Pertahankan Surplus Padi Gabah, Aceh Besar Gelar Musyawarah Turun Sawah
loading...
A
A
A
ACEH BESAR - Bupati Aceh Besar Mawardi Ali membuka secara resmi musyawarah turun kesawah masa tanam rendengan pada 2021-2022 yang dilaksanakan di Jantho Panorama Park, Kota Jantho Aceh Besar.
Dalam Kesempatan ini Mawardi Ali juga mengharapkan dinas pertanian untuk tetap menjaga ketersediaan bibit dan pupuk untuk kebutuhan pertanian dan terus menjaga kerjasama dengan para petani yang menyediakan bibit.
"Dinas pertanian diharapakan untuk selalu mengatur setiap tahunnya untuk masa tanam dan menghitung secara detail kebutuhan masa tanam baik bibi maupun pupuk untuk kebutuhan petani setiap masa tanam", ujarMawardi.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Djaya Sukarno, M. Eng yang juga turut hadir sangat mengapresiasi semangat bertani masyarakat Aceh Besar. BWS sendiri mengharapkan perhatian dari petani untuk tetap mematuhi pengaturan debit pembukaan air irigasi yang sudah di tentukan.
Sementara itu Kadis Pertanian Jakfar, menyampaikan Sektor pertanian merupakan satu sektor yg menentukan keberhasilan perekonomian daerah.
"Sektor ini terus kita benahi terutama daerah sawah tadah hujan dengan melengkapi kebutuhan air seperti pengadaan sumur bor dan kebutuhan lainnya untuk daerah yang memiliki sumber air", ujar Jakfar.
Berdasarkan laporan saat ini masing-masing daerah sudah menghasilkan tujuh ton rata-rata dan Aceh Besar setiap tahunnya surplus padi gabah. Untuk mewujudkan masa tanam rendengan kedepannya semakin baik dinas pertanian juga menghadirkan Pihak BMKG untuk menyampaikan informasi tentang curah hujan berdasarkan pantauan BMKG untuk membantu kegiatan pertanian.
Turut hadir Dandim 0101/ABS, kapolres, kepala BWS Wilayah Sumatra 1, Kadis Pangan, Kadis PUPR dan Kepala BMKG. CM
Dalam Kesempatan ini Mawardi Ali juga mengharapkan dinas pertanian untuk tetap menjaga ketersediaan bibit dan pupuk untuk kebutuhan pertanian dan terus menjaga kerjasama dengan para petani yang menyediakan bibit.
"Dinas pertanian diharapakan untuk selalu mengatur setiap tahunnya untuk masa tanam dan menghitung secara detail kebutuhan masa tanam baik bibi maupun pupuk untuk kebutuhan petani setiap masa tanam", ujarMawardi.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Djaya Sukarno, M. Eng yang juga turut hadir sangat mengapresiasi semangat bertani masyarakat Aceh Besar. BWS sendiri mengharapkan perhatian dari petani untuk tetap mematuhi pengaturan debit pembukaan air irigasi yang sudah di tentukan.
Sementara itu Kadis Pertanian Jakfar, menyampaikan Sektor pertanian merupakan satu sektor yg menentukan keberhasilan perekonomian daerah.
"Sektor ini terus kita benahi terutama daerah sawah tadah hujan dengan melengkapi kebutuhan air seperti pengadaan sumur bor dan kebutuhan lainnya untuk daerah yang memiliki sumber air", ujar Jakfar.
Berdasarkan laporan saat ini masing-masing daerah sudah menghasilkan tujuh ton rata-rata dan Aceh Besar setiap tahunnya surplus padi gabah. Untuk mewujudkan masa tanam rendengan kedepannya semakin baik dinas pertanian juga menghadirkan Pihak BMKG untuk menyampaikan informasi tentang curah hujan berdasarkan pantauan BMKG untuk membantu kegiatan pertanian.
Turut hadir Dandim 0101/ABS, kapolres, kepala BWS Wilayah Sumatra 1, Kadis Pangan, Kadis PUPR dan Kepala BMKG. CM
(srf)