Demonstrasi Dukung Floyd Terus Meluas, London dan Berlin Ikut Panas

Senin, 01 Juni 2020 - 12:09 WIB
loading...
Demonstrasi Dukung Floyd...
Demonstran melakukan longmarch saat menggelar unjuk rasa memprotes kematian George Floyd di London, Inggris, Minggu (31/5/2020). REUTERS/John Sibley
A A A
JAKARTA - Kasus George Floyd, warga kulit hitam Amerika Serikat yang ditangkap dan tewas di lokasi kejadian setelah lehernya dijepit lutut polisi Minneapolis, membangkitkan solidaritas masyarakat dunia, tak terkecuali di negara aliansi utama AS, yaitu Inggris.

Time melaporkan pada Minggu (31/1/2020) pagi, ribuan orang berkumpul di pusat kota London mendukung aksi demonstrasi di AS. Sambil membawa poster-poster bernada antirasisme, massa di Trafalgar Square meneriakkan slogan “Tidak ada keadilan! Tidak ada kedamaian!". Belum puas, massa demonstran lalu berjalan dengan tertib ke Kedutaan Besar AS.

Di tempat itu barisan rapat polisi dan petugas keamanan sudah “mengepung” gedung. Namun, massa demonstran tidak gentar. Mereka meneriakkan yel-yel menuntut keadilan untuk warga kulit hitam di AS, sementara sebagian massa duduk-duduk di jalanan.

Demonstrasi Dukung Floyd Terus Meluas, London dan Berlin Ikut Panas

Massa berjalan dari Trafalgar Square menuju kantor Kedubes AS di London, Minggu (31/5/2020). Foto/tangkapan layar Time

Setelah dari Kedubes AS, menurut BBC, massa aksi masih melanjutkan demonstrasi ke kawasan Nine Elms. BBC juga menulis polisi menangkap tiga orang dengan tuduhan melanggar protokol kesehatan COVID-19 demonstran yang disebut melanggar aturan. Dua demonstran lain ditangkap karena menyerang polisi.

(Baca: Amerika Serikat Rusuh, Demonstran Sasar Kantor Presiden Trump)

Aksi di London ini bersamaan dengan demonstrasi berslogan "Keadilan untuk George Floyd." di depan Kedutaan AS di Berlin, Jerman. Demonstrasi tersebut mewakili pandangan sebagian warga Jerman atas apa yang terjadi di AS.

Menurut laporan Time, sebuah surat kabar Bild terlaris Jerman pada hari Minggu memuat tajuk berjudul "Polisi pembunuh ini membakar Amerika". Judul tersebut diberi panah yang menunjuk foto Derek Chauvin, perwira polisi Minneapolis yang membuat Floyd tewas.

Unjuk rasa kali ini benar-benar membuat posisi AS terjepit. Secara internal, AS masih harus menghadapi masalah pandemi COVID-19 yang belum menunjukkan gejala penurunan. Sementara secara eksternal, demonstrasi yang lalu diikuti kerusuhan dan penjarahan seperti membuka borok Negeri Paman Sam.

Unjuk rasa memprotes meninggalnya Floyd memang terus meluas ke berbagai penjuru negeri. Informasi yang diperoleh dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Chicago, ada 25 kota di 16 negara bagian yang telah memberlakukan jam malam. Sebagian bahkan memperpanjang jam malam hingga Senin (1/6) waktu setempat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1527 seconds (0.1#10.140)