Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Putih, Ini Hasil Evaluasi PVMBG
loading...
A
A
A
"Data pemantauan geokimia menunjukkan adanya peningkatan temperatur (sementara) pada sistem bawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu, namun peningkatan yang terjadi belum menerus. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi fluida magmatik dalam aktivitas kali ini belum signifikan," katanya.
Lebih lanjut Eko mengatakan, pengamatan visual dan instrumental mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban parahu belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurutnya, hembusan yang terjadi di Kawah Ecoma diduga akibat adanya dinamika air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang kemudian terpanaskan dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi, sehingga terjadi overpressure sementara (transien) dan gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah (rekahan). "Hembusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas ini didominasi oleh uap air," sebutnya.
Mengacu pada hasil pemantauan visual dan instrumental dan estimasi potensi ancaman bahaya terkini, maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu menurutnya masih berada pada Level I (Normal).
Meski berstatus normal, namun pihaknya rekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, seperti pedagang, wisatawan, dan pendaki untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tidak diperbolehkan menginap/berlama-lama berada di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gununh Tangkuban Parahu.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu, agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
"Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas," tegasnya.
Eko juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu, tetap memperhatikan perkembangan kegiatan Gunung Tangkuban Parahu yang dikeluarkanoleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.
"PVMBG selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (BPBD Provinsi Jabar) dan BPBD Kabupaten Bandung Barat serta BPBD Kabupaten Subang," tandas Eko.
Lebih lanjut Eko mengatakan, pengamatan visual dan instrumental mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban parahu belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurutnya, hembusan yang terjadi di Kawah Ecoma diduga akibat adanya dinamika air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang kemudian terpanaskan dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi, sehingga terjadi overpressure sementara (transien) dan gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah (rekahan). "Hembusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas ini didominasi oleh uap air," sebutnya.
Mengacu pada hasil pemantauan visual dan instrumental dan estimasi potensi ancaman bahaya terkini, maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu menurutnya masih berada pada Level I (Normal).
Meski berstatus normal, namun pihaknya rekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, seperti pedagang, wisatawan, dan pendaki untuk tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tidak diperbolehkan menginap/berlama-lama berada di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gununh Tangkuban Parahu.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu, agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
"Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas," tegasnya.
Eko juga mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu, tetap memperhatikan perkembangan kegiatan Gunung Tangkuban Parahu yang dikeluarkanoleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.
"PVMBG selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (BPBD Provinsi Jabar) dan BPBD Kabupaten Bandung Barat serta BPBD Kabupaten Subang," tandas Eko.
(don)