: KM Dharma Rucitra Masih Karam di Padangbai Bali, Evakuasi Sulit Dilakukan)
Dijelaskannya, puncak kemarahan yang timbul dari Hermansyah setelah sebelumnya 2 orang suruhannya dengan waktu yang berbeda mendatangi ruangan tempat para petugas medis tertidur. Saat dibangunkan pertama kali, para petugas tak menghiraukan panggilan. Ketika dibangunkan kedua kalinya, justru salah seorang petugas menyeru agar cairan infus pada pasien dimatikan dan akan diganti besok pagi.
"Siapa yang tidak marah mendapat jawaban seperti itu. Apalagi ini cucu pertama saya, dan ibunya harus dijamin hidup. Namun begitulah yang terjadi pada keluarga kami yang kurang mampu, jaminan kesehatan hanya bisa mengandalkan BPJS," sesal Hermansyah.
Diungkapkannya, NK (20) yang merupakan anak kandungnya merupakan pasien rujukan RS Sape, karena sempat dirawat di sana mengingat dekat dari rumahnya di Desa Rai Oi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Setelah di bawa ke RSUD Bima pada Kamis (11/6/2020) pukul 09.30 Wita, NK ditempatkan pada ruangan persalinan.
Selanjutnya pada pada Kamis sore sekitar pukul 16.30 wita, NK melahirkan anak pertamanya dengan cara operasi. Dua hari menjalani perawatan usia operasi tak sedikit pun menuai kendala. Baru pada Sabtu dini hari sekitar 02.45 wita, cairan infus pun terlihat habis dalam botol.
Beberapa keluarga pasien berupaya mencari tenaga medis untuk dimintai pertolongan, akan tetapi saat itu perawat yang diharapkan berjaga ditempat, ternyata sedang tertidur dalam ruangan jaganya.
"Jika seperti ini kerja para perawat medis, sama saja ingin membunuh pasien dan termasuk ingin membunuh anak saya. Dan saya berharap, agar pelayanan jangan pandang bulu, terlebih pasien yang menggunakan BPJS bisa diperhatikan layaknya pasien umum," katanya
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi Direktur RSUD Bima, Ihsan mengaku akan mengecek terlebih dahulu terkait bersoalan diatas. Diakuinya, kejadian yang menimpa keluarga pasien hingga mengamuk di RSUD Bima di luar dari pengetahuannya. "Belum ada laporan ke saya. Coba saya cek dulu," jawabnya.
(shf)