Sekjen LPOI-LPOK Sebut Fanatisme Itu Boleh Saja, Tapi Harus Cermat

Minggu, 26 September 2021 - 04:25 WIB
loading...
Sekjen LPOI-LPOK Sebut Fanatisme Itu Boleh Saja, Tapi Harus Cermat
Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (Sekjen LPOI), Denny Sanusi menyoroti fenomena fanatisme ekstrem dalam beragama sebagai hal yang memprihatinkan. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Indonesia akhir-akhir ini dihadapkan pada fenomena adanya fanatisme berlebihan terhadap agama yang cenderung mengarah pada tindakan ekstrem, intoleransi, radikalisme hingga teror. Fanatisme ini yang kemudian menjadi penyakit dan musuh agama.

Dalam konteks bernegara, radikalisme menjadi musuh yang bisa menghantarkan sikap yang merugikan masyarakat dan negara.

Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (Sekjen LPOI), Denny Sanusi menyoroti fenomena fanatisme ekstrem dalam beragama sebagai hal yang memprihatinkan. Menurutnya fanatisme ekstrem yang demikian justru hanya membawa kemudaratan bagi umat, karena dapat memicu timbulnya sikap merasa paling benar, ingin menang sendiri bahkan prasangka-prasangka buruk antar masyarakat dan umat beragama.


"Fanatik kepada agama pada dasarnyabolehsaja. Memang kita harus fanatik dengan cermat, karena ketika fanatik itu mulai menyalahkan orang lain yang berbeda agama atau keyakinan dan mulai berlaku ekstrem, itu yang tidak boleh," ujar Denny Sanusi, Sabtu (25/9/2021).

Dia juga menyoroti maraknya institusi pendidikan bahkan rumah ibadah yang kini mulai menunjukkan gerak-gerik adanya praktik intoleransi di dalamnya. Yang dikhawatirkan hal tersebut justru akan semakin memperburuk keadaan di masyarakat.



"Saya mendapati dari penelitian, bahwa beberapa institusi pendidikan bahkan rumah ibadah sudah tidak lagi menjalankan rukun dakwah sebagaimana mestinya. Rukun dakwah itu sudah tidak dipakai lagi," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (DPP PITI) ini.

Apalagi, saat ini ia melihat banyaknya masyarakat yang terjerumus pada radikalisme yang diakibatkan oleh keliru dalam memilih majelis dan guru-guru agama. Sehingga ia mengingatkan kepada masyarakat untuk senantiasa cermat dalam memilih baik intistusi pendidikan, majelis dan ulama.

"LPOI terus mengimbau untuk hati-hati karena jangan sampai kita salah guru yang akhirnya menjerumuskan kita menjadi intoleran, harus cermat dan teliti jangan sampai terlanjur terjebak nantinya," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa masyarakat harus tahu akar, silsilah bahkan historis dari tempat belajar, yang mana sikap cermat dan teliti dalam memilih tersebut niscaya akan menghindarkan anak-anak kita dari doktrin radikal dan intoleransi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2283 seconds (0.1#10.140)