Ganjar Harap KAGAMA Berikan Rekomendasi Penyelamatan Ekonomi Rakyat

Senin, 01 Juni 2020 - 07:01 WIB
loading...
Ganjar Harap KAGAMA...
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga Ketua Umum PP KAGAMA.Foto/Istimewa
A A A
SEMARANG - Di Sayung, Demak, Jawa Tengah, terdapat industri furniture yang unik. Industri ini, baru saja memproduksi piano dengan harga Rp2,9 miliar dan laku terjual.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mengunjungi langsung pabrik tersebut, mengungkapkan bahwa saat itu pihak pabrik sedang mengerjakan pesanan besar untuk dikirim ke dalam dan luar negeri. Pesanan tersebut di antaranya perlengkapan mebel untuk salah satu hotel besar di Semarang, Amerika, dan Hawaii.

"Saya lihat pabrik mereka masih memproduksi dalam jumlah besar di masa pandemi ini, THR untuk karyawan juga masih dibayar," jelas Ganjar yang juga Ketua Umum PP KAGAMA ini.

Hal itu, dia sampaikan dalam seminar daring KAGAMA Inkubasi Bisnis X, Best Practice Manajemen Krisis: Membangun Network dan Potensi Funding Untuk Melewati Masa-masa Sulit.

Acara yang diikuti 620 peserta tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA). Selain dihadiri Ganjar, seminar juga dihadiri Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sebagai keynote speaker; Bambang Esti Marsono, Ketua II PP KAGAMA, serta para narasumber: Friderica Widyasari Dewi (Direktur Utama PT Danareksa Securitas), Arief Bintoro Dibyoseputro (Institutional Relation PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex), dan Eni Widiyanti (Kepala Bidang Perbankan Kemenko Perekonomian RI).

Bertindak sebagai moderator Aji Erlangga, Ketua Departemen Peningkatan Kompetensi Alumni, PP KAGAMA. Selain itu hadir juga pembahas utama Dandung S Harninto, pengurus Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur serta Cahyadi, Ketua ABDSI (Asosiasi Pendamping UMKM).

Menurutnya, hal tersebut membuktikan, meskipun saat ini sedang dalam masa social distancing, masih ada harapan-harapan bagi dunia bisnis.

Ganjar mengatakan, penting untuk memilah industri yang tak mampu bertahan, masih bisa bertahan, atau bahkan diuntungkan selama pandemi.

Dengan demikian, kita bisa dengan mudah memberikan perlakuan khusus kepada masing-masing kelompok industri tersebut.

"Benar adanya, jika kita perlu menerapkan strategi-strategi baru, bahkan mungkin kebaruan ini bisa berbalik hingga 180 derajat," ujarnya.

Artinya, banyak regulasi bisnis yang harus disiapkan. Regulasi bisnis tersebut bersifat lebih ramah, setidaknya ada nilai-nilai pertolongan di dalamnya dengan satu risiko yang harus diambil.

Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, menyiapkan skenario untuk menolong ekonomi masyarakat yaitu, penanganan kedaruratan, dari hari ini sampai akhir tahun (masih dalam satu tahun anggaran).

Dalam hal ini, pihaknya melakukan refocus dalam pemanfaatan APBD, agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan perbaikan. "Kita bereskan soal kuratifnya, terkait dengan kesehatan, serta jaring pengaman ekonomi dan sosial," tuturnya.

Dia menerangkan, menerapkan strategi baru di bidang ekonomi harus dipersiapkan sematang mungkin. Misalnya di bidang pariwisata, pihaknya harus berhati-hati melakukan pemulihan ekonomi di masa pandemi. Sebab, bisnis pariwisata membuka potensi terjadinya kerumunan yang tidak biasa.

Menurut Ganjar, perlu dibuat model atau dilakukan simulasi lebih dulu, sebelum akhirnya menerapkan stratagi pemulihan di bidang pariwisata.

