Ciptakan 48 Inovasi, Komandan Koharmatau Raih Penghargaan Leprid
loading...
A
A
A
Penghargaan dari KSAU ini menyempurnakan pengabdian Marsda Dento sebagai perwira tinggi TNI AU khususnya selama menjabat Komandan Koharmatau.
Berdasarkan surat keputusan Panglima TNI beberapa waktu lalu, Marsda TNI Dento Priyono termasuk di antara deretan perwira tinggi yang menjalani pergantian jabatan. Dento selanjutnya menjadi Pa Sahli Tk III Bid Ekkudag Panglima TNI.
“Saya selalu bilang ke anak buah, apapun perintah jangan melihat anggaran, kerjakan pakai dana (satuan) kamu, kalau kamu bisa buktikan kepada Angkatan Udara pasti akan dibayar oleh KSAU,” ungkap Marsda TNI Dento Priyono.
Alumni AAU 86 kelahiran Boyolali, 28 Maret 1963 ini pun bercerita panjang lebar soal inovasi. Dento telah membuktikan bahwa inovasi bisa dilakukan dalam situasi apapun. Hal itu dibuktikannya di Koharmatau
“Inovasi banyak, seperti yang kita rebut tahun 2019 untuk D-Check yaitu pemeliharaan 6.000 jam atau 6 tahun pesawat Boeing 737 TNI AU dengan GMF,” kata Dento. Menurutnya, selama ini pekerjaan dilakukan di Taiwan, Airod dan GMF.
Di tahun 2018 pesawat TNI AU menjalani pemeliharaan di GMF. Di saat bersamaan TNI AU menerima hibah pesawat B737 dari Lion.“Saya bilang ke direktur GMF, boleh kerjakan di GMF tapi saya minta training anak buah saya di sini. Saya kirim 30 anak buah saya ke GMF,” ujar Dento.
Pada awal 2019 dan akhir 2019, Koharmatau kembali merampungkan pekerjaan untuk A-7301 dan A-7302, yang sepenuhnya dilakukan oleh personel TNI AU.“Itu menghemat anggaran banyak sekali,” urainya.
Di tahun 2019 juga, Koharmatau berhasil membuat engine test cell untuk pesawat latih Grob G 120TP di Yogyakarta. “Kami memberanikan diri merebut kemampuan overhaul mesin Grob,” kata Dento.
Sejumlah inovasi lainnya yang berhasil dikerjakan Koharmatau di antaranya memperbaiki mesin X-ray di sejumlah pangkalan udara, membuat 200 tandu dalam waktu satu bulan untuk evakuasi menggunakan pesawat, atau membuat podium untuk pejabat. “Jadi kalau mau berinovasi jangan terpaku kepada aturan, kita bisa atur namun tidak melanggar aturan,” jelasnya.
Berdasarkan surat keputusan Panglima TNI beberapa waktu lalu, Marsda TNI Dento Priyono termasuk di antara deretan perwira tinggi yang menjalani pergantian jabatan. Dento selanjutnya menjadi Pa Sahli Tk III Bid Ekkudag Panglima TNI.
“Saya selalu bilang ke anak buah, apapun perintah jangan melihat anggaran, kerjakan pakai dana (satuan) kamu, kalau kamu bisa buktikan kepada Angkatan Udara pasti akan dibayar oleh KSAU,” ungkap Marsda TNI Dento Priyono.
Alumni AAU 86 kelahiran Boyolali, 28 Maret 1963 ini pun bercerita panjang lebar soal inovasi. Dento telah membuktikan bahwa inovasi bisa dilakukan dalam situasi apapun. Hal itu dibuktikannya di Koharmatau
“Inovasi banyak, seperti yang kita rebut tahun 2019 untuk D-Check yaitu pemeliharaan 6.000 jam atau 6 tahun pesawat Boeing 737 TNI AU dengan GMF,” kata Dento. Menurutnya, selama ini pekerjaan dilakukan di Taiwan, Airod dan GMF.
Di tahun 2018 pesawat TNI AU menjalani pemeliharaan di GMF. Di saat bersamaan TNI AU menerima hibah pesawat B737 dari Lion.“Saya bilang ke direktur GMF, boleh kerjakan di GMF tapi saya minta training anak buah saya di sini. Saya kirim 30 anak buah saya ke GMF,” ujar Dento.
Pada awal 2019 dan akhir 2019, Koharmatau kembali merampungkan pekerjaan untuk A-7301 dan A-7302, yang sepenuhnya dilakukan oleh personel TNI AU.“Itu menghemat anggaran banyak sekali,” urainya.
Di tahun 2019 juga, Koharmatau berhasil membuat engine test cell untuk pesawat latih Grob G 120TP di Yogyakarta. “Kami memberanikan diri merebut kemampuan overhaul mesin Grob,” kata Dento.
Sejumlah inovasi lainnya yang berhasil dikerjakan Koharmatau di antaranya memperbaiki mesin X-ray di sejumlah pangkalan udara, membuat 200 tandu dalam waktu satu bulan untuk evakuasi menggunakan pesawat, atau membuat podium untuk pejabat. “Jadi kalau mau berinovasi jangan terpaku kepada aturan, kita bisa atur namun tidak melanggar aturan,” jelasnya.
(nun)