Ganjar Harap KAGAMA Berikan Rekomendasi Penyelamatan Ekonomi Rakyat
loading...
A
A
A
SEMARANG - Di Sayung, Demak, Jawa Tengah, terdapat industri furniture yang unik. Industri ini, baru saja memproduksi piano dengan harga Rp2,9 miliar dan laku terjual.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mengunjungi langsung pabrik tersebut, mengungkapkan bahwa saat itu pihak pabrik sedang mengerjakan pesanan besar untuk dikirim ke dalam dan luar negeri. Pesanan tersebut di antaranya perlengkapan mebel untuk salah satu hotel besar di Semarang, Amerika, dan Hawaii.
"Saya lihat pabrik mereka masih memproduksi dalam jumlah besar di masa pandemi ini, THR untuk karyawan juga masih dibayar," jelas Ganjar yang juga Ketua Umum PP KAGAMA ini.
Hal itu, dia sampaikan dalam seminar daring KAGAMA Inkubasi Bisnis X, Best Practice Manajemen Krisis: Membangun Network dan Potensi Funding Untuk Melewati Masa-masa Sulit.
Acara yang diikuti 620 peserta tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA). Selain dihadiri Ganjar, seminar juga dihadiri Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sebagai keynote speaker; Bambang Esti Marsono, Ketua II PP KAGAMA, serta para narasumber: Friderica Widyasari Dewi (Direktur Utama PT Danareksa Securitas), Arief Bintoro Dibyoseputro (Institutional Relation PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex), dan Eni Widiyanti (Kepala Bidang Perbankan Kemenko Perekonomian RI).
Bertindak sebagai moderator Aji Erlangga, Ketua Departemen Peningkatan Kompetensi Alumni, PP KAGAMA. Selain itu hadir juga pembahas utama Dandung S Harninto, pengurus Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur serta Cahyadi, Ketua ABDSI (Asosiasi Pendamping UMKM).
Menurutnya, hal tersebut membuktikan, meskipun saat ini sedang dalam masa social distancing, masih ada harapan-harapan bagi dunia bisnis.
Ganjar mengatakan, penting untuk memilah industri yang tak mampu bertahan, masih bisa bertahan, atau bahkan diuntungkan selama pandemi.
Dengan demikian, kita bisa dengan mudah memberikan perlakuan khusus kepada masing-masing kelompok industri tersebut.
"Benar adanya, jika kita perlu menerapkan strategi-strategi baru, bahkan mungkin kebaruan ini bisa berbalik hingga 180 derajat," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mengunjungi langsung pabrik tersebut, mengungkapkan bahwa saat itu pihak pabrik sedang mengerjakan pesanan besar untuk dikirim ke dalam dan luar negeri. Pesanan tersebut di antaranya perlengkapan mebel untuk salah satu hotel besar di Semarang, Amerika, dan Hawaii.
"Saya lihat pabrik mereka masih memproduksi dalam jumlah besar di masa pandemi ini, THR untuk karyawan juga masih dibayar," jelas Ganjar yang juga Ketua Umum PP KAGAMA ini.
Hal itu, dia sampaikan dalam seminar daring KAGAMA Inkubasi Bisnis X, Best Practice Manajemen Krisis: Membangun Network dan Potensi Funding Untuk Melewati Masa-masa Sulit.
Acara yang diikuti 620 peserta tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA). Selain dihadiri Ganjar, seminar juga dihadiri Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sebagai keynote speaker; Bambang Esti Marsono, Ketua II PP KAGAMA, serta para narasumber: Friderica Widyasari Dewi (Direktur Utama PT Danareksa Securitas), Arief Bintoro Dibyoseputro (Institutional Relation PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex), dan Eni Widiyanti (Kepala Bidang Perbankan Kemenko Perekonomian RI).
Bertindak sebagai moderator Aji Erlangga, Ketua Departemen Peningkatan Kompetensi Alumni, PP KAGAMA. Selain itu hadir juga pembahas utama Dandung S Harninto, pengurus Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur serta Cahyadi, Ketua ABDSI (Asosiasi Pendamping UMKM).
Menurutnya, hal tersebut membuktikan, meskipun saat ini sedang dalam masa social distancing, masih ada harapan-harapan bagi dunia bisnis.
Ganjar mengatakan, penting untuk memilah industri yang tak mampu bertahan, masih bisa bertahan, atau bahkan diuntungkan selama pandemi.
Dengan demikian, kita bisa dengan mudah memberikan perlakuan khusus kepada masing-masing kelompok industri tersebut.
"Benar adanya, jika kita perlu menerapkan strategi-strategi baru, bahkan mungkin kebaruan ini bisa berbalik hingga 180 derajat," ujarnya.