Terhasut VOC, Sultan Haji Putra Mahkota Banten Memberontak dan Kudeta Ayahnya

Rabu, 01 Desember 2021 - 05:05 WIB
loading...
Terhasut VOC, Sultan...
Gigihnya perlawanan Kesultanan Banten untuk menghalau ambisi VOC menguasai tanah Banten. Foto: Wikipedia
A A A
PERPECAHAN dalam kesultanan Banten menjadi pintu masuk VOC untuk menghasut putra mahkota Sultan Abu Nasr Abdul Kahar yang dikenal dengan Sultan Haji, untuk memberontak dan merebut takhta ayahnya.

Perpecahan itu diawali ketika Sultan Haji diangkat jadi pembantu ayahnya, untuk mengurus urusan dalam negeri. Sedangkan urusan luar negeri dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa , dan dibantu oleh putra lainnya, yaitu Pangeran Arya Purbaya.

Keputusan itu tercium oleh wakil Belanda di Banten, W. Caef yang kemudian dimanfaatkan untuk mendekati dan menghasut Sultan Haji. Karena termakan hasutan VOC, Sultan Haji menuduh pembagian tugas ini sebagai upaya menyingkirkan dirinya dari tahta kesultanan.

Terhasut VOC, Sultan Haji Putra Mahkota Banten Memberontak dan Kudeta Ayahnya


Dari situlah, gejolak dalam kesultanan dimulai, agar takhta kesultanan tidak jatuh ke tangan Pangeran Arya Purbaya, Sultan Haji kemudian menerima syarat VOC dan bersekongkol merebut tahta kekuasaan Banten.

Gejolak perebutan takhta itu terungkap dalam buku "Ensiklopedia Kerajaan Islam Di Indonesia," karya Binuko Amarseto. Sultan Abu Nasr Abdul Kahar tercatat yang berkuasa antara 1683-1687 Masehi.

Persekongkolan ini pun dilakukan oleh Sultan Haji setelah Sultan Ageng Tirtayasa lebih banyak tinggal di keraton Tirtayasa. VOC, yang sangat ingin menguasai Banten, bersedia membantu Sultan Haji untuk mendapatkan tahta kesultanan.

VOC pun melancarkan siasat liciknya dengan memberi beberapa syarat kepada Sultan Haji yang mesti dipenuhi untuk mendapatkan bantuan kompeni.

Adapun empat syarat yang diajukan VOC ke Sultan Haji yakni, Pertama, Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC. Lalu kedua, VOC akan diizinkan untuk memonopoli perdagangan lada di Banten dan Sultan Banten harus mengusir para pedagang Persia, India, dan Cina dari Banten.

Ketiga, apabila ingkar janji, Kesultanan Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC. Keempat, pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus segera ditarik kembali. Persyaratan itu pun diterima oleh Sultan Haji.

Terhasut VOC, Sultan Haji Putra Mahkota Banten Memberontak dan Kudeta Ayahnya

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)