Tersangka Penipuan Sujud Syukur, Kejaksaan Hentikan Tuntutan Berdasarkan Restorative Justice

Rabu, 16 Februari 2022 - 10:16 WIB
loading...
Tersangka Penipuan Sujud Syukur, Kejaksaan Hentikan Tuntutan Berdasarkan Restorative Justice
Ahmad Pujiyanto (40), tersangka kasus penipuan melakukan sujud syukur usai keluar dari Rutan Jepara, Selasa (15/2/2022).Foto/Alip Sutarto
A A A
JEPARA - Kejaksaan Negeri (Kejari) Jepara menghentikan penuntutan perkara kasus penipuan secara keadilan restoratif (restorative justice). Pengajuan penghentian penuntutan kali ini diberikan kepada tersangka Ahmad Pujianto (40), Warga desa bawu, Kecamatan Batealit, Jepara.

Ahmad Pujianto kini bisa menghirup udara bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Jepara, Selasa (15/2/2022). Keluar dari Rutan Jepara, Ahmad Pujianto langsung melakukan sujud syukur, sebagai ungkapan rasa kebahagiaan.

Baca juga: Siswa di Lamongan Belajar di Ruang Kelas yang Terendam Banjir Luapan Anak Bengawan Solo

Dalam kasus tersebut, Kejari Jepara memfasilitasi upaya perdamaian antara tersangka dengan Ali Subhan, selaku korban penipuan. Mereka telah saling sepakat dan memaafkan. Momen ini berlangsung di aula Kejari Jepara, dengan disaksikan Kepala Kejaksaan Negeri, Penyidik Satreskrim Polres Jepara, keluarga, Kepala Desa Bawu beserta penasehat hukum kedua belah pihak.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jepara Ayu Agung mengungkapkan, pihaknya sebelumnya telah mengajukan penyelesaian perkara di luar pengadilan ini ke Kejaksaan Agung. Pengajuan itu dilakukan karena kasus tersebut memenuhi Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020. Yakni, tentang penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif.

“Jadi kita sebagai fasilitator di sini mengupayakan kedua belah pihak. Korban mau memaafkan. Dan, tersangka menyesal serta menyadari kesalahannya lalu minta maaf,” ungkapnya.

Baca juga: Heboh Video Mesum Gay Banjarnegara, Polisi Buru Keterlibatan Pihak Lain

Dia menjelaskan alasan lain penghentian penuntutan perkara ini lantaran tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana yang ancamannya tak lebih dari empat tahun. Selain itu, adanya dukungan dari masyarakat juga telah terjadi ada perjanjian kesepakatan perdamaian kedua belah pihak.

“Jadi, tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana tak lebih dari empat tahun penjara. Kami memberikan jalan tengah agar tersangka pengembalian hak penuh kepemilikan motor korban,” jelasnya.

Ayu mengungkapkan perkara ini terjadi pada 23 Desember 2019. Ketika itu korban Ali Subhan membeli satu unit motor secara tunai melalui Tersangka Ahmad Pujiyanto yang merupakan karyawan dealer motor. Oleh tersangka, uang dari korban tidak dibelikan sepeda motor secara tunai, namun dibelikan secara kredit melalui perusahaan jasa pembiayaan.

“Sehingga BPKB kendaraan itu dijadikan agunan. Sedangkan sisa uang korban dipergunakan untuk kepentingan pribadi tersangka. Atas perbuatannya, tersangka terancam pasal 378 atau 372 KUHP” ungkapnya.

Atas penyelesaian kasus ini, Ayu Agung berharap, kejaksaan dapat dikenal masyarakat sebagai institusi yang mengedepankan hati nurani dan keadilan restoratif. Mengedepankan melalui musyawarah mufakat di masyarakat sebelum menempuh jalur hukum.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5220 seconds (0.1#10.140)