Karomah dan Siasat Jenderal Sudirman Lolos dari Kepungan Belanda serta Pengkhianatan

Jum'at, 17 September 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Menurut dia, di rumahnya ada sembilan laki-laki asing sebagai tamu Pak Kedah (ayah angkatnya), yang dia layani makan dan minum.



Meskipun tak paham siapa orang-orang ini, Jirah menduga mereka yang sedang dicari tentara Belanda.

Sewaktu pesawat mendekat, dia melihat seorang yang memakai beskap duduk di depan pintu dikelilingi delapan lainnya. "Saya mengintip dan menguping apa yang akan terjadi dari dapur," kata Jirah.

Lelaki pemakai beskap yang oleh semua orang dipanggil "Kiaine" atau Pak Kiai itu mengeluarkan keris dari pinggangnya. Keris itu dia taruh di depannya.

Tangannya merapat dan mulutnya komat-kamit merapal doa. Ajaib, keris itu berdiri dengan ujung lancipnya menghadap ke langit-langit. Kian dekat suara pesawat, kian nyaring doa mereka.

Keris itu perlahan miring, lalu jatuh ketika bunyi pesawat menjauh. Kiaine menyarungkan keris itu lagi dan para pendoa meminta undur diri dari ruang tamu.

Kepada Jirah, seorang pengawal Kiaine bercerita bahwa keris dan doa itu telah menyamarkan rumah dan kampung tersebut dari penglihatan tentara Belanda.

Dari obrolan para tamu dengan ayahnya itu, Jirah samar-samar mendengar bahwa orang yang memakai beskap bertubuh tinggi, kurus, dan pendiam dengan napas tercekat yang dipanggil Kiaine tersebut adalah Jenderal Sudirman.

"Saya mendapat kepastian itu Pak Dirman justru setelah beliau meninggalkan desa ini," ujarnya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4478 seconds (0.1#10.140)