Bisnis Hiburan Mati, Pelaku Usaha di Salatiga Jual Sound Sistem
loading...
A
A
A
SALATIGA - Sejak pandemi COVID-19 dan pemerintah melarang masyarakat menggelar hajatan, pesta dan acara lain yang sifatnya mengumpulkan massa, usaha hiburan dan persewaan sound sistem di Kota Salatiga mati. Bahkan hampir dua tahun, para pelaku usaha itu tidak mendapatkan tanggapan (pekerjaan).
Akhirnya para pelaku usaha tersebut menjual peralatan seperti sound sistem, mesin diesel dan lainnya. Seperti yang terlihat di pinggir jalan lingkar selatan (JLS) Salatiga, Rabu (4/8/2021). Ada tiga mobil bak terbuka bermuatan sound sistem dan mesin diesel parkir di pinggir jalan.
Di bak mobil terdapat tulisan dijual alat sound sistem. Ternyata, oleh pemiliknya sound sistem tersebut memang dijual. "Sudah hampir dua tahun ini tidak ada job. Sepi. Daripada rusak mending saya jual," kata Gunarman (44) warga Waturumpuk, Salatiga.
Dia menuturkan, dirinya sudah tiga hari sengaja menggelar dagangan disitu. Itu dilakukan karena bisnis hiburan sedang sepi. Biasanya dia bisa dapat job hingga puluhan perbulan. "Sejak pandemi COVID-19, keadaan berubah 360 derajat. Usaha hiburan mati," ujarnya.
Baca juga: Antisipasi Kekeringan, BPBD Kabupaten Semarang Siapkan Bantuan Air Bersih 150 Tangki
Gunarman sudah tiga hari ini menawarkan sound sistem nya kepada orang yang melintas di jalan lingkar selatan. Hari pertama, dagangannya tidak laku. "Hari kedua, kemarin, empat boks speaker terjual. Dan hari ini belum ada yang beli lagi," katanya.
Hal sama dilakukan Ashadi (51) warga Pulutan, Sidorejo, Salatiga. Dia membawa tiga speaker berdiri dan satu bok speaker biasa. "Ini hanya display. Saya jual satu set sound system karena sudah tidak pernah ada kerjaan," ucapnya.
Selain menyewakan sound sistem, dirinya juga bekerja sebagai sopir rental. Namun kondisinya sama. Semua sedang sepi akibat pandemi COVID-19. "Biasanya setiap minggu pasti ada yang menyewa," tuturnya.
Akhirnya para pelaku usaha tersebut menjual peralatan seperti sound sistem, mesin diesel dan lainnya. Seperti yang terlihat di pinggir jalan lingkar selatan (JLS) Salatiga, Rabu (4/8/2021). Ada tiga mobil bak terbuka bermuatan sound sistem dan mesin diesel parkir di pinggir jalan.
Di bak mobil terdapat tulisan dijual alat sound sistem. Ternyata, oleh pemiliknya sound sistem tersebut memang dijual. "Sudah hampir dua tahun ini tidak ada job. Sepi. Daripada rusak mending saya jual," kata Gunarman (44) warga Waturumpuk, Salatiga.
Dia menuturkan, dirinya sudah tiga hari sengaja menggelar dagangan disitu. Itu dilakukan karena bisnis hiburan sedang sepi. Biasanya dia bisa dapat job hingga puluhan perbulan. "Sejak pandemi COVID-19, keadaan berubah 360 derajat. Usaha hiburan mati," ujarnya.
Baca juga: Antisipasi Kekeringan, BPBD Kabupaten Semarang Siapkan Bantuan Air Bersih 150 Tangki
Gunarman sudah tiga hari ini menawarkan sound sistem nya kepada orang yang melintas di jalan lingkar selatan. Hari pertama, dagangannya tidak laku. "Hari kedua, kemarin, empat boks speaker terjual. Dan hari ini belum ada yang beli lagi," katanya.
Hal sama dilakukan Ashadi (51) warga Pulutan, Sidorejo, Salatiga. Dia membawa tiga speaker berdiri dan satu bok speaker biasa. "Ini hanya display. Saya jual satu set sound system karena sudah tidak pernah ada kerjaan," ucapnya.
Selain menyewakan sound sistem, dirinya juga bekerja sebagai sopir rental. Namun kondisinya sama. Semua sedang sepi akibat pandemi COVID-19. "Biasanya setiap minggu pasti ada yang menyewa," tuturnya.
(msd)