Industri Jamu Diprediksi Tumbuh Hingga 20 Persen di Masa Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di tengah pandemi COVID-19, PT Jamu Iboe Jaya optimistis industri jamu dan obat akan tumbuh hingga di angka 20 persen. Tingginya pertumbuhan tersebut lantaran di masa pandemi ini, minat warga terhadap jamu dan obat cukup tinggi.
Product Group Manager Jamu Iboe, Perry Angglishartono mengatakan, pada masa pandemi jamu memang termasuk industri yang mengalami peningkatan pasar lantaran jamu termasuk dalam produk kesehatan. “Secara umum saat ini penjual jamu semakin banyak. Bahkan penjualnya sekarang anak-anak muda terutama yang melalui marketplace online,” katanya, Rabu (4/8/2021).
Tingginya penjualan jamu, kata di, tidak lepas dari sosialisasi pemerintah, badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan presiden juga menganjurkan untuk minum jamu.
Baca juga: Sebanyak 250 Tahanan di Polda Jatim Jalani Vaksinasi COVID-19
“Pada semester I 2021, penjualan kami tumbuh hampir 15 persen dibandingkan semester I 2020. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada produk yang berkaitan dengan kebutuhan imunitas, seiring dengan pandemi COVID-19,” ujarnya.
Perry menambahkan, peningkatan penjualan banyak ditopang dari penjualan online yang naik hingga ratusan persen. Meski begitu, industri jamu juga tetap mengalami kendala distribusi. Hal itu dampak dari kebijakan PPKM.
“Secara distribusi akses jalan bisa lewat, tetapi untuk distribusi ke toko-toko yang sulit karena banyak yang tutup. Ketika satu jalan ditutup otomatis toko di jalan tersebut juga ikut tutup,” imbuhnya.
Meski begitu, lanjut Perry, pihaknya terus melakukan berbagai sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi jamu terutama di kala pandemi. Salah satu sosialisasi yang dilakukan adalah menggelar rangkaian kegiatan peringatan Hari Jamu Nasional selama 27 Mei - 27 Juni 2021. “Banyak kegiatan yang sudah kami lakukan mulai dari kolaborasi talkshow virtual bersama sejumlah instansi dan lembaga,” tandas Perry.
Product Group Manager Jamu Iboe, Perry Angglishartono mengatakan, pada masa pandemi jamu memang termasuk industri yang mengalami peningkatan pasar lantaran jamu termasuk dalam produk kesehatan. “Secara umum saat ini penjual jamu semakin banyak. Bahkan penjualnya sekarang anak-anak muda terutama yang melalui marketplace online,” katanya, Rabu (4/8/2021).
Tingginya penjualan jamu, kata di, tidak lepas dari sosialisasi pemerintah, badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan presiden juga menganjurkan untuk minum jamu.
Baca juga: Sebanyak 250 Tahanan di Polda Jatim Jalani Vaksinasi COVID-19
“Pada semester I 2021, penjualan kami tumbuh hampir 15 persen dibandingkan semester I 2020. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada produk yang berkaitan dengan kebutuhan imunitas, seiring dengan pandemi COVID-19,” ujarnya.
Perry menambahkan, peningkatan penjualan banyak ditopang dari penjualan online yang naik hingga ratusan persen. Meski begitu, industri jamu juga tetap mengalami kendala distribusi. Hal itu dampak dari kebijakan PPKM.
“Secara distribusi akses jalan bisa lewat, tetapi untuk distribusi ke toko-toko yang sulit karena banyak yang tutup. Ketika satu jalan ditutup otomatis toko di jalan tersebut juga ikut tutup,” imbuhnya.
Meski begitu, lanjut Perry, pihaknya terus melakukan berbagai sosialisasi tentang manfaat mengkonsumsi jamu terutama di kala pandemi. Salah satu sosialisasi yang dilakukan adalah menggelar rangkaian kegiatan peringatan Hari Jamu Nasional selama 27 Mei - 27 Juni 2021. “Banyak kegiatan yang sudah kami lakukan mulai dari kolaborasi talkshow virtual bersama sejumlah instansi dan lembaga,” tandas Perry.
(msd)