Dinas Kesehatan Wajo Luncurkan Program Go Cantik Cegah DBD
loading...
A
A
A
WAJO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wajo terus berupaya melakukan pencegahan penularan Demam Berdarah Dengue ( DBD ). Salah satunya dengan menghadirkan inovasi berupa aplikasi Gerakan Wajo Mencari Jentik (Go Cantik), Kamis (12/8/2021).
Kepala Dinkes Wajo, drg Armin menjelaskan, Go Cantik bertujuan menjadikan Kabupaten Wajo sebagai kabupaten bebas jentik sehingga memiliki manfaat untuk masyarakat sehat, produktif, dan sejahtera.
Adapun output-nya yakni meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam pencegahan DBD. Sementara outcome-nya meningkatnya angka bebas jentik diatas 95 persen, serta terbentuknya rumah tangga, perkantoran, sekolah, dan lingkungan bebas jentik.
"Tahapan rencana strategis telah kami laksanakan mulai dari pembentukan tim kerja, penyusunan modul Go Cantik, regulasi berupa Peraturan Bupati Go Cantik Nomor 126 Tahun 2021 sampai tahap launching dan dan sosialisasi hari ini," ujarnya.
Melalui Go Cantik, lanjut Armin, pemerintah bisa bekerja sama dengan para stakeholder termasuk pengusaha ikan hias/ikan cupang untuk mengurangi jentik di rumah atau perkantoran.
Olehnya itu, untuk mendukung program Go Cantik yang mengutamakan pergerakan masyarakat, Dinkes bekerja sama dengan Dinas Informasi, Komunikasi, dan Statistik Wajo untuk memaksimalkan pelaporan berbasis android yang bisa langsung diakses melalui telepon seluler.
"Terima kasih kami ucapkan atas dukungan dari semua stakeholder, semoga inovasi Go Cantik ini menjadi salah satu program di Kementerian Kesehatan dan nantinya dapat diimplementasikan di seluruh Indonesia," harap Armin.
Sementara, Bupati Wajo, Amran Mahmud memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Kepala Dinkes Wajo atas terobosan dan inovasinya dalam rangka mencegah penyebaran penyakit DBD.
"Terima kasih Direktur P2PTVZ Kemenkes RI, Kadis Kesehatan Provinsi, Puslatbang KMP LAN RI Makassar, yang telah memberikan bimbingan, atas inovasi Kadis Kesehatan Kabupaten Wajo dalam menanggulangi penyakit DBD," kata Amran Mahmud.
Amran Mahmud menyebut penyakit DBD bukan hanya tanggung jawab bidang kesehatan, melainkan seluruh elemen, baik pemerintah maupun masyarakat.
"Berdasarkan data jumlah kejadian DBD dalam tiga tahun mengalami fluktuasi, tahun 2018 sebesar 60 kasus, 2019 sebesar 297 kasus, 2020 sebesar 124 kasus, tahun 2021 sampai bulan Juli 115 kasus," sebutnya
Masalah yang terjadi saat ini, lanjut Amran Mahmud, adalah masih belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Kehadiran Go Cantik pun diharapkan bisa membawa perubahan positif.
"Penyebarannya hampir di semua kecamatan, sementara angka kematian akibat DBD hampir setiap ada. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, penyebab umumnya adalah penderita terlambat dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," tandasnya.
Kepala Dinkes Wajo, drg Armin menjelaskan, Go Cantik bertujuan menjadikan Kabupaten Wajo sebagai kabupaten bebas jentik sehingga memiliki manfaat untuk masyarakat sehat, produktif, dan sejahtera.
Adapun output-nya yakni meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam pencegahan DBD. Sementara outcome-nya meningkatnya angka bebas jentik diatas 95 persen, serta terbentuknya rumah tangga, perkantoran, sekolah, dan lingkungan bebas jentik.
"Tahapan rencana strategis telah kami laksanakan mulai dari pembentukan tim kerja, penyusunan modul Go Cantik, regulasi berupa Peraturan Bupati Go Cantik Nomor 126 Tahun 2021 sampai tahap launching dan dan sosialisasi hari ini," ujarnya.
Melalui Go Cantik, lanjut Armin, pemerintah bisa bekerja sama dengan para stakeholder termasuk pengusaha ikan hias/ikan cupang untuk mengurangi jentik di rumah atau perkantoran.
Olehnya itu, untuk mendukung program Go Cantik yang mengutamakan pergerakan masyarakat, Dinkes bekerja sama dengan Dinas Informasi, Komunikasi, dan Statistik Wajo untuk memaksimalkan pelaporan berbasis android yang bisa langsung diakses melalui telepon seluler.
"Terima kasih kami ucapkan atas dukungan dari semua stakeholder, semoga inovasi Go Cantik ini menjadi salah satu program di Kementerian Kesehatan dan nantinya dapat diimplementasikan di seluruh Indonesia," harap Armin.
Sementara, Bupati Wajo, Amran Mahmud memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Kepala Dinkes Wajo atas terobosan dan inovasinya dalam rangka mencegah penyebaran penyakit DBD.
"Terima kasih Direktur P2PTVZ Kemenkes RI, Kadis Kesehatan Provinsi, Puslatbang KMP LAN RI Makassar, yang telah memberikan bimbingan, atas inovasi Kadis Kesehatan Kabupaten Wajo dalam menanggulangi penyakit DBD," kata Amran Mahmud.
Amran Mahmud menyebut penyakit DBD bukan hanya tanggung jawab bidang kesehatan, melainkan seluruh elemen, baik pemerintah maupun masyarakat.
"Berdasarkan data jumlah kejadian DBD dalam tiga tahun mengalami fluktuasi, tahun 2018 sebesar 60 kasus, 2019 sebesar 297 kasus, 2020 sebesar 124 kasus, tahun 2021 sampai bulan Juli 115 kasus," sebutnya
Masalah yang terjadi saat ini, lanjut Amran Mahmud, adalah masih belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Kehadiran Go Cantik pun diharapkan bisa membawa perubahan positif.
"Penyebarannya hampir di semua kecamatan, sementara angka kematian akibat DBD hampir setiap ada. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, penyebab umumnya adalah penderita terlambat dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," tandasnya.
(agn)