Bioavtur J2.4, Seribu Langkah Kurangi Emisi Langit

Rabu, 27 Oktober 2021 - 23:01 WIB
loading...
A A A
"Rencana pengembangan selanjutnya, bioavtur akan dibikin terpisah hingga kadar bioavtur tercapai 100 persen dengan kilang khusus yang dirancang dapat memproses bahan baku minyak nabati. Kemudian bioavtur yang dihasilkan dicampur dengan avtur fosil sesuai regulasi internasional hingga dapat mencapai 50 persen,” imbuh dia.

Pertamina Go Green

Sinergi banyak pihak menghasilkan bioavtur J2.4 adalah langkah konkret Indonesia merespon isu pemanasan global melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Tanpa keseriusan semua pihak terhadap penggunaan energi nabati, bumi akan menghadapi ancaman pemanasan global yang semakin parah.

Paris Agreement melangsir, sektor aviasi termasuk 10 besar penghasil karbondioksida (CO2). Ini tak lepas dari meningkatnya bisnis aviasi dalam beberapa tahun terakhir, sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia. Diperkirakan, gas buang pesawat terbang akan menyumbang 2,1% terhadap emisi global. Sementara, International Civil Aviation Organization (ICAO) telah merilis target efisiensi bahan bakar sebesar 2% per tahun hingga 2050.

Di Indonesia, penggunaan bahan bakar avtur diperkirakan mencapai 14.000 kiloliter (kl) per hari. Tanpa upaya konkret terhadap penggunaan EBT, Indonesia akan menjadi negara penyumbang pemanasan global. Akibatnya akan terjadi perubahan iklim yang menyebabkan timbulnya bencana banjir dan kekeringan.

Keberhasilan Indonesia menciptakan bioavtur sedikit banyak dapat mengurangi emisi gas buang karbon dioksida yang akan berdampak terhadap efek rumah kaca. Bioavtur akan berkontribusi mengurangi tingginya karbon dioksida di atmosfer, karena emisi karbon dioksida hasil dari pembakaran bioavtur akan diserap kembali oleh tanaman.

Upaya mengurangi polusi akibat penggunaan bahan bakar minyak juga menjadi konsen PT Pertamina (Persero). BUMN energi ini telah mencanangkan kebijakan go green sebagai dukungan terhadap penggunaan EBT yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.

Komitmen Pertamina, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya mengurangi penggunaan energi fosil, diganti energi ramah lingkungan seperti pemanfaatan minyak sawit. Presiden meminta dilakukan hilirisasi minyak sawit atau CPO di dalam negeri untuk kemandirian energi nasional dan mengurangi defisit neraca perdagangan.

Sementara, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), PT Pertamina (Persero) telah menetapkan target prestisius untuk EBT sebesar 30% pada 2035. "Saat ini, Pertamina terus melanjutkan langkah dalam pengembangan EBT dengan delapan inisiatif transisi energi," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Salah satu inisiatif transisi energi Pertamina adalah memanfaatkan potensi kelapa sawit nasional untuk berinvestasi dalam proyek Green Refinery di Plaju, Dumai, dan Cilacap. Komitmen itu telah dibuktikan Pertamina dengan menghasilkan biodiesel 30 (B30) dan Green Diesel D-100, serta dukungan terhadap riset katalis Merah-Putih dan bioavtur J2.4.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)