Pertempuran Sulsel Melawan Virus Corona Difokuskan di 4 Wilayah Ini
loading...
A
A
A
Lanjut Ridwan, melakukan pembatasan pada situasi seperti ini dianggap sudah lebih sulit dilaksanakan. Makanya, skenario yang paling mudah dilakukan adalah disiplin melaksanakan protokol kesehatan, baik pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Disamping menerapkan pola hidup sehat dengan makan-makanan bergizi.
Dia mengingatkan agar tidak menganggap remeh hal ini. Pasalnya dari data akumulasi kasus COVID-19 di Sulsel selama ini, jika ditinjau dari karakteristik usia, kelompok usia produktif atau kelompok muda justru rentan terpapar atau terkonfirmasi positif COVID-19. Pasalnya tingkat pergerakannya tinggi, namun tidak dibarengi penerpan protokol kesehatan.
"Ini menjustifikasi kepada kita semua bahwa kelompok usia profuktif ini adalah keompok yang sangat mobile, pergerakannya tinggi, interaksi sosial tinggi. Jika tidak disertai disiplin protokol kesehatan, maka ini terjadi penularan diantara mereka," tukasnya.
Meski di satu tingkat kesembuhan di kelompok usia muda cukup tinggi, namun dikhawatirkan bisa menjadi carrier bagi kelompok usia lebih tua. Misalnya, membawa dan menularkan virus kepada keluarganya di rumah sehabis keluar di tempat umum.
"Kekhawatiran kita orang-orang muda yang pulang ke rumah, ada keluarga rentan atau kelompok tua itu menjadi sangat beresiko karena imunitasnya lebih rendah. Kalau kita lihat sebaran angka kematian, 3/4 kasus kematian itu ada pada kelompok 50 tahun ke atas atau kelompok usia lebih tua. Ini harus diwaspadai," tegasnya.
Kedepannya, Sulsel khususnya di empat daerah tadi akan lebih fokus pada upaya tracing contact secara massif. Menemukan para warga yang punya riwayat kontak pasien lalu untuk segera ditangani. Targetnya, angka kematian ditekan, kesembuhan bisa lebih tinggi, dan kasus terkendali.
"Peningkatan kasus harian itu beriringan dengan intensifnya tracing yang dilakukan. Semakin intensif pelacakan kasus dilakukan, maka kasus juga akan semakin meningkat. Pada saat kasus meningkat, sebenarnya kan upaya testing memastikan memisahkan mereka yang positif untuk segera diisolasi, dengan yang sehat," sebutnya.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) pun berharap kualitas layanan dan mutu pelayanan di tiap fasilitas kesehatan semakin baik. Agar pasien yang masuk fase kritis bisa ditangani dengan baik.
Senada, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari pun berharap agar masyarakat bisa berperan aktif bersama pemerintah mengendalikan kasus COVID-19. Disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci kesuksesannya.
Dengan demikian, diharap Sulsel bisa segera keluar dari pandemi COVID-19. Tracing contact secara massif melalui rapid test massal dilakukan untuk menemukan warga terinfeksi COVID-19 agar segera diisolasi untuk mendapat perawatan.
Dia mengingatkan agar tidak menganggap remeh hal ini. Pasalnya dari data akumulasi kasus COVID-19 di Sulsel selama ini, jika ditinjau dari karakteristik usia, kelompok usia produktif atau kelompok muda justru rentan terpapar atau terkonfirmasi positif COVID-19. Pasalnya tingkat pergerakannya tinggi, namun tidak dibarengi penerpan protokol kesehatan.
"Ini menjustifikasi kepada kita semua bahwa kelompok usia profuktif ini adalah keompok yang sangat mobile, pergerakannya tinggi, interaksi sosial tinggi. Jika tidak disertai disiplin protokol kesehatan, maka ini terjadi penularan diantara mereka," tukasnya.
Meski di satu tingkat kesembuhan di kelompok usia muda cukup tinggi, namun dikhawatirkan bisa menjadi carrier bagi kelompok usia lebih tua. Misalnya, membawa dan menularkan virus kepada keluarganya di rumah sehabis keluar di tempat umum.
"Kekhawatiran kita orang-orang muda yang pulang ke rumah, ada keluarga rentan atau kelompok tua itu menjadi sangat beresiko karena imunitasnya lebih rendah. Kalau kita lihat sebaran angka kematian, 3/4 kasus kematian itu ada pada kelompok 50 tahun ke atas atau kelompok usia lebih tua. Ini harus diwaspadai," tegasnya.
Kedepannya, Sulsel khususnya di empat daerah tadi akan lebih fokus pada upaya tracing contact secara massif. Menemukan para warga yang punya riwayat kontak pasien lalu untuk segera ditangani. Targetnya, angka kematian ditekan, kesembuhan bisa lebih tinggi, dan kasus terkendali.
"Peningkatan kasus harian itu beriringan dengan intensifnya tracing yang dilakukan. Semakin intensif pelacakan kasus dilakukan, maka kasus juga akan semakin meningkat. Pada saat kasus meningkat, sebenarnya kan upaya testing memastikan memisahkan mereka yang positif untuk segera diisolasi, dengan yang sehat," sebutnya.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) pun berharap kualitas layanan dan mutu pelayanan di tiap fasilitas kesehatan semakin baik. Agar pasien yang masuk fase kritis bisa ditangani dengan baik.
Senada, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari pun berharap agar masyarakat bisa berperan aktif bersama pemerintah mengendalikan kasus COVID-19. Disiplin menjalankan protokol kesehatan menjadi kunci kesuksesannya.
Dengan demikian, diharap Sulsel bisa segera keluar dari pandemi COVID-19. Tracing contact secara massif melalui rapid test massal dilakukan untuk menemukan warga terinfeksi COVID-19 agar segera diisolasi untuk mendapat perawatan.