PPKM Diperpanjang, Surabaya Waspadai Potensi Penularan COVID-19 dari Wilayah Aglomerasi

Senin, 23 Agustus 2021 - 23:14 WIB
loading...
PPKM Diperpanjang, Surabaya Waspadai Potensi Penularan COVID-19 dari Wilayah Aglomerasi
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengantisipasi penularan dari wilayah aglomerasi. Saat ini di Surabaya sudah terjadi penurunan penularan COVID-19. Foto/Dok.SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Dalam sebulan terakhir, penerapan PPKM berhasil menurunkan kasus COVID-19 di Kota Surabaya. Namun, naik turunnya kasus COVID-19 tentu sangat dipengaruhi oleh wilayah aglomerasi. Artinya, kasus di kabupaten sekitar dapat berimplikasi terhadap meningkatnya COVID-19 di Surabaya.



Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, berdasarkan hasil evaluasi PPKM yang dilakukannya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), saat ini kasus COVID-19 di Kota Pahlawan sudah turun.



Namun ia juga menyadari hal ini tentu dapat dipengaruhi terhadap kasus COVID-19 di wilayah aglomerasi. "Semua sudah kita lakukan evaluasi dan sekarang memang Surabaya kalau ngomong (bicara) zona sudah turun (dari merah ke oranye)," kata Eri, Senin (23/8/2021).



Ia melanjutkan, pemerintah pusat telah memberikan kebijakan relaksasi usaha secara bertahap. Salah satunya adalah memperbolehkan pusat perbelanjaan atau mal beroperasi dengan kapasitas 50 persen.

Ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru No. 34/2021 tentang PPKM Level 4, 3 dan 2. "Ketika masih level 4 tapi sudah mulai 50 persen dibuka semua. Sehingga tujuannya meskipun sudah menurun, tapi pembukaan dilakukan secara bertahap," jelasnya.



Eri menambahkan, pembukaan sektor usaha secara bertahap dilakukan untuk menghindari euforia masyarakat yang dapat menyebabkan meningkatnya kembali kasus COVID-19. Langkah tersebut dinilainya agar masyarakat tetap menjaga kehati-hatian karena masih di tengah pandemi.

"Karena itu pusat melakukan (pembukaan) secara bertahap, dari 25 persen ke 50 persen, nanti 75 persen. Sehingga kita tidak euforia, tapi masih mengingat bahwa kita masih dalam masa pandemi dan masih dalam tahap kehati-hatian ," ucapnya.



Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyebut, saat ini jumlah kesembuhan di Surabaya lebih besar daripada penambahan kasus COVID-19. Bahkan, jumlah pasien terkonfirmasi juga turut berkurang dan angka kematian menurun.

"Angka kematian Insya Allah juga jauh turun di Kota Surabaya. Yang awal dulu tinggi sekali, sekarang yang dimakamkan secara prokes (protokol kesehatan) sekitar delapan per hari ini," ungkapnya.



Walaupun kasus di Surabaya telah menurun, pihaknya bersama Forkopimda tetap berkomitmen untuk berjuang mati-matian memutus mata rantai pandemi COVID-19. Tentu penanganan COVID-19 yang dilakukan ini seiring dengan upaya menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

"Bagaimana (kasus) Surabaya cepat turunnya dan kita bisa menggerakkan ekonomi. Karena ini kami sudah berdiskusi menurunkan Surabaya jadi zona kuning. Jadi penanganan tidak hanya fokus pada COVID-19 saja, karena kalau cuma ngatasi COVID-19, ekonomi tidak bisa jalan ngegas (cepat)," katanya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)