Gara-gara Bimbingan Rohani, Pendeta di Sumba Tengah Dianiaya Anggota DPRD

Jum'at, 15 Oktober 2021 - 16:37 WIB
loading...
Gara-gara Bimbingan Rohani, Pendeta di Sumba Tengah Dianiaya Anggota DPRD
Pendeta di Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Anamanu, Kabupaten Sumba Tengah, Marthen Galu Wona Lulu, diduga dianiaya oleh YDP, seorang anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah. Foto/MPI/Dionisius Umbu Ana Lodu
A A A
SUMBA TENGAH - Penganiayaan brutal menimpa seorang pendeta pada Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Anamanu, Kabupaten Sumba Tengah, NTT, Marthen Galu Wona Lulu. Penganiayaan itu diduga dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Sumba Tengah, berinisial YDP.



Diduga, penganiayaan yang dilakukan seorang politisi terhadap pendeta ini, terjadi pada Jumat (15/10/2021) sekitar pukul 06.00 WITA. Menyikapi aksi kekerasan yang menimpa pendeta tersebut, Badan Pelaksana Majelis Jemaat Anamanu mengirimkan surat laporan ke Ketua DPRD Sumba Tengah.



Peristiwa penganiayaan brutal itu diduga berlatar belakang masalah rumah tangga pelaku. Di mana istri pelaku meminta dilayani kunjungan pendeta, guna didoakan dan diberikan bimbingan rohani.



Sayangnya, kunjungan pendeta Marthen Galu Wona Lulu dan rekannya Pendeta Salmon A.K. Mali tidak dieterima dengan baik oleh pelaku, yang kemudian berujung penganiayaan. Terkait peristiwa itu, Kapolres Sumba Barat, AKBP. FX. Irwan Arianto menegaskan, akan memproses siapapun sesuai hukum yang berlaku.

"Kasus kita tarik ke Polres Sumba Barat. Sementara kita lagi periksa para saksi yang ada, kemudian terlapor. Sebagai informasi saya proses yang bersangkutan sesuai hukum yang berlaku," ujar Irwan Arianto melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA), Jumat (15/10/2021).



Perilaku tidak terpuji oknum anggota DPRD itu, kini juga mulai ramai menjadi bahasan warganet di media sosial. Selain itu juga mendapatkan reaksi dari rekan pendeta lainnya. Reaksi itu salah satunya datang dari Pendeta Yuliana Ata Ambu.

Dia sangat menyayangkan perilaku oknum wakil rakyat itu. "Sebagai anggota dewan mewakili rakyat. seharusnya menjaga rakyatnya dari kekerasan. Juga tentunya harus menjadi contoh, tapi ini justru memangsa rakyat karena itu perlu diproses hukum. Anggota DPRD harus punya etika bukan tukang pukul," tandas Pendeta di GKS Cabang Payeti, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur itu.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1366 seconds (0.1#10.140)