Ganjar Harap KAGAMA Berikan Rekomendasi Penyelamatan Ekonomi Rakyat
loading...
A
A
A
Artinya, banyak regulasi bisnis yang harus disiapkan. Regulasi bisnis tersebut bersifat lebih ramah, setidaknya ada nilai-nilai pertolongan di dalamnya dengan satu risiko yang harus diambil.
Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, menyiapkan skenario untuk menolong ekonomi masyarakat yaitu, penanganan kedaruratan, dari hari ini sampai akhir tahun (masih dalam satu tahun anggaran).
Dalam hal ini, pihaknya melakukan refocus dalam pemanfaatan APBD, agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan perbaikan. "Kita bereskan soal kuratifnya, terkait dengan kesehatan, serta jaring pengaman ekonomi dan sosial," tuturnya.
Dia menerangkan, menerapkan strategi baru di bidang ekonomi harus dipersiapkan sematang mungkin. Misalnya di bidang pariwisata, pihaknya harus berhati-hati melakukan pemulihan ekonomi di masa pandemi. Sebab, bisnis pariwisata membuka potensi terjadinya kerumunan yang tidak biasa.
Menurut Ganjar, perlu dibuat model atau dilakukan simulasi lebih dulu, sebelum akhirnya menerapkan stratagi pemulihan di bidang pariwisata.
Di samping itu, dalam kedaruratan ekonomi ini, pemberian insentif menjadi salah satu jalan yang bisa diupayakan. Namun, sudah pasti akan ada risiko yang harus ditanggung pemerintah untuk mengambil jalan ini.
"Dalam waktu tanggap darurat ekonomi ini, kami kemarin mencoba menginventarisasi industri yang collapes, industri yang bertahan dengan kemampuan seadanya, atau industri yang kokoh, serta melihat kekuatan UMKM," ujarnya.
Untuk itu pihaknya telah menerapkan program Jogo Tonggo, yang fungsinya untuk menginventarisasi sektor ekonomi yang berkembang di lapangan.
Setelah dilakukan inventarisasi, Ganjar menemukan empat klaster yakni, industri besar, UKM, pertanian/perkebunan/perikanan, serta pariwisata.
"Dari sekian klaster ini, ternyata yang bisa kita eksekusi langsung adalah UKM. Maka dari itu kami gelontorkan dana dari pemerintah agar mereka bisa bangkit kembali," ujar Ganjar.
Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, menyiapkan skenario untuk menolong ekonomi masyarakat yaitu, penanganan kedaruratan, dari hari ini sampai akhir tahun (masih dalam satu tahun anggaran).
Dalam hal ini, pihaknya melakukan refocus dalam pemanfaatan APBD, agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan perbaikan. "Kita bereskan soal kuratifnya, terkait dengan kesehatan, serta jaring pengaman ekonomi dan sosial," tuturnya.
Dia menerangkan, menerapkan strategi baru di bidang ekonomi harus dipersiapkan sematang mungkin. Misalnya di bidang pariwisata, pihaknya harus berhati-hati melakukan pemulihan ekonomi di masa pandemi. Sebab, bisnis pariwisata membuka potensi terjadinya kerumunan yang tidak biasa.
Menurut Ganjar, perlu dibuat model atau dilakukan simulasi lebih dulu, sebelum akhirnya menerapkan stratagi pemulihan di bidang pariwisata.
Di samping itu, dalam kedaruratan ekonomi ini, pemberian insentif menjadi salah satu jalan yang bisa diupayakan. Namun, sudah pasti akan ada risiko yang harus ditanggung pemerintah untuk mengambil jalan ini.
"Dalam waktu tanggap darurat ekonomi ini, kami kemarin mencoba menginventarisasi industri yang collapes, industri yang bertahan dengan kemampuan seadanya, atau industri yang kokoh, serta melihat kekuatan UMKM," ujarnya.
Untuk itu pihaknya telah menerapkan program Jogo Tonggo, yang fungsinya untuk menginventarisasi sektor ekonomi yang berkembang di lapangan.
Setelah dilakukan inventarisasi, Ganjar menemukan empat klaster yakni, industri besar, UKM, pertanian/perkebunan/perikanan, serta pariwisata.
"Dari sekian klaster ini, ternyata yang bisa kita eksekusi langsung adalah UKM. Maka dari itu kami gelontorkan dana dari pemerintah agar mereka bisa bangkit kembali," ujar Ganjar.