Tanah Amblas di Luwu Nyaris Putus Jalan Trans Sulawesi
loading...
A
A
A
LUWU - Fenomena tanah amblas atau tanah bergerak terjadi di Desa Salu Paremang, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, Selasa, (13/7) pagi.
Fenomena alam ini menyebabkan terbelahnya tanah yang diperkirakan mencapai panjang 50 meter. Titik kejadian tepat di jalan poros trans Sulawesi, sehingga membelah bahu jalan dan menyebabkan aspal retak.
Baca Juga: Satlantas Polres Luwu
Informasi yang dihimpun SINDOnews, tanah amblas dan terbelah ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita. Kepala Desa Salu Paremang, Sarmang, kepada sejumlah wartawan menyebutkan lebar tanah yang terbelah hampir 1 meter.
"Kejadiannya sekitar pukul 07.00 Wita, tidak ada tanda tanda banjir besar, hujan memang tapi hanya gerimis, tidak deras. Warga saya heboh, ternyata ada kejadian tanah amblas dan terbelah," ujarnya.
"Seperti yang kita lihat lokasinya hanya beberapa meter dari sungai besar di Kamanre atau Sungai Paremang. Dan ini membelah bahu jalan, bahkan kondisinya ada aspal yang retak. Lebar tanah yang retak ada sekitar 70 sentimeter," lanjut Sarmang.
Data yang dihimpun SINDOnews menyebutkan, area yang mengalami fenomena tanah amblas ini hanya sekitar 7 sampai 10 meter dari sungai besar di Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu.
Baca Juga: banjir
Namun tidak sampai 5 tahun setelah pengerjaan, terjadi bencana tanah amblas dan menyebabkan keretakan tanah dan aspal di poros trans Sulawesi.
Data lapangan juga menunjukan tanah atau lokasi antara sungai dan jalan poros digunakan warga membangunrumah dan juga kios jualan makanan.
Kejadian ini langsung mendapat respons dari Pemerintah Kabupaten Luwu . Sekretaris Daerah (Sekda) Luwu, Sulaiman menyampaikan, informasi ini langsung direspons cepat oleh Bupati Luwu, Basmin Mattayang .
Baca Juga: Pak Bupati
"Kami akan rapatkan secepatnya terkait kondisi di sana," lanjutnya.
Melalui telepon, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Luwu, Husdin Iskandar membenarkan pertemuannya dengan pihak balai siang tadi.
"Saya sudah dapat perintah langsung dari Pak Bupati melalui Pak Kadis dan Pak Sekda juga sudah telepon. Saya sudah sampaikan ke pihak balai sekaitan kejadian di Luwu, pihak balai saat itu juga langsung merespons," katanya.
Baca Juga: banjir
"Kondisi tanah di sana memang sangat labil, tanah di bawah memang basah terus sehingga rawan amblas. Di bawahnya banyak pasir, makanya setiap banjir pasti ada tanah atau tebing sungai yang longsor atau amblas," jelasnya.
Lebih jauh disampaikan Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Luwu, untuk penanganan secara maksimal, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional perlu melakukan penelitian tanah secara detail.
"Kami perhatikan yang harus ditangani ada sekitar 1 kilometer, dari perbatasan Kamanre dan Tarramatekkeng hingga jembatan Kamanre. Dan penanganan serius dalam waktu dekat itu ada sekitar 100 meter," katanya.
Baca Juga: Polres Luwu
Lihat Juga: Mengerikan, Puluhan Bangunan Rumah Warga di Lebak Bergeser
Fenomena alam ini menyebabkan terbelahnya tanah yang diperkirakan mencapai panjang 50 meter. Titik kejadian tepat di jalan poros trans Sulawesi, sehingga membelah bahu jalan dan menyebabkan aspal retak.
Baca Juga: Satlantas Polres Luwu
Informasi yang dihimpun SINDOnews, tanah amblas dan terbelah ini terjadi sekitar pukul 07.00 Wita. Kepala Desa Salu Paremang, Sarmang, kepada sejumlah wartawan menyebutkan lebar tanah yang terbelah hampir 1 meter.
"Kejadiannya sekitar pukul 07.00 Wita, tidak ada tanda tanda banjir besar, hujan memang tapi hanya gerimis, tidak deras. Warga saya heboh, ternyata ada kejadian tanah amblas dan terbelah," ujarnya.
"Seperti yang kita lihat lokasinya hanya beberapa meter dari sungai besar di Kamanre atau Sungai Paremang. Dan ini membelah bahu jalan, bahkan kondisinya ada aspal yang retak. Lebar tanah yang retak ada sekitar 70 sentimeter," lanjut Sarmang.
Data yang dihimpun SINDOnews menyebutkan, area yang mengalami fenomena tanah amblas ini hanya sekitar 7 sampai 10 meter dari sungai besar di Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu.
Baca Juga: banjir
Namun tidak sampai 5 tahun setelah pengerjaan, terjadi bencana tanah amblas dan menyebabkan keretakan tanah dan aspal di poros trans Sulawesi.
Data lapangan juga menunjukan tanah atau lokasi antara sungai dan jalan poros digunakan warga membangunrumah dan juga kios jualan makanan.
Kejadian ini langsung mendapat respons dari Pemerintah Kabupaten Luwu . Sekretaris Daerah (Sekda) Luwu, Sulaiman menyampaikan, informasi ini langsung direspons cepat oleh Bupati Luwu, Basmin Mattayang .
Baca Juga: Pak Bupati
"Kami akan rapatkan secepatnya terkait kondisi di sana," lanjutnya.
Melalui telepon, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Luwu, Husdin Iskandar membenarkan pertemuannya dengan pihak balai siang tadi.
"Saya sudah dapat perintah langsung dari Pak Bupati melalui Pak Kadis dan Pak Sekda juga sudah telepon. Saya sudah sampaikan ke pihak balai sekaitan kejadian di Luwu, pihak balai saat itu juga langsung merespons," katanya.
Baca Juga: banjir
"Kondisi tanah di sana memang sangat labil, tanah di bawah memang basah terus sehingga rawan amblas. Di bawahnya banyak pasir, makanya setiap banjir pasti ada tanah atau tebing sungai yang longsor atau amblas," jelasnya.
Lebih jauh disampaikan Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Luwu, untuk penanganan secara maksimal, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional perlu melakukan penelitian tanah secara detail.
"Kami perhatikan yang harus ditangani ada sekitar 1 kilometer, dari perbatasan Kamanre dan Tarramatekkeng hingga jembatan Kamanre. Dan penanganan serius dalam waktu dekat itu ada sekitar 100 meter," katanya.
Baca Juga: Polres Luwu
Lihat Juga: Mengerikan, Puluhan Bangunan Rumah Warga di Lebak Bergeser
(luq)