Gubernur Khofifah Ajak Belanda Kerjasama Bidang Pengelolaan Air
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Jatim) Khofifah Indar Parawansa berharap ada kerjasama sistem pengelolaan air (water management system) dengan Kerajaan Belanda. Mengingat, Kerajaan Belanda terkenal dengan pengelolaan air (water management) yang sangat baik.
Pemerintah Belanda memiliki water management system yang bagus. Kami harapkan ada penguatan dari tim yang ada di Jatim untuk water management system khususnya terkait sistem irigasi air, kata Khofifah saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Baca juga: Diguyur Hujan Gerimis, Mensos Risma Temui Remaja Korban Pemerkosaan dan Perundungan
Menurut Khofifah, salah satu yang bisa dilakukan kerjasama dalam manajemen air yaitu teknologi sistem irigasi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan serta membangun energi terbarukan menggunakan sumber daya air (hydro power). "Ini penting dilakukan mengingat Jatim memiliki sumber daya air yang saat ini terkanalisasi dalam beberapa bendungan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul Pacitan dan Bendungan Bendo Ponorogo. Dalam waktu dekat akan diresmikan Bendungan Tugu Trenggalek dan Bendungan Gongseng Bojonegoro.
"Potensi seperti ini bisa menjadi hydro power bagi energi terbarukan, perlu teknologi dan investasi untuk mengolahnya. Sehingga perlu kerjasama dengan pihak lain khususnya dengan Kerajaan Belanda terkait hal tersebut," jelasnya.
Baca juga: Kasatkorwil Banser Jatim Perintahkan Buru Penghina Rais Aam PBNU
Tak hanya teknologi untuk energi terbarukan melalui bendungan, lanjut Khofifah, kerjasama water management yang bisa dilakukan lainnya yaitu terkait pengolahan air yang siap dikonsumsi. Untuk membuat air bersih menjadi siap diminum membutuhkan teknologi. Apalagi sumber airnya dari sungai, masih terdapat zat polutan. Dengan demikian perlu teknologi mengubah air menjadi siap untuk diminum, tutur gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Selain itu, Khofifah berharap adanya kerjasama dalam penanganan limbah (waste management). Penanganan limbah saat ini menjadi concern berbagai negara. Ada yang bisa dilakukan seperti mengolah sampah menjadi listrik, pupuk, dan sebagainya.
Di Jatim ini ada beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA) yang bisa dilakukan kerjasama terkait waste management di Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Jombang, kata Khofifah.
Sementara itu, Dubes Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr Lambert Grijns mengatakan, Jatim merupakan provinsi yang cukup penting bagi Belanda. Ada beberapa hal yang terpenting dilakukan untuk kerjasama seperti pendidikan, waste management dan renewable energy.
Dengan pertemuan dengan Ibu Gubernur, besar harapan kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk water management, kami berharap bisa bekerja sama dengan Provinsi Jatim meliputi manajemen banjir, pengelolaan air bersih untuk bisa langsung dikonsumsi, serta renewable energy.
Pemerintah Belanda memiliki water management system yang bagus. Kami harapkan ada penguatan dari tim yang ada di Jatim untuk water management system khususnya terkait sistem irigasi air, kata Khofifah saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr. Lambert Grijns di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Baca juga: Diguyur Hujan Gerimis, Mensos Risma Temui Remaja Korban Pemerkosaan dan Perundungan
Menurut Khofifah, salah satu yang bisa dilakukan kerjasama dalam manajemen air yaitu teknologi sistem irigasi sektor pertanian, perikanan dan perkebunan serta membangun energi terbarukan menggunakan sumber daya air (hydro power). "Ini penting dilakukan mengingat Jatim memiliki sumber daya air yang saat ini terkanalisasi dalam beberapa bendungan," ujarnya.
Dia mengungkapkan, beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul Pacitan dan Bendungan Bendo Ponorogo. Dalam waktu dekat akan diresmikan Bendungan Tugu Trenggalek dan Bendungan Gongseng Bojonegoro.
"Potensi seperti ini bisa menjadi hydro power bagi energi terbarukan, perlu teknologi dan investasi untuk mengolahnya. Sehingga perlu kerjasama dengan pihak lain khususnya dengan Kerajaan Belanda terkait hal tersebut," jelasnya.
Baca juga: Kasatkorwil Banser Jatim Perintahkan Buru Penghina Rais Aam PBNU
Tak hanya teknologi untuk energi terbarukan melalui bendungan, lanjut Khofifah, kerjasama water management yang bisa dilakukan lainnya yaitu terkait pengolahan air yang siap dikonsumsi. Untuk membuat air bersih menjadi siap diminum membutuhkan teknologi. Apalagi sumber airnya dari sungai, masih terdapat zat polutan. Dengan demikian perlu teknologi mengubah air menjadi siap untuk diminum, tutur gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Selain itu, Khofifah berharap adanya kerjasama dalam penanganan limbah (waste management). Penanganan limbah saat ini menjadi concern berbagai negara. Ada yang bisa dilakukan seperti mengolah sampah menjadi listrik, pupuk, dan sebagainya.
Di Jatim ini ada beberapa tempat pemrosesan akhir (TPA) yang bisa dilakukan kerjasama terkait waste management di Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Jombang, kata Khofifah.
Sementara itu, Dubes Kerajaan Belanda Untuk Indonesia Mr Lambert Grijns mengatakan, Jatim merupakan provinsi yang cukup penting bagi Belanda. Ada beberapa hal yang terpenting dilakukan untuk kerjasama seperti pendidikan, waste management dan renewable energy.
Dengan pertemuan dengan Ibu Gubernur, besar harapan kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh lagi. Untuk water management, kami berharap bisa bekerja sama dengan Provinsi Jatim meliputi manajemen banjir, pengelolaan air bersih untuk bisa langsung dikonsumsi, serta renewable energy.
(msd)