Di samping itu, dalam kedaruratan ekonomi ini, pemberian insentif menjadi salah satu jalan yang bisa diupayakan. Namun, sudah pasti akan ada risiko yang harus ditanggung pemerintah untuk mengambil jalan ini.

"Dalam waktu tanggap darurat ekonomi ini, kami kemarin mencoba menginventarisasi industri yang collapes, industri yang bertahan dengan kemampuan seadanya, atau industri yang kokoh, serta melihat kekuatan UMKM," ujarnya.

Untuk itu pihaknya telah menerapkan program Jogo Tonggo, yang fungsinya untuk menginventarisasi sektor ekonomi yang berkembang di lapangan.

Setelah dilakukan inventarisasi, Ganjar menemukan empat klaster yakni, industri besar, UKM, pertanian/perkebunan/perikanan, serta pariwisata.

"Dari sekian klaster ini, ternyata yang bisa kita eksekusi langsung adalah UKM. Maka dari itu kami gelontorkan dana dari pemerintah agar mereka bisa bangkit kembali," ujar Ganjar.

Stimulus pertama yang dilakukan adalah mendorong UKM untuk memproduksi masker dengan dana tersebut. Berkat kegiatan ini, ibu-ibu dan penyandang disabilitas bisa berdaya. Ada pun stimulus berikutnya yaitu, penyaluran bantuan bahan baku bagi industri yang memberdayakan UKM.

Di saat yang sama, Ganjar juga memberikan stimulus di bidang pemasaran. Hal ini dilakukan melalui, gerakan membeli produk teman dan gerakan membeli di warung tetangga.

"Ini jadi marketing merah putih kita. Dari forum KAGAMA Inkubasi Bisnis ini, diharapkan bisa melahirkan model ekonomi pertolongan di masa pandemi," ujarnya.

Dirinya juga meminta jajarannya agar dibuatkan desain APBD tahun 2021 yang berfokus pada pertolongan. Ganjar berharap di tahun 2021, ada masa transisi dari masa darurat ke pemulihan. Untuk itu, regulasi, insentif, dan eksekusi lapangan menjadi penting.

"UKM ini harus digerakkan bersama. Di samping itu, penting mendorong terciptanya entrepreneur-entrepreneur baru meskipun dalam skala kecil,"

"Hal ini dilakukan agar urbanisasi bisa ditekan dan distribusi bisa fokus di daerah masing-masing,"pungkas alumnus Fakultas Hukum UGM itu.

Ganjar menyampaikan tiga kebutuhan masyarakat saat ini diantaranya, keterampilan dan pengetahuan baru mengenai bisnis startup.

Selanjutnya, masyarakat butuh peran pemerintah sebagai partner UKM. Misalnya, subsidi bunga dari perbankan, atau kepedulian BUMD, BUMS, dan BUMR yang bisa merangkul UKM.

"Jangan sampai, di masa krisis ini, justru yang ditolong lebih dulu adalah korporasi besar. Alih-alih diikuti usaha-usaha kecil, tetapi nampaknya upaya ini tidak terlalu sukses," jelasnya.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Ketua II Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E. Marsono mengatakan, KAGAMA Inkubasi Bisnis ini menjadi wadah bagi para pelaku usaha, dalam hal ini alumni UGM untuk berdiskusi mencari jalan keluar bagi pertahanan usaha di masa pandemi COVID-19.

Direktur Utama PT Brantas Abipraya itu menambahkan, KAGAMA Inkubasi bisnis merupakan bagian dari program kerja Pengurus Pusat KAGAMA. Program ini ditujukan bagi alumni UGM yang berminat menekuni bisnis secara mandiri.

Pihaknya berharap, dengan adanya program ini, alumni bisa mengembangkan bisnis melalui perubahan mindset, peningkatan kompetensi, perluasan jaringan, dan pemanfaatan kebijakan pemerintahan.
(zil)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